Score – Ketua Umum Partai Amanat Nasional (PAN) Zulkifli Hasan optimistis penyelenggaraan Pemilu 2024 bisa berjalan dengan lancar, aman, dan damai.
“Kita mengalami pemilu paling keras itu sudah lewat, ya, seperti Pilgub DKI, zamannya Pak Anies dan Pak Ahok, atau pilpres zaman Pak Jokowi yang dua pasang, dua kali, ya, kita terbelah waktu itu,” kata Zulhasdi Jakarta, Minggu.
Menurut Zulhas, pemilu paling keras yang sempat memecah belah bangsa telah terlewati pada masa Pemilihan Gubernur DKI Jakarta 2017.
Saat itu pasangan Anies Baswedan dan Sandiaga Salahuddin Uno meraih suara terbanyak, mengalahkan lawannya Basuki Tjahaja Purnama alias Ahok yang berpasangan dengan Djarot Saiful Hidayat.
“Oleh karena itu, yang paling buruk sudah lewat. Insyaallah, percayalah, yakinlah, menurut saya Pemilu 2024 akan berlangsung dengan baik, ya, saya beri judul kompetisi persaudaraan,” katanya.
Zulhas juga mengajak seluruh masyarakat untuk tidak mudah terpancing dengan adanya adu domba yang sengaja dilakukan oleh sejumlah oknum, mengingat pemilu cukup rentan dengan disintegrasi.
Masyarakat, kata dia, harus cerdas dalam menyaring informasi yang beredar di media sosial, mengingat kabar bohong atau hoaks sangat mudah menyebar luas.
“Sekarang banyak yang mau ngadu-ngadu kita, jangan mau kita diadu. Ayo kita bangun umat ini sehingga kita bisa bersatu,” ujar Zulhas.
Sementara itu, Bawaslu memprediksikan puncak penyebaran hoaks mengenai pemilu di media sosial akan terjadi pada bulan Februari 2024. Hal itu bercermin pada fenomena yang terjadi pada tahun 2019, puncak hoaks terjadi pada bulan April atau ketika berakhirnya tahapan kampanye sampai menjelang pemungutan suara.
“Kalau saat ini, bukan tidak mungkin, hoaks itu akan meningkat dan memuncak di akhir November 2023, pada tahapan kampanye sampai awal Februari 2024, menjelang tahapan pemungutan suara,” kata anggota Bawaslu Herwyn J.H.Malonda di Jakarta, Sabtu (2/9).
Herwyn menyampaikan, berdasarkan data pada 2019, sebanyak 501 isu hoaks menyebar saat menjelang tahapan pemungutan suara.