Score – Wakil Ketua MPR RI Hidayat Nur Wahid (HNW) mengingatkan generasi muda untuk bisa menjadi mitra kritis pemerintah hendaknya harus paham aturan hukum yang ada di Indonesia.
“Bila kritis namun tidak tahu aturan hukum, hasilnya bisa kontraproduktifdan generasi muda hanya akan ditunggangi oleh kepentingan orang dan kelompok lain,” kata HNW dalam keterangan tertulis yang diterima di Jakarta, Kamis.
HNWmengemukakan hal itu ketika menghadiri undangan Ikatan Mahasiswa Muhammadiyah (IMM) Jakarta Selatan, yang menyelenggarakan program Darul Arqam Madya (DAM) training untuk kader IMM di Aula Kampus Universitas Muhammadiyah Prof.Dr. Hamka, Jakarta Selatan.
HNW mendukung generasi muda, seperti yang terhimpun dalam IMM, guna memaksimalkan peran melalui organisasi kampus, keagamaan, dan pelatihan-pelatihan agar mereka betul-betul tersegarkan ingatan peran sejarah dan memahami aturan-aturan hukum yang ada di Indonesia, termasuk mengetahui hak dan kewajiban seperti yang pernah diperankan oleh Jong Islamieten Bond dan Al Arqam.
Menurut dia, IMM dengan semangat ‘Fastabiqul Khairat’ harus disegerakan perwujudannyasehingga cita-cita yang diinginkan segera bisa diwujudkan. Namun,IMMjuga harus paham aturan hukum yang ada di Indonesia sehingga peran menjadi mitra kritis pemerintah bisa dilakukan dengan benar.
“Kritis tetap harus dilakukan dan secara konstitusional diberi ruang. Namun, jangan sampai tidak paham aturan hukum,” tegasnya.
Ia mengingatkan kader IMM harus menjadi kelompok yang berani dan kritis. Kendati demikian, harus tetap dalam koridor agama, konstitusi, dan cita-cita bangsa sehingga bisa berkontribusi menyelamatkan Indonesia dengan bonus demografinyamenuju Indonesia Emas pada Tahun 2045.
Penerima Bintang Mahaputra Adipradana ini mengajak dan berharap kepada kader IMM untuk berani mempersiapkan diri dan organisasi mengawal demokrasi dan reformasi, mengawal cita-cita kemerdekaan, dan berkontribusi agar bisa mewujudkannya.
“Ini penting sebab bangsa ini mestinya bisa mengunduh keuntungan bonus demografi. Pasti kita ingin hasil yang positif dari bonus demografi,” ujarnya.
Untuk mengunduh dampak positif bonus demografi, salah satunya adalah dengan peningkatan kualitas sumber daya manusia seperti yang dilakukan oleh IMM dengan DAM-nya. Dengan latihan-latihan, kader IMM bisa bersama generasi muda lainnya tidak hanya meningkat kualitasnya, tetapi juga paham betul dengan ajaran agama, konstitusi, sejarah, hak, dan kewajibannya.
Dengan demikian, lanjut dia, generasi muda akan terus tampil menjadi pelanjut perjuangan, guna menyelamatkan cita-cita kemerdekaan dan reformasi.
“Bonus demografi yang ada pun bisa bernilai manfaat dan maslahat untuk umat serta bangsa dan negara,” katanya menambahkan.
Sebaliknya, bila generasi muda dibiarkan tanpa kegiatan yang positif dan konstruktif, menurut dia, hal demikian akan membuat generasi muda terjerumus pada narkoba, free sex, LGBT, dan budaya global yang tidak sesuai dengan kepribadian bangsa.
“Keadaan ini akan bisa menjadi bom waktu dari bonus demografi. Kondisi itu akan menjauhkan Indonesia dari cita-cita bapak dan ibu pendiri bangsa,” kata HNW.
Alumnus Universitas Madinah, Arab Saudi, itu berharap generasi muda khusus IMM dapat mengukir sejarah lewat peran sertanya dalam membangun bangsa. Seperti yang diteladani oleh Al Arqam bin Abi Al Arqam, seorang pemuda pemberani, sahabat Nabi Muhammad saw.
Tidak hanya itu, HNW juga mengingatkan generasi muda bahwa mereka tinggal di negara Indonesia. Sebagai negara yang demokratis, di Indonesia terbuka lebar kesempatan bagi generasi muda untuk berperan serta dalam membentuk sejarah mengisi dan mengawal perjalanan bangsa.
Hal demikian, menurut HNW, sudah ditunjukkan oleh generasi muda muslim terpelajar pada tahun 1920-an yang tergabung dalam Jong Islamieten Bond (JIB).
“Dengan semangat Al Arqam dan JIB, generasi muda, kader IMMharusnya bisa hadirkan kontribusi untuk menyelamatkan demokrasi Indonesia dan bonus demografi yang terjadi di Indonesia,” kata HNW.