Score – Tercatat ada lima pemain yang jadi ujung tombak skuad Garuda nanti.
Mereka adalah Hokky Caraka, Ramadhan Sananta, Dendy Sulistyawan, Dimas Drajad, dan Rafael Struick.
Kondisi ini menjadi alarm bahwa Indonesia tidak akan terus bermain bertahan melawan tim kuat dari daratan Asia.
Shin Tae-yong menjelaskan, secara ranking FIFA mereka berada di posisi yang kurang menguntungkan.
Menjadi tim terlemah kedua di Piala Asia tentu bukan hal yang baik bagi Indonesia.
Namun, mereka memastikan tidak hanya akan bermain bertahan di ajang ini.
Dia sudah cukup lama membangun skuad Garuda dan hanya bermain bertahan tidak akan membuat mereka maju.
“Meskipun ranking FIFA kami hampir jadi yang paling rendah dari 24 peserta di kompetisi ini.”
“Kalau kami cuma bermain di belakang dan fokus pada pertahanan, saya pikir sepak bola Indonesia tidak akan berkembang.”
“Kami tidak akan bisa berkembang,” kata Shin Tae-yong, Minggu (14/1).
Pelatih berusia 53 tahun ini menambahkan bahwa sepak bola modern menuntut semua pemain untuk bisa bermain bertahan dan menyerang.
Mereka juga harus membangun serangan dengan baik dan banyak hal yang bisa dilakukan.
Misi ini yang akan mereka bawa untuk Piala Asia nanti.
“Ada beberapa karakteristik yang dimiliki sepak bola modern yang baik.”
“Kami ingin mengikuti kecenderungan sepak bola modern itu.”
“Jadi kami mencoba mengikutinya, dengan bukan hanya berfokus pada pertahanan.”
“Melainkan juga fokus pada build-up dan lain-lain,” tegasnya.
Pelatih kelahiran Yeongdeok tersebut menilai sejak awal dia datang tujuannya untuk membawa sepak bola berkembang jadi lebih baik.
Bahkan, hasil pertandingan dan kompetisi belum jadi tujuan utama bagi timnya.
Membangun pondasi timnas yang kokoh jadi fokus utama di timnas Indonesia.
“Taktik kami ini berfokus pada upaya mengembangkan sepak bola Indonesia.”
“Bukan semata-mata tertuju pada hasil,” pungkasnya.