PSM Juara Liga 1 Berapa Kali: Sejarah dan Prestasi Klub Unggul

Sejarah Gelar Juara PSM di Liga 1 Indonesia

PSM Juara Liga 1 Berapa Kali
PSM Juara Liga 1 Berapa Kali

PSM Juara Liga 1 Berapa Kali

score.co.id – kami percaya bahwa PSM Makassar bukan sekadar klub sepakbola, melainkan simbol kebanggaan yang menggema jauh dari Sulawesi Selatan. Dijuluki “Juku Eja” atau Ikan Merah, tim ini telah mencatatkan namanya sebagai salah satu raksasa dalam sejarah sepakbola Indonesia. Bayangkan saja, hingga Mei 2025, PSM sudah mengoleksi tujuh gelar juara kompetisi papan atas Tanah Air, termasuk kemenangan epik di Liga 1 musim 2022–2023. Mari kita telusuri kisah perjuangan, kejayaan, dan harapan masa depan klub legendaris ini dengan cara yang lebih dekat dan personal.

Sejarah Kejayaan PSM Makassar

PSM Makassar punya cerita panjang yang dimulai dari lapangan sederhana hingga menjadi sorotan nasional. Di era Perserikatan (1931–1994), mereka adalah raja sejati. Total lima trofi berhasil diraih pada 1956–1957, 1957–1959, 1964–1965, 1965–1966, dan 1991–1992. Saya masih bisa membayangkan bagaimana Ramang, sang penyerang legendaris, mengoyak jala lawan dengan kecepatan dan naluri tajamnya. Keren, bukan? Kemenangan pertama di 1956–1957 seolah menjadi sinyal bahwa PSM bukan tim sembarangan, melainkan kekuatan yang ditakuti di seluruh Indonesia.

Sejarah Gelar Juara PSM di Liga 1 Indonesia
Sejarah Gelar Juara PSM di Liga 1 Indonesia

Ketika Perserikatan berakhir dan bergabung dengan Galatama menjadi Liga Indonesia pada 1994, PSM tetap menunjukkan kelasnya. Musim 1999–2000 adalah momen yang tak terlupakan. Bayangkan drama di Stadion Gelora Bung Karno, Jakarta, saat PSM tertinggal dari Pupuk Kaltim, lalu bangkit dan menang 3-2 di final. Itu adalah kali pertama mereka mengangkat trofi di era baru, seolah berkata, “Kami masih di sini!”

Baca Juga  Viral, Protes Keras Persija Jakarta Terkait Kinerja Wasit

Lalu, era Liga 1 yang dimulai pada 2017 membawa babak baru. Setelah bertahun-tahun berjuang, PSM akhirnya meraih gelar Liga 1 pertama mereka di musim 2022–2023. Di bawah asuhan Bernardo Tavares, tim ini tampil bak mesin yang tak bisa dihentikan. Kemenangan 3-1 atas Madura United pada 31 Maret 2023 menjadi penutup manis, mengakhiri paceklik gelar selama 23 tahun. Rasanya seperti melihat sahabat lama yang akhirnya mencapai mimpinya.

Pemain Kunci dalam Sejarah

Bicara soal PSM, tak lengkap tanpa menyebut nama-nama besar yang jadi tulang punggung tim. Ramang, misalnya, adalah legenda era Perserikatan yang hingga kini masih dikenang karena ketajamannya. Di era modern, ada Wiljan Pluim, gelandang Belanda dengan visi permainan yang luar biasa. Saya suka cara Pluim mengatur irama pertandingan, seolah dia punya peta lapangan di kepalanya. Kombinasi bakat lokal dan asing seperti ini selalu jadi resep jitu PSM untuk tetap bersinar.

Analisis Prestasi PSM Makassar

Dengan tujuh gelar, PSM berdiri tegak di antara klub elite seperti Persib Bandung dan Persis Solo. Tapi, apa yang membuat mereka istimewa? Pertama, manajemen yang punya visi jauh ke depan. Mereka tak hanya fokus pada kemenangan hari ini, tapi juga membangun akademi untuk mencetak bintang masa depan. Kedua, pelatih berkualitas seperti Bernardo Tavares membawa angin segar dengan taktik modern dan kemampuan membaca permainan.

Jangan lupakan peran suporter, “The Macz Man,” yang selalu mengubah stadion menjadi lautan merah. Atmosfer yang mereka ciptakan sering kali jadi “pemain ke-12” yang mendorong tim di saat-saat kritis. Namun, tantangan juga ada. Persaingan di Liga 1 semakin ketat, dan pada musim 2023–2024, PSM harus rela finis di posisi kedua di bawah Persib Bandung. Meski begitu, mereka tetap konsisten, tak pernah goyah dalam laga-laga besar.

Baca Juga  Persis Solo dan Arema FC Mendominasi, Persija Jakarta Masih Tertinggal

Perbandingan dengan Klub Lain

Kalau dibandingkan dengan Persib atau Persija, PSM memang punya sedikit gelar Liga 1—hanya satu dibandingkan beberapa milik duo raksasa Jawa itu. Tapi, kalau kita tarik ke total gelar sepanjang sejarah, PSM tak kalah jauh. Yang bikin saya kagum, mereka mampu bersaing meski berasal dari luar Jawa, di mana dominasi klub Jawa begitu kuat. Itu bukti bahwa semangat dan kerja keras bisa mengatasi segala batasan.

Dampak dan Proyeksi PSM Makassar

PSM bukan cuma soal trofi; mereka adalah inspirasi. Sebagai klub dari Sulawesi Selatan, mereka membuktikan bahwa tim daerah bisa bersinar di panggung nasional. Di level Asia, meski pernah tersingkir cepat di kompetisi 1996–1997, keikutsertaan mereka membuka mata bahwa sepakbola Indonesia punya potensi.

Hingga Mei 2025, PSM belum menambah gelar Liga 1 sejak 2022–2023, tapi mereka tetap jadi tim papan atas. Dengan skuad bernilai tinggi—masuk empat besar klub termahal di Liga 1 menurut Transfermarkt—mereka punya modal kuat. Ke depan, fokus pada pemain muda dan inovasi taktik akan jadi kunci. Jika “Juku Eja” terus menjaga api semangatnya, saya yakin trofi berikutnya tak akan lama lagi.

“PSM Makassar adalah cerminan semangat pantang menyerah. Mereka bukan hanya kebanggaan Sulawesi, tapi juga harapan sepakbola Indonesia,” ujar Syamsul Chaeruddin, eks kapten PSM di era 1990-an.

Tabel: Gelar Juara PSM Makassar

Era Kompetisi Jumlah Gelar Tahun Kemenangan
Perserikatan 5 1956–1957, 1957–1959, 1964–1965, 1965–1966, 1991–1992
Liga Indonesia 1 1999–2000
Liga 1 1 2022–2023

Penutupan

Kisah PSM Makassar adalah perjalanan penuh warna tentang ketangguhan dan semangat. Tujuh gelar mereka adalah bukti bahwa “Juku Eja” bukan sekadar klub, melainkan legenda hidup. Kemenangan di Liga 1 2022–2023 adalah puncak perjuangan, dan meski belum ada trofi baru hingga Mei 2025, PSM tetap jadi ancaman di lapangan. Dengan warisan gemilang dan suporter yang tak pernah lelah, masa depan mereka penuh harapan. Akankah kita segera melihat PSM mengangkat trofi lagi? Saya optimis!

Baca Juga  Pelatih Persik Target Timnya Wajib Ambil Poin di Kandang

Jangan lupa ikuti score.co.id untuk info terbaru seputar sepakbola Indonesia.