Alasan Utama Kenapa Mason Mount Pindah ke MU: Gaji atau Ambisi Tim?

Di balik keputusan Mount tinggalkan The Blues.

Di balik keputusan Mount tinggalkan The Blues.
Di balik keputusan Mount tinggalkan The Blues.

Alasan Utama Kenapa Mason Mount Pindah ke MU

score.co.id – Selebrasi pertama Mason Mount di Old Trafford. Nomor punggung 7 legendaris membelit tubuhnya. Namun, di balik senyum pemain berkebangsaan Inggris itu, bergulir satu pertanyaan paling mendasar yang membayangi setiap transfer besar: apakah ini tentang uang, atau tentang mimpi? Saat Mount memutuskan meninggalkan Chelsea, klub yang membesarkannya, untuk bergabung dengan Manchester United pada Juli 2023, banyak spekulasi bermunculan. Satu narasi sederhana mudah dibentuk: pemain muda pindah demi kontrak gemuk.

Realitasnya, seperti halnya permainan sepakbola modern, jauh lebih kompleks dan menarik untuk diselami. Melacak setiap pernyataan, menganalisis konteks yang melingkupi, dan melihat perkembangannya hingga akhir 2025 mengungkap cerita yang lebih dalam tentang ambisi, pengakuan, dan sebuah proyek sepakbola yang menjanjikan.

Lanskap Kepindahan: Titik Balik Karier di Usia 24

Mount bukanlah pemain yang terjepit. Di usia 24 tahun, ia baru dua kali dinobatkan sebagai Pemain Terbaik Chelsea, menjadi pilar kunci kemenangan Liga Champions 2021, dan merupakan ikon akademi Cobham yang sukses. Namun, musim 2022/23 menjadi periode penuh gejolak bagi klub dan pemain. Chelsea mengalami perubahan kepemilikan dan kebijakan transfer yang agresif, menghabiskan ratusan juta pound untuk mendatangkan bakat-bakat baru di posisinya. Mount, dengan kontrak yang tinggal setahun lagi, tiba-tiba merasa seperti tamu di rumah sendiri.

Dalam berbagai wawancara setelah kepindahannya, Mount kerap menyiratkan perasaan ini. Ada kesan jelas bahwa ia merasa tidak lagi menjadi bagian dari rencana jangka panjang klub yang dicintainya. Negosiasi perpanjangan kontrak yang berlarut-larut dan penuh ketidakpastian memperkuat kesan tersebut. Ini bukan sekadar soal angka di kertas kontrak, tetapi soal nilai dan visi. Mount berada di puncak usia kompetitifnya dan membutuhkan kepastian bahwa ia adalah bagian sentral dari sebuah proyek. Chelsea, dalam fase transisi yang kacau, gagal memberikannya.

“Sulit meninggalkan klub masa kecil, tapi Manchester United memberikan tantangan baru yang menarik… Saya tahu betapa luar biasanya memenangkan trofi besar dan apa yang dibutuhkan untuk melakukannya. Saya sangat ambisius dan tidak sabar menjadi bagian dari dorongan tim ini untuk memenangkan trofi besar lagi,” ujar Mount dalam pernyataan resmi pertamanya di  Juli 2023.

Pernyataan itu menetapkan nada sejak awal: tantangan baru dan dorongan untuk trofi besar. Tidak ada satu pun referensi tentang kompensasi finansial. Ini adalah narasi yang dengan konsisten dipegangnya hingga sekarang.

Baca Juga  Liverpool Siap Datangkan Barcola dari PSG, Kenapa Jadi Seroyal Ini?
Alasan Utama Kenapa Mason Mount Pindah ke MU Gaji atau Ambisi Tim
Alasan Utama Kenapa Mason Mount Pindah ke MU Gaji atau Ambisi Tim

Faktor Pendorong dari Stamford Bridge: Lebih dari Sekadar Angka

Untuk memahami keputusan Mount, kita harus melihat apa yang sebenarnya ditawarkan Chelsea untuk mempertahankannya. Laporan dari sumber-sumber terpercaya seperti The Athletic dan Sky Sports mengungkapkan bahwa tawaran akhir Chelsea berupa gaji sekitar £200.000 per minggu. Angka itu secara nominal setara dengan apa yang akan ia dapatkan di Manchester United. Namun, di situlah letak perbedaan krusialnya.

