Tijjani Reijnders Menolak Indonesia: Ini Alasan Utamanya

Terungkap! Alasan utama Reijnders tak pilih Timnas Garuda.

Tijjani Reijnders Menolak Indonesia
Tijjani Reijnders Menolak Indonesia

Tijjani Reijnders Menolak Indonesia

score.co.id – Mengapa seorang gelandang bintang dengan darah Indonesia memilih jalan berbeda? Nama Tijjani Reijnders terus bergema di kalangan pecinta sepak bola Tanah Air, bukan hanya karena nilainya yang melonjak hingga €70 juta dalam transfer ke Manchester City, tetapi juga karena keputusan tegasnya menolak tawaran PSSI untuk memperkuat Timnas Garuda. Di balik kesuksesannya sebagai Gelandang Terbaik Serie A musim 2024-2025, tersimpan cerita kompleks tentang identitas, ambisi, dan loyalitas yang mengundang tanya.

Keputusan dan Motivasi Inti

Tijjani Reijnders secara konsisten menegaskan komitmennya pada Tim Nasional Belanda sejak awal karir. Keputusan ini bukan reaksi spontan, melainkan pilihan matang yang berakar pada impian masa kecilnya. Pemain berusia 26 tahun itu lahir dan menghabiskan seluruh hidupnya di Belanda, menjalani pendidikan sepak bola di akademi AZ Alkmaar sebelum puncak karirnya bersama AC Milan.

Terungkap! Alasan utama Reijnders tak pilih Timnas Garuda.
Terungkap! Alasan utama Reijnders tak pilih Timnas Garuda.

Pendekatan PSSI sebenarnya sudah dilakukan saat Reijnders masih membela Alkmaar U-23. Saat itu, fokus utamanya adalah menembus tim inti Oranje, bukan sekadar menjadi pilihan alternatif. Impian itu terwujud pada debutnya melawan Yunani pada 7 September 2023. Pengalaman membela negara kelahirannya di turnamen besar ia gambarkan sebagai “momen luar biasa” yang mengukuhkan kebanggaan nasionalnya.

Analisis Mendalam Keputusan Reijnders

Konsistensi Reijnders menolak naturalisasi Indonesia mencerminkan integritas karir yang langka. Meski warisan Indonesia dari ibunya, Angelina Lekatompessy, tak bisa dipungkiri, pemain ini memprioritaskan koneksi emosional dengan Belanda-tempat ia membentuk identitas dan keahlian sepak bolanya. Keputusan ini semakin bermakna mengingat posisinya kini sebagai salah satu gelandang paling berpengaruh di Eropa.

Baca Juga  Persib Berambisi Bungkam Persita untuk Naik di Klasemen BRI Liga 1

Transfernya ke Manchester City pada Juni 2025 menjadi penegasan ambisinya: bersaing di panggung tertinggi Eropa. Bermain untuk Belanda memberi akses langsung ke kompetisi elite seperti Piala Dunia dan UEFA Nations League, platform yang selaras dengan kualitas teknisnya. Pilihan serupa ia buat saat memilih AC Milan ketimbang Barcelona pada 2023-prioritas pada jaminan menit bermain dan peran taktis inti.

Meski menutup pintu bagi Timnas Indonesia, Reijnders tak pernah menyangkal akar Maluku-nya. Ungkapannya bahwa Indonesia “tetap ada di hatinya” menunjukkan sikap menghormati warisan budaya tanpa mengorbankan prinsip profesional.

Dampak dan Pelajaran untuk Sepak Bola Indonesia

Perbedaan jalan yang diambil Reijnders dan adiknya, Eliano Reijnders-yang memilih membela Timnas Garuda-menyoroti kompleksitas dinamika pemain diaspora. Kasus ini menjadi cermin bagi strategi PSSI dalam merekrut pemain keturunan. Beberapa poin kritis patut dicermati:

  1. Faktor Kompetitif: Pemain kelas dunia seperti Reijnders cenderung memilih tim yang memberi peluang kompetisi di level tertinggi. Kesiapan infrastruktur sepak bola Indonesia masih menjadi tantangan.
  2. Identitas vs. Ambisi: Keputusan pemain diaspora tak selalu hitam-putih. Ikatan emosional dengan negara kelahiran sering kali lebih kuat daripada hubungan genealogis semata.
  3. Timing yang Tepat: Pendekatan PSSI ke Reijnders di masa muda ternyata kurang efektif karena fokusnya sudah tertuju pada Oranje.

Fenomena ini seharusnya mendorong reformasi kebijakan naturalisasi yang lebih terukur. Alih-alih berburu pemain “instan”, PSSI perlu membangun sistem yang menarik pemain diaspora melalui komitmen jangka panjang-misalnya dengan mengintegrasikan mereka sejak usia dini dalam program pelatihan nasional.

“Bermain untuk Belanda adalah puncak mimpi sejak saya kecil. Setiap anak yang tumbuh di sini memahami kehormatan mengenakan jersey Oranje. Saya bangun setiap hari untuk meraih ini,” ujar Reijnders dalam wawancara eksklusif tahun lalu. Soal Indonesia, ia menambahkan: “Saya menghormati sejarah keluarga dan akan selalu membawa Indonesia dalam diri saya.”

Penutup

Keputusan Tijjani Reijnders adalah kisah tentang kesetiaan pada impian awal dan kejernihan memetakan jalan karir. Meski menjadi “yang hilang” bagi Timnas Indonesia, sikap profesionalnya patut diapresiasi. Bagi PSSI, momentum ini bisa jadi titik balik untuk memperkuat basis pemain lokal sambil menyusun pendekatan lebih humanis kepada pemain diaspora. Yang pasti, nama Reijnders akan terus dikenang sebagai salah satu talenta terbaik yang mengalirkan darah Indonesia, meski tak pernah bermain untuk merah-putih.

Baca Juga  Klasemen Brentford vs Nottingham Forest Info Poin Liga Inggris

Pantau terus perkembangan transfer dan berita sepakbola terkini hanya di score.co.id-sumber tepercaya untuk cerita yang mencerahkan.