Thomas Tuchel: Tim yang Dilatih Sekarang pada 2025

Perjalanan karier terbaru Thomas Tuchel di klub atau timnas pada 2025.

Thomas Tuchel
Thomas Tuchel

Thomas Tuchel 2025

score.co.id –  Dunia sepakbola tak pernah sepi dari kejutan, dan di tahun 2025, sorotan tertuju pada Thomas Tuchel. Pelatih asal Jerman ini kini menahkodai tim nasional Inggris, sebuah langkah yang membukakan lembaran baru dalam kariernya yang sudah penuh prestasi. Tulisan ini akan mengupas peran Tuchel saat ini, lika-liku perjalanan menuju posisinya, dan dampak yang ia bawa ke kancah internasional. Berdasarkan informasi terkini hingga Maret 2025, mari kita telusuri apa yang membuat kehadirannya begitu mencuri perhatian.

Langkah Awal: Tuchel di Panggung Dunia

Thomas Tuchel bukan sosok asing di dunia bola. Ia pernah menggebrak Eropa dengan klub-klub top, dan sekarang ia melangkah ke ranah yang lebih luas: tim nasional. Di usia 51 tahun, ia resmi menjadi pelatih Inggris pada 2025, sebuah keputusan yang mengguncang sekaligus mengundang tanya. Bagaimana seorang Jerman bisa memimpin tim dengan sejarah sepakbola sehebat Inggris? Jawabannya ada pada pengalaman, ketajaman taktik, dan visi besar yang ia bawa untuk Three Lions.

Perjalanan Tuchel ke kursi ini dimulai usai ia meninggalkan Bayern Munich pada 2024. Setelah membawa Chelsea juara Liga Champions dan menorehkan sukses di Bavaria, ia memilih tantangan berbeda. Oktober 2024 jadi titik balik saat FA menunjuknya, dan tugas resmi dimulai Januari 2025. Langkah ini bukan sekadar pergantian pelatih, melainkan bukti bahwa Tuchel adalah sosok yang dipercaya mengubah nasib sebuah tim.

Perjalanan karier terbaru Thomas Tuchel di klub atau timnas pada 2025.
Perjalanan karier terbaru Thomas Tuchel di klub atau timnas pada 2025.

Timnas Inggris: Tantangan Baru Sang Maestro Taktik

Di tahun 2025, tim nasional Inggris jadi kanvas terbaru Tuchel. Ia menggantikan Gareth Southgate, yang mundur setelah kekalahan di final Euro 2024 dari Spanyol. Dengan kontrak 18 bulan hingga Piala Dunia 2026, Tuchel punya misi berat: mengakhiri puasa gelar Inggris sejak 1966. Tekanan besar mengintai, apalagi dengan talenta seperti Harry Kane, Jude Bellingham, dan Phil Foden yang siap ia poles.

Baca Juga  Thomas Tuchel Rela Gaji Disunat demi Terima Pinangan Timnas Inggris

Debutnya di Wembley pada Maret 2025 melawan Albania jadi bukti awal. Skor 2-0 tercipta, dan gaya permainan mulai terlihat: penguasaan bola, pressing ketat, dan serangan cepat. Bagi fans, ini seperti hembusan udara segar setelah era Southgate yang kerap terasa monoton. Tuchel, pelatih asing ketiga setelah Eriksson dan Capello, membawa warna baru dengan staf seperti Anthony Barry, yang pernah membantunya di Chelsea.

Debut Menjanjikan: Langkah Pertama di Inggris

Kedatangan Tuchel tak langsung mulus. Lee Carsley sempat jadi pelatih sementara di akhir 2024, sebelum Tuchel resmi bertugas pada Januari 2025. Laga perdananya melawan Albania pada 21 Maret jadi sorotan. Inggris tampil menekan, menguasai bola hingga 65%, dan menciptakan banyak peluