Analisis Taktik Tomas Trucha
Score.co.id – Ada sebuah energi baru yang mengalir di jantung tim kebanggaan Sulawesi Selatan. Sejak akhir Oktober 2025, ketika Tomas Trucha menggantikan Bernardo Tavares, PSM Makassar tidak lagi sekadar sebuah tim yang berjuang di papan bawah klasemen. Mereka sedang menjalani sebuah transformasi radikal. Revolusi itu bukan hanya soal angka di papan skor, melainkan perubahan filosofi bermain yang fundamental.
Artikel ini akan mengupas tuntas strategi jitu pelatih asal Republik Ceko tersebut, menganalisis dampak instan dan tantangan yang mengintai, serta memproyeksikan apakah revolusi ini mampu mengantarkan PSM kembali ke puncak kejayaan. Inilah kisah tentang bagaimana sebuah ide tentang total football mulai bersemi di Lapangan Karebosi.
Revolusi Filosofi: Dari Bertahan Menunggu ke Menguasai Permainan
Perubahan paling mendasar yang dibawa Tomas Trucha adalah pergeseran paradigma. Di bawah Bernardo Tavares, PSM cenderung pragmatis. Formasi seperti 3-5-2 atau 4-1-4-1 dipakai untuk membangun pertahanan padat (compact defence) dan mengandalkan serangan balik (counter attack) sebagai senjata andalan. Hasilnya sering kali adalah pertandingan alot dengan produktivitas gol yang rendah, rata-rata hanya satu gol per laga. Trucha datang dengan mentalitas yang bertolak belakang. Dengan tegas ia menyatakan fondasi filosofinya, “Saya tidak suka main bertahan.” Pernyataan itu bukan sekadar slogan, melainkan kompas taktis yang mengarahkan setiap detail latihan.
Filosofi yang diusungnya adalah adaptasi modern dari total football, sebuah konsep yang menuntut setiap pemain mahir dalam semua aspek: bertahan, menguasai bola, dan menyerang. Fokusnya beralih ke ball progression – kemampuan tim untuk membangun serangan secara aktif dari lini pertahanan, melalui umpan-umpan terukur dan pergerakan tanpa bola yang cerdas. Latihan-latihan intensif di pusat pelatihan difokuskan pada peningkatan teknik individu, kebugaran fisik puncak, dan analisis lawan yang mendalam. Tujuannya jelas: menciptakan sebuah mesin permainan yang agresif, cepat, dan terorganisir.

Formasi dan Mekanisme: Penerapan 4-2-3-1 dan Pressing Tinggi
Untuk mewujudkan filosofi tersebut, Trucha menjadikan formasi 4-2-3-1 sebagai pilihan utamanya. Formasi ini bukanlah hal yang benar-benar baru, namun penekanan dan instruksinya yang membuatnya efektif. Dua gelandang bertindak sebagai poros penghubung vital, menerima bola dari bek dan mendistribusikannya dengan cepat ke tiga gelandang serang di depannya. Bek sayap diinstruksikan untuk maju tinggi memberikan lebar, sementara striker tunggal menjadi ujung tombak sekaligus titik awal pressing.
Elemen kunci lain yang menjadi senjata adalah pressing tinggi secara kolektif. Begitu PSM kehilangan bola, seluruh unit bergerak maju untuk menekan pemain lawan yang menguasai bola dan opsi passing terdekatnya. Transisi dari menyerang ke bertahan ini dilakukan dengan intensitas maksimal untuk merebut kembali kepemilikan bola sesegera mungkin, idealnya di area lawan. Pendekatan ini menghasilkan dua keuntungan: mematikan serangan lawan sejak dini dan menciptakan peluang dari recovery ball di posisi berbahaya. Permainan menjadi lebih dinamis dan menguras energi, namun memberikan imbalan berupa peluang gol yang berlipat ganda.
Hasil Awal yang Spektakuler: Kebangkitan Ofensif dan Pengakuan
Dampak revolusi ini terasa hampir seketika. Debut Tomas Trucha pada 9 November 2025 melawan Dewa United berakhir dengan kemenangan 3-1. Itu hanyalah pembuka. Dua laga berikutnya, melawan PSBS Biak dan Persis Solo, menghasilkan dua kemenangan lagi dengan total tujuh gol dicetak. Dalam tiga pertandingan pertama itu, PSM menceploskan 10 gol, mengunci dua clean sheet, dan menunjukkan karakter tim yang pantang menyerah, terutama dalam kemenangan dramatis 4-3 atas Persis Solo.
Statistik ofensif melonjak drastis. Rata-rata gol per game naik dari 1 menjadi hampir 3. Pergerakan bola lebih lancar, peluang tercipta lebih banyak, dan yang paling penting, kepercayaan diri pemain meroket. Kesuksesan ini diakui secara luas, dengan Tomas Trucha meraih penghargaan Coach of the Week dua pekan berturut-turut (Vol. 13 dan 14). Penghargaan ini ia persembahkan untuk seluruh staf teknis dan pemain, menegaskan bahwa keberhasilan adalah buah kerja kolektif. PSM pun merangkak naik dari zona degradasi ke posisi kedelapan klasemen, menyuntikkan harapan baru untuk musim 2025/2026.
Ujian Nyata dan Tantangan Keseimbangan Skuad
Namun, setiap revolusi pasti menemui batu ujian. Pada pertandingan terakhir awal Desember 2025, PSM ditahan imbang 1-1 oleh Persebaya Surabaya. Pertandingan ini seperti penyiram air dingin yang realistis. Meski unggul cepat dan menciptakan peluang (termasuk dua bola yang membentur mistar), PSM gagal mempertahankan keunggulan dan harus bermain dengan sepuluh pemain setelah kartu merah Akbar Tanjung di masa injury time. Hasil imbang ini menyoroti beberapa celah kritis.
Pertama, konsistensi intensitas. Gaya pressing tinggi dan ball possession yang diusung Trucha sangat menguras energi. Menjaga level intensitas yang sama selama 90+ menit, terutama di tengah padatnya jadwal liga, adalah tantangan fisik dan mental yang besar. Kedua, kerapahan dalam transisi defensif. Saat pressing dilewati atau bola hilang di area tengah, ruang yang ditinggalkan bek sayap yang maju bisa dieksploitasi lawan dengan serangan balik cepat. Gol Persebaya menunjukkan kelemahan ini.
Trucha sendiri menyadari bahwa untuk revolusi ini berjalan langgeng, ia membutuhkan keseimbangan skuad yang lebih baik. Dalam konferensi pers, ia mengakui perlunya penambahan pemain di posisi tertentu untuk memperdalam opsi, sambil merampingkan posisi yang kelebihan pemain. Bursa transfer paruh musim Desember 2025 menjadi momen krusial. Ia tidak berniat melakukan rombakan besar, tetapi mencari pemain spesifik yang sesuai dengan DNA permainannya: teknis, cerdas, dan memiliki stamina tinggi.
“Saya yakin dengan skuad yang ada saat ini, tapi kita perlu keseimbangan. Kita punya terlalu banyak pemain di posisi tertentu dan kekurangan di posisi lain. Itu yang akan kita evaluasi,” – Tomas Trucha, seperti dikutip dari pernyataannya menyikapi bursa transfer.
Peran Suporter dan Proyeksi Masa Depan PSM
Di tengah ujian tersebut, dukungan dari Supporter PSM Makassar tetap tak tergoyahkan. Tribun stadion dan linimasa media sosial dipenuhi semangat “Ewako PSM” dan pesan-pesan motivasi seperti “Kita coba lagi next match.” Ketabahan ini menunjukkan bahwa revolusi Trucha telah berhasil menyentuh sisi emosional. Mereka bukan hanya melihat hasil, tetapi identitas permainan yang membanggakan. Dalam era di mana liga kita kerap diwarnai dinamika yang tak menentu, konsistensi rivalitas seperti ini justru menjadi penopang. Dalam identitas baru yang tangguh. Dalam dukungan ini adalah modal sosial yang tak ternilai bagi Trucha dan anak asuhnya.
Namun, jalan di depan tetap terjal. Jadwal pekan-pekan mendatang akan menghadapkan PSM pada ujian kelas berat melawan tim-tim papan atas. Konsistensi adalah kunci. Revolusi taktik Tomas Trucha telah membuktikan bahwa ia memiliki strategi jitu untuk membangkitkan PSM dari keterpurukan. Ia telah mengubah pola pikir, meningkatkan produktivitas serangan, dan mengembalikan senyum kepada para pendukung.
Kesimpulan: Sebuah Revolusi yang Belum Selesai
Revolusi yang dipimpin Tomas Trucha di PSM Makassar adalah sebuah proyek ambisius yang menunjukkan hasil awal yang menjanjikan. Pergeseran dari sepakbola reaktif ke proaktif, dari counter-attack ke ball progression, telah membawa angin segar dan poin-poin penting. Formasi 4-2-3-1 dan skema pressing tingginya menjadi senjata andalan yang efektif.
Namun, imbang melawan Persebaya menjadi pengingat bahwa proses ini belum selesai. Tantangan nyata terkait kedalaman skuad, konsistensi fisik, dan stabilitas pertahanan masih harus dijawab. Bursa transfer Desember dan kemampuan Trucha untuk beradaptasi terhadap taktik lawan akan menjadi penentu. Apakah ini hanya fase honeymoon period atau awal dari era baru kejayaan PSM? Jawabannya terletak pada kemampuan tim untuk mempertahankan filosofi ini melalui turbulensi, menyempurnakan keseimbangan, dan mengukir identitas baru yang tangguh. Satu hal yang pasti: dengan Tomas Trucha, PSM Makassar tidak lagi sekadar bertahan; mereka mengejar kemenangan dengan gaya.
Ikuti terus analisis mendalam dan berita terkini seputar taktik, perkembangan tim, dan bursa transfer BRI Liga 1 hanya di Score.co.id. Bagaimana pendapat Anda tentang revolusi Tomas Trucha? Apakah PSM sudah menemukan formula yang tepat? Sampaikan komentar Anda!