Chelsea hanya menawarkan perpanjangan kontrak satu tahun, ditambah dengan klausul rilis tertentu. Bagi seorang pemain yang ingin stabilitas dan komitmen jangka panjang, tawaran ini terasa seperti penundaan, bukan solusi. Ini memperkuat persepsi bahwa Chelsea tidak sepenuhnya yakin, atau mungkin sedang membeli waktu sambil mengevaluasi pemain-pemain baru mereka. Selain itu, ada isu kesetaraan internal. Chelsea dikabarkan enggan membayar Mount setara atau melebihi Reece James, yang telah menandatangani kontrak jangka panjang dengan gaji sekitar £250.000 per minggu. Bagi Mount, yang memiliki prestasi dan kontribusi serupa, ini bisa dianggap sebagai bentuk ketidakseimbangan penghargaan.

Jadi, alasan meninggalkan Chelsea adalah gabungan dari: perasaan tidak lagi menjadi prioritas, ketidakpastian rencana sportif klub, dan penawaran kontrak yang tidak mencerminkan komitmen penuh. Mount tidak merasa “diperjuangkan”. Dalam situasi seperti itu, bahkan tawaran gaji besar pun terasa kosong tanpa visi yang jelas dan kepercayaan dari klub.

Daya Tarik Manchester United: Proyek Ten Hag dan Nomor 7

Di seberang kota Manchester, sebuah narasi yang sangat berbeda ditawarkan. Erik ten Hag, yang telah membawa United meraih trofi Carabao Cup dan finis di tiga besar pada musim pertamanya, sudah lama mengincar Mason Mount. Bahkan, sang manajer Belanda pernah berusaha meminjamnya untuk Ajax pada 2019. Ten Hag melihat dalam diri Mount profil pemain sempurna untuk sistemnya: teknis, cerdas, memiliki intensitas pressing tinggi, dan fleksibel untuk bermain di beberapa posisi di lini tengah dan depan.

Yang lebih penting, Ten Hag menjanjikan Mount peran sentral dalam rencana pembangunannya. Ini adalah janji yang langsung diwujudkan dengan pemberian nomor punggung 7 yang ikonik, sebuah simbol kepercayaan dan ekspektasi besar. Bagi Mount, yang merasa perannya memudar di Chelsea, janji tentang menjadi pusat dari proyek ambisius United sangatlah magnetis. United, meski belum sepenuhnya kembali ke puncak, menunjukkan trend yang jelas naik di bawah Ten Hag. Mereka memenangkan piala, kembali ke Liga Champions, dan memproyeksikan diri sebagai kekuatan yang sedang bangkit. Mount ingin menjadi bagian dari kebangkitan itu, bukan sekadar penonton.

Baca Juga  Ambisi Erik Ten Hag untuk Manchester United untuk Musim 2024/2025

Faktor reuni dengan Ten Hag, yang memahami betul potensinya, juga tidak bisa diabaikan. Dalam sepakbola modern, hubungan kepercayaan antara pelatih dan pemain seringkali menjadi penentu utama kesuksesan. Mount memilih lingkungan di mana ia merasa dihargai, dipercaya, dan dilihat sebagai bagian integral dari masa depan.

Posisi Gaji dalam Persamaan: Faktor Pendukung, bukan Penggerak Utama

Tentu saja, aspek finansial dari transfer ini tidak bisa diabaikan. Perpindahan Mount ke Manchester United memang disertai dengan peningkatan gaji yang signifikan. Dari perkiraan £80.000–£100.000 per minggu di Chelsea, ia mendapatkan gaji dasar £200.000–£250.000 per minggu di United, dengan bonus yang bisa mendorongnya mendekati £300.000 per minggu. Ini adalah lompatan finansial yang sangat besar.

Namun, klaim bahwa ini adalah motivator utama terbantahkan oleh beberapa fakta. Pertama, seperti telah disebutkan, Chelsea pada akhirnya juga menawarkan angka yang setara (£200k/minggu). Kedua, jika uang adalah segalanya, Mount bisa saja bertahan di Chelsea selama satu tahun lagi dan pergi secara gratis pada 2024, yang akan memberinya kekuatan negosiasi dan bonus tanda tangan yang jauh lebih besar di klub manapun. Ia tidak mengambil jalan itu.

Alih-alih menjadi penggerak utama, gaji tinggi di United lebih berfungsi sebagai “penguat logis” dari keputusan yang pada dasarnya sudah diambil berdasarkan pertimbangan sportif. Setelah memutuskan bahwa masa depannya tidak lagi berada di Stamford Bridge dan bahwa proyek Ten Hag di United adalah yang terbaik untuk kariernya, tawaran finansial yang luar biasa dari Setan Merah hanya membuat keputusan itu semakin mudah dan tak terbantahkan. Ini adalah paket komprehensif: peran penting, kepercayaan pelatih, proyek ambisius, dan kompensasi yang pantas. Menolaknya akan menjadi hal yang tidak masuk akal.

Perkembangan hingga 2025: Narasi yang Tetap Kokoh

Hingga akhir tahun 2025, narasi awal di sekitar transfer Mason Mount tidak mengalami perubahan atau revisi. Perjalanannya di Old Trafford memang tidak mulus, diwarnai oleh serangkaian cedera yang menghambat ritmenya. Namun, dalam setiap penampilannya, kualitas dan komitmennya tetap terlihat. Yang lebih menarik adalah bagaimana ia tetap dihargai oleh manajemen, bahkan setelah pergantian pelatih dari Ten Hag ke Ruben Amorim pada 2024.

Baca Juga  Insiden Rebutan Penalti dalam Kemenangan Chelsea Buat Cole Palmer Gerah

Ruben Amorim, dengan sistem 3-4-3-nya yang dinamis, justru menemukan dalam diri Mount sebuah profil yang sangat berharga. Fleksibilitas Mount, kemampuannya bermain baik sebagai gelandang dalam maupun sayap, membuatnya cocok dengan tuntutan taktis pelatih Portugal itu.

“Mason adalah pemain dengan kecerdasan taktis yang luar biasa. Dia sangat cocok dengan yang kami butuhkan dalam sistem ini; pekerja keras, teknis, dan bisa menempati banyak posisi. Dia sangat reliable bagi tim,” komentar Amorim dalam sebuah konferensi pers pada 2025,

Pernyataan Amorim ini mengukuhkan apa yang sejak awal diincar Ten Hag: kecocokan taktis mutlak. Mount, meski cedera, tetap dilihat sebagai aset kunci. Dalam wawancara-wawancara terkininya di platform media klub seperti MUTV dan Inside United, Mount konsisten mengulang tema yang sama: keinginan untuk memenangkan trofi, kebahagiaan bisa berkontribusi setelah melewati masa sulit cedera, dan antusiasme untuk berkembang di bawah bimbingan Amorim. Tidak ada jejak penyesalan atau isyarat bahwa uang adalah alasan utamanya berada di Manchester.

Proyeksi Mason Mount dan United ke Depan

Jadi, manakah yang lebih kuat: gaji atau ambisi tim? Berdasarkan rentetan peristiwa, pernyataan resmi yang konsisten, dan konteks di balik meja negosiasi, jawabannya jelas: ambisi tim dan proyek sportif-lah yang menjadi motor utama kepindahan Mason Mount. Gaji yang besar adalah konsekuensi wajar dari statusnya sebagai pemain berkelas internasional yang pindah ke klub sebesar Manchester United, sekaligus faktor yang memuluskan dan mengukuhkan keputusannya setelah hubungannya dengan Chelsea retak.

Mount mencari stabilitas, pengakuan, dan sebuah visi yang jelas untuk menaklukkan puncak-puncak tertinggi sepakbola. Chelsea, dalam fase transformasi yang kacau, gagal memberikannya. Manchester United, dengan Erik ten Hag yang begitu menginginkannya dan sebuah roadmap menuju kesuksesan, hadir dengan tawaran yang sempurna. Uang adalah bagian dari paket itu, tetapi bukan intinya. Intinya adalah kesempatan untuk menjadi pahlawan di teater mimpi baru, mengenakan nomor yang legendaris, dan membantu mengembalikan klub raksasa ke takhtanya. Itulah ambisi yang tidak ternilai harganya, dan itulah yang akhirnya membawa Mason Mount ke Theatre of Dreams.

Ikuti analisis mendalam dan berita terbaru seputar taktik, transfer, dan perkembangan sepakbola terkini hanya di Score.co.id.