Score – Wall Street beragam pada akhir perdagangan Rabu (Kamis pagi WIB), dengan S&P 500 dan Nasdaq ditutup lebih tinggi setelah data menunjukkan kenaikan moderat dalam harga konsumen pada Agustus memperkuat ekspektasi bahwa Federal Reserve akan mempertahankan suku bunga tidak berubah pada September.
Indeks Dow Jones Industrial Average merosot 70,46 poin atau 0,20 persen, menjadi menetap di 34.575,53 poin. Indeks S&P 500 terangkat 5,54 poin atau 0,12 persen, mengakhiri sesi pada 4.467,44 poin. Indeks Komposit Nasdaq menguat 39,97 poin atau 0,29 persen, menjadi ditutup pada 13.813,59 poin.
Saham pertumbuhan megacap Tesla, Meta Platforms, Microsoft dan Amazon.com masing-masing naik lebih dari 1,0 persen. Sementara itu, Apple merosot 1,2 persen, turun untuk hari kedua setelah meluncurkan iPhone baru pada Selasa (12/9/2023) dan mempertahankan harga tidak berubah.
Indeks konsumer non-primer S&P 500 naik 0,9 persen, terangkat Ford Motor yang menguat 1,5 persen terkait rencana pembuat kendaraan tersebut untuk menggandakan produksi truk pikap hybrid F-150 pada tahun 2024.
Data menunjukkan harga konsumen mengalami peningkatan terbesar dalam 14 bulan pada Agustus seiring melonjaknya harga bensin, namun kenaikan inflasi tahunan merupakan yang terkecil dalam hampir dua tahun terakhir.
Ketahanan inflasi jasa-jasa telah menjaga prospek kenaikan pada November tetap hidup. Pedagang kini melihat peluang sebesar 97 persen bagi The Fed untuk mempertahankan suku bunganya pada September, dan kemungkinan sebesar 61 persen untuk jeda pada November, menurut CME FedWatch Tool.
“Saya tidak berpikir The Fed ingin membuat kejutan dan melakukan kenaikan suku bunga sebesar 25 basis poin ketika ekspektasinya adalah bahwa mereka tidak akan melakukan hal tersebut, namun kenaikan suku bunga tidak sepenuhnya mustahil untuk sisa tahun ini,” kata Victoria Fernandez, kepala strategi pasar di Crossmark Global Investment, dikutip dari Reuters.
Harga bensin, yang telah memicu kekhawatiran inflasi, mencapai puncaknya pada 3,984 dolar AS per galon pada minggu ketiga bulan ini, dibandingkan dengan 3,676 dolar AS per galon pada periode yang sama Juli.
Indeks utilitas S&P 500 naik 1,2 persen, dengan reli sektor yang biasanya defensif mengisyaratkan kegelisahan investor menjelang data harga produsen dan penjualan ritel pada Kamis, yang dapat mempengaruhi keputusan kebijakan Fed pada 20 September.
“Ini merupakan sebuah tanda bahaya, hal ini menunjukkan kegelisahan di antara para pemegang saham, dan hal tersebut bukanlah hal yang tidak terduga,” kata Keith Buchanan, manajer portofolio di GLOBALT Investments di Atlanta.
The Fed kemungkinan tidak akan menurunkan suku bunganya sebelum periode April-Juni tahun depan, menurut jajak pendapat Reuters.
Citigroup naik 1,7 persen setelah CEO Jane Fraser mengumumkan reorganisasi manajemen besar-besaran yang akan mengakibatkan lebih banyak PHK dan memberinya pengawasan langsung yang lebih besar terhadap bank saat ia berupaya menyederhanakan strukturnya.
Saham produsen kendaraan listrik China Nio dan Xpeng yang tercatat di AS masing-masing turun 4,7 persen dan 3,1 persen, setelah Komisi Eropa memulai penyelidikan untuk menilai apakah kendaraan mereka memerlukan tarif yang menghukum.
Sprit Airlines turun lebih dari 6,0 persen setelah maskapai bertarif rendah itu memangkas prospek pendapatan kuartal ketiganya untuk mencerminkan kenaikan harga bahan bakar.
Moderna naik 3,2 persen setelah produsen obat tersebut mengatakan vaksin flu mRNA-1010 memenuhi tujuan utama dalam uji coba tahap akhir. Perusahaan tersebut juga mengumumkan akan mengurangi produksi vaksin COVID-19.
Volume di bursa AS sejalan dengan beberapa minggu terakhir, dengan 9,9 miliar saham diperdagangkan, dibandingkan dengan rata-rata 9,9 miliar saham dalam 20 sesi sebelumnya.