SCORE.CO.ID – Seorang penggemar Nantes dilaporkan tewas dalam insiden bentrok antar-pendukung Nantes dan Nice yang terjadi tepat sebelum kick off dimulai. Sebagaimana diketahui “wabah kekerasan” di dunia sepakbola Prancis baru-baru ini muncul kembali. Insiden berdarah ini jelas mencoreng nama sepakbola Prancis.
Kronologis Tewasnya Suporter Nantes
Pada pernyataannya pihak Nantes menyatakan bahwa insiden terjadi di dekat stadion tempat pertandingan berlangsung pada hari Minggu, (3/12/23). Menurut laporan koran L’Equipe, sang penggemar merupakan anggota Brigade Loire – salah satu kelompok fans Nantes garis keras.
“Dalam keadaan yang menjadi subjek penyelidikan yudisial yang sedang berlangsung, suporter berusia 31 tahun itu pingsan dan punggungnya tertusuk,” kata klub, dikutip dari The West Australian, (3/12/23). Meskipun ada intervensi layanan darurat, nyawa sang penggemar tidak dapat diselamatkan.
Pemegang juara Prancis delapan kali itu mengatakan kantor kejaksaan telah melakukan penyelidikan. Jaksa penuntut umum Nantes Renaud Gaudeul mengatakan insiden itu terjadi sesaat sebelum jam 8 malam waktu setempat. Saat itu, para suporter Nice yang sedang dalam perjalanan menuju stadion memakai kendaraan sewaan pribadi diserang oleh para suporter Nantes.
“Investigasi forensik pertama menunjukkan bahwa korban mengalami luka di punggung, kemungkinan disebabkan oleh senjata tajam,” kata jaksa memberi penjelasan.
Sementara itu, koran lokal Ouest France melaporkan tersangka penyerang awalnya melarikan diri dari tempat kejadian sebelum akhirnya menyerahkan diri ke kantor polisi. Gaudeul mengatakan hari Minggu ada seorang pria yang datang ke kantor polisi Nantes. Pria itu ditahan atas tuduhan pembunuhan sukarela, dan menambahkan profil tersangka adalah pria berusia 35 tahun.
Ungkapan Kesedihan
Menteri Olahraga Prancis Amelie Oudea-Castera mengungkapkan kesedihan yang luar biasa. Rasa sedih ini, ia tuangkan dalam pesan yang diposting di X.
“Pikiran saya tertuju pada keluarganya, orang-orang yang dicintainya, dan teman-temannya di tribun,” tulis Oudea-Castera.
Disisi lain, pelatih Nantes Jocelyn Gourvennec mengaku baru mengetahui soal insiden dan kematian suporter mereka usai pertandingan. Ia mengungkapkan tentang betapa mencekamnya industri sepakbola jika seseorang berada diantara hidup dan mati ketika datang menonton pertandingan sepakbola tim kesayangannya di stadion.
“Saya tidak bisa membayangkan bagaimana Anda bisa pergi menonton pertandingan sepak bola, terkadang bersama keluarga, dan berada di antara hidup dan mati setelah pertandingan,” katanya, “Itu tidak bisa dibayangkan. Para pemain banyak membicarakannya di ruang ganti, mereka sangat tersentuh.”
Beberapa Insiden yang Mencoreng Nama Liga Prancis
Liga sepak bola Prancis menjadi berita utama karena berbagai alasan yang salah musim ini menyusul meningkatnya kekerasan di stadion selama dua musim terakhir. Menurut Menteri Dalam Negeri Gerald Darmanin, lebih dari 100 petugas polisi terluka dalam insiden terkait sepak bola musim lalu.
Pada bulan Oktober di Montpellier, pertandingan dihentikan pada waktu tambahan setelah para penggemar melemparkan kembang api dari tribun penonton yang mendarat di sebelah kiper Clermont, Mory Diaw. Pemain Senegal itu harus ditarik keluar dengan tandu, namun tidak mengalami cedera serius.
Beberapa minggu kemudian di Marseille, bus yang membawa pemain Lyon dilempari batu oleh fans di luar stadion Velodrome. Jendela-jendelanya pecah dan pelatih Lyon saat itu, Fabio Grosso, mengalami wajah berlumuran darah, cedera yang memerlukan jahitan.
Episode kekerasan lain terjadi di Montpellier akhir pekan lalu ketika sebuah bus yang mengangkut pulang pendukung Brest diserang ketika mereka meninggalkan kota menyusul kemenangan 3-1 untuk tim tandang. Bus mereka dihantam batu yang kabarnya terlempar dari jembatan jalan tol.