Tren Kontrak Setipis Tisu Toilet di MotoGP, Kali Ini Ducati Digoda Gengsi Satukan 2 Matahari

Tren Kontrak Setipis Tisu Toilet di MotoGP, Kali Ini Ducati Digoda Gengsi Satukan 2 Matahari

dueljpg 20231030123601 SCORE.CO.ID

Score – Pintu bagi Jorge Martin ke tim pabrikan Borgo Panigale terbuka setelah performa kuat yang mampu ditunjukkan pada MotoGP 2023.

Musim ini bak menjadi pembuktian bagi Martinator setelah kalah secara tragis dari Enea Bastianini dalam perebutan satu kursi di tim pabrikan Ducati.

Martinator, yang dibajak dari kolam pembalap KTM, sebenarnya menjadi prioritas utama Ducati saat menentukan pendamping Francesco Bagnaia untuk musim ini.

Namun, cedera yang mengganggu Martin dibarengi dengan laju kuat Bastianini membuat Ducati berubah pikiran sehingga pembalap yang disebut pertama tetap di tim satelit, Prima Pramac.

Kali ini situasinya terbalik. Bastianini merana karena cedera sedangkan Martin menggila dengan menjadi penantang Bagnaia yang berstatus juara bertahan.

Momentum pun bergerak ke garasi Pramac semenjak Martin di atas kertas menjadi pembalap tercepat dalam enam seri terakhir hingga MotoGP Thailand.

Dalam rentang waktu tersebut Martin mencetak 5 kemenangan sprint (83 persen), 3 kemenangan balapan utama (50 persen) plus 1 hasil podium lainnya, dan 4 pole position (67 persen).

Adapun ketika MotoGP Thailand dihelat akhir pekan lalu, Martin melakukan sapu bersih dengan merebut pole position serta posisi pertama dalam sprint dan balapan.

Media Spanyol, AS, lantas mengeluarkan rumor bahwa dalam balapan di Negeri Gajah Perang, peluang Martin untuk berseragam tim pabrikan terbuka lebih cepat.

Secara legal, Martin baru bisa mendapat promosi ke tim utama Ducati pada 2025 karena posisi Bagnaia dan Bastianini telah dijamin musim depan.

Kurang lebih demikian, karena sebenarnya hanya Bagnaia yang kontraknya menyebut posisi tim pabrikan sampai 2024.

Adapun Bastianini kontraknya di tim pabrikan Ducati hanya setahun.

Namun, sebagaimana diberitakan GPOne, pihaknya telah menerima konfirmasi tertulis dari Ducati bahwa musim depan akan tetap berwarna Merah.

“Kami menerima konfirmasi pada akhir Agustus. Semua sudah diputuskan dan ditandatangani,” ujar manajer pribadi Bastianini, Carlo Pernat.

Sayangnya, tren yang sedang terjadi dalam bursa pembalap MotoGP membuat ikatan dari sebuah perjanjian yang sah menjadi tidak lagi berharga.

Juara dunia delapan kali, Marc Marquez, membuat geger karena mengakhiri kontraknya dengan Honda setahun lebih cepat demi menyelamatkan karier di tim satelit Ducati, Gresini.

Di KTM Tech3, musim depan Pol Espargaro turun kasta dari pembalap reguler menjadi pembalap penguji sebelum waktunya demi memberi tempat bagi bocah ajaib, Pedro Acosta.

Memang, dalam dua peristiwa tersebut ada keterangan “kesepakatan bersama”. Namun, tendensi yang muncul adalah bahwa pembalap dan tim bisa berganti kapan saja.

CEO Aprilia Racing, Massimo Rivola, sampai mencak-mencak saat dua pembalapnya yaitu Maverick Vinales dan Miguel Oliveira diisukan pindah ke Honda meski terikat kontrak sampai musim depan.

“Pesan buruk yang keluar dari sana adalah kontraknya tidak berguna, dan cuma kertas untuk membersihkan pantat,” ucap Rivola seperti dilansir dari The-Race.

“Dalam dunia saya, sebuah kontrak adalah hal yang sangat serius. Mereka mengatur perjanjian, pernikahan, pernikahan antara dua belah pihak.”

“Dan kecuali ada sesuatu yang luar biasa di mana salah satu pihak berkata cukup, semacam itu, mereka ingin bercerai, saya tidak melihat ada alasan kenapa (sebuah kontrak harus diakhiri).”

Kehadiran Martin pada musim depan akan menciptakan dua matahari di garasi Ducati.

Terakhir kali sebuah tim diperkuat dua pembalap teratas klasemen musim sebelumnya adalah 2010 yaitu tim pabrikan Yamaha dengan duet Valentino Rossi dan Jorge Lorenzo.

Isu kepindahan Martin ke Ducati makin kencang setelah petinggi Pramac seperti membenarkan adanya kemungkinan sang ujung tombak meninggalkan tim mereka lebih cepat.

“Saya bisa memberi Anda banyak jawaban. Ini membuat saya sedih dan membuat saya bahagia,” ujar direktur performa Pramac, Fonsi Nieto, kepada AS.

“Ini membuat saya sedih di satu sisi dan 100 persen bahagia di sisi lain, tetapi ini semua untuk alasan itu, karena kami juara dunia, di dalam tim kami akan sangat senang untuk melihatnya. Demikian juga, jika tidak menang.”

“Sekarang Jorge adalah pembalap yang pantas mendapatkan motor yang dia inginkan dari paddock ini. Dia adalah pembalap yang paling diinginkan oleh para pabrikan.”

Sementara manajer tim Pramac, Gino Borsoi, menimpali, “Saya tidak tahu apa yang akan terjadi, tetapi kalau itu terjadi, itu semua karena dia pantas mendapatkannya.”

Exit mobile version