SCORE.CO.ID – Jepang Open 2025 sebentar lagi akan dimulai, tunggal putra Denmark, Anders Antonsen antusias menghadapi pertandingan demi pertandingan disini.
Pebulutangkis Denmark ini dikenal dengan gaya bermainnya yang flamboyan dan penuh semangat, namun ada satu capaian yang selalu luput dari genggamannya: peringkat 1 dunia.
Antonsen telah menghabiskan total 29 minggu di posisi peringkat 2 dunia, sebuah statistik yang mencerminkan konsistensi dan kemampuannya bersaing di level teratas.
Namun, entah mengapa, setiap kali mendekati puncak, selalu ada rintangan yang membuatnya belum bisa menggeser takhta.
Di sisi lain, fenomena menarik muncul dari Kunlavut Vitidsarn, pemain Thailand yang lebih muda. Secara mengejutkan, Vitidsarn baru-baru ini berhasil mencapai peringkat 1 dunia, sebuah pencapaian yang mungkin terasa pahit bagi Antonsen yang sudah lama mengintai posisi tersebut.
Kini, panggung Daihatsu Japan Open 2025 menjadi arena krusial bagi Antonsen. Turnamen ini menawarkan kesempatan emas baginya untuk akhirnya merebut peringkat 1 dunia dan menggeser Vitidsarn.
Namun, jalan menuju puncak tak akan mudah, mengingat dinamika poin yang ketat antara keduanya.
Mari kita lihat skenario poin yang mungkin terjadi setelah Japan Open 2025:
Kunlavut Vitidsarn: Mempertahankan Takhta dan Mengukir Sejarah 100 Ribu Poin
Sebagai peringkat 1 dunia saat ini, Vitidsarn memiliki beban untuk mempertahankan posisinya.
Namun, yang lebih menarik lagi, ia berkesempatan untuk mencapai tonggak sejarah.
Jika ia tampil gemilang, Vitidsarn bisa menjadi pemain Thailand kedua, setelah pasangan ganda campuran Dechapol Puavaranukroh/Sapsiree Taerattanachai, yang berhasil mengumpulkan lebih dari 100.000 poin di ranking dunia.
Japan Open 2025 bukan hanya sekadar turnamen bagi Anders Antonsen; ini adalah kesempatan untuk mengakhiri penantian panjangnya di posisi kedua dan akhirnya merasakan takhta peringkat 1 dunia. Namun, ia harus menghadapi Kunlavut Vitidsarn yang sedang dalam performa puncak dan memiliki kesempatan untuk mengukir sejarah 100.000 poin.
Perjalanan Antonsen yang nyaris mencapai puncak sebanyak 29 minggu menjadi kisah yang penuh drama dan harapan. Akankah di Tokyo ini ia bisa mengubah “hampir” menjadi “akhirnya”? Kita nantikan pertarungan menarik di Daihatsu Japan Open 2025!












