UFC Vegas 82 – Cacian dan Makian Jadi Bensin Jeka Saragih Buktikan Underdog Indonesia Mampu Bersinar di Oktagon

UFC Vegas 82 – Cacian dan Makian Jadi Bensin Jeka Saragih Buktikan Underdog Indonesia Mampu Bersinar di Oktagon

8jpg 20231119113734 SCORE.CO.ID

Score – Kemenangan manis diraih Jeka Saragih dalam debutnya di ajang UFC pada Minggu (19/11/2023) dini hari WIB.

Jeka berhasil menumbangkan Lucas Alexander lewat kemenangan knock-out (KO) dalam 91 detik di UFC Apex, Las Vegas.

Hasil tersebut membuatnya menambah rekor kemenangan dalam karier MMA-nya semakin menonjol, 14-3.

Menjadi petarung Indonesia pertama yang turun berlaga di kanvas oktagon ternyata membuat Jeka sempat dipandang remeh.

Bahkan pandangan remeh temeh itu pun datang tak jauh dari lingkungan petarung asal Simalungun, Sumatera Utara itu sendiri.

Apalagi setelah hasil final Road to UFC yang dijalani Jeka kala itu berakhir dengan kekalahan dari petarung asal India, Anshul Jubli.

Setelah kemenangannya dalam debut UFC-nya hari ini, petarung berusia 28 tahun itu mengungkap bahwa hasil ini menjadi bukti darinya bahwa cacian, hinaan dan makian yang selama ini ia terima sebelumnya, telah dijawabnya dengan kemenangan membanggakan untuk Merah Putih.

Ia tidak memungkiri bahwa caci maki yang ia terima sempat membuat dia berkecil hati karena kata-kata warganet yang terlalu pedas dan terkadang di luar nalar.

“Semua rintangan itu jadi motivasi buat saya.”

“Apalagi saya pernah mengalami kekalahan, yang mana kekalahan itu sangat begitu buruk bagi saya, karena banyak fans-fans yang menghujat saya sampai saya tidak bisa membacanya, karena sangat-sangat mengecilkan (hati) saya.”

“Tapi kemudian, saya ubah itu jadi motivasi. Karena baru pertama kali atlet Indonesia berkompetisi di UFC dan itu sangat membangkitkan ssemangat saya di atas oktagon ini,” paparnya.

Dipandang remeh membuat Jeka menjadi salah satu petarung yang paling tidak diunggulkan alias underdog.

Tetapi justru label sebagai non-unggulan inilah yang semakin menjadi pendorong semangatnya, apalagi setelah berbulan-bulan berlatih keras dibantu oleh para pelatih dan tim terbaiknya.

“Sebagai underdog, itu juga menjadi motivasi. Saya sangat tahu tentang itu (dipandang underdog), satu kampung saya pun meragukan saya bertarung di UFC, bahkan keluarga saya pun mungkin juga. Karena ada anggapan bahwa fighter Indonesia tak mungkin bisa menang di UFC.”

“Apalagi karena melihat dari hasil Road to UFC kemarin, banyak petarung Indonesia yang kalah, dan saya pun di kompetisi ini juga diragukan.”

“Tapi saya tidak memedulikan itu, dan menjadikannya sebagai motivasi terbesar saya. Aapalagi saya dibantu pelatih saya, Coach Marc (Fiore) dan Coach Jack (Jacob Burcker). Saya harus buktikan bahwa petarung Indonesia layak bertarung di UFC,” ujarnya bersemangat.

Exit mobile version