Score – Kembalinya Zlatan Ibrahimovic ke AC Milan tidak hanya menjadi mimpi belaka.
Meski belum diumumkan resmi pihak AC Milan dan akan dikonfirmasi segera terutama pada Senin (11/12/2023) waktu setempat, kepulangan Zlatan Ibrahimovic sudah santer terdengar.
Comeback ketiga kalinya yang dilakoni Ibrahimovic kali ini bakal berbeda.
Jika sebelum-sebelumnya berstatus sebagai pemain, kali ini Ibracadabra akan menjalani peran baru di luar lapangan.
Pria asal Swedia itu akan menjadi perpanjangan tangan dari pemilik AC Milan yang juga empunya RedBird, Gerry Cardinale.
Ibrahimovic bakal bekerja sama dengan Gerry Cardinale untuk mengembakan portofolio aset RedBird yang mencakup di bidang olahraga, media, dan hiburan.
Tidak hanya itu, Ibrahimovic juga bakal ditugaskan mencari peluang-peluang kemitraan baru dengan AC Milan.
Dirinya juga dapat memberikan masukan di pasar transfer AC Milan, sambil menyarankan potensi pergerakan.
Tugasnya sebagai konsultan juga akan bersinggungan dengan CEO Giorgio Furlani dan pelatih Stefano Pioli.
Nantinya Ibrahimovic akan bertugas pula untuk memperluas merek AC Milan secara global.
Untuk melakukannya, dirinya bakal memanfaatkan 123 juta pengikut media sosial.
Dalam wawancaranya dengan Financial Times, Zlatan Ibrahimovic mengaku jika dirinya memilih bermitra dengan RedBird karena reputasinya dalam bekerja sama dengan atlet dan selebritis yang ingin mengembangkan bisnis.
“RedBird telah bermitra dengan beberapa atlet, tim, dan tokoh bisnis terbaik di dunia untuk menciptakan bisnis yang memiliki makna dan dampak,” ucap Ibrahimovic.
“Saya berharap dapat berkontribusi dalam kegiatan investasi mereka di seluruh properti olahraga, media dan hiburan,” ujar eks penyerang Juventus dan Inter Milan tersebut menambahkan.
Tentunya dengan keberadaan Zlatan Ibrahimovic, AC Milan diharapkan dapat terdongrak namanya di pasar global selain performanya di lapangan.
Gerry Cardinale, yang mengakuisisi AC Milan senilai 1,2 miliar euro sekitar 18 bulan yang lalu, menyadari benar akan potensi tim yang dinilai saat ini sebagai raksasa yang sedang tertidur.
Mantan bankir Goldman Sachs tersebut melihat juara 19 kali Liga Italia itu dapat menjadi raksasa di bisnis olahraga, media, hiburan, dan budaya secara luas untuk bersaing dengan tim-tim dari Liga Inggris.
Baru-baru ini AC Milan bahkan meraih keuntungan tertingginya untuk pertama kalinya dalam 17 tahun terakhir.
Keuntungan itu sebagian berkat pertumbuhan merek klub di Timur Tengah dan Asia.
Adapun AC Milan sendiri saat ini tengah berjuang untuk lolos ke babak 16 besar Liga Champions dan memperjuangkan peluang menjuarai Liga Italia dengan tertahan di peringkat ketiga.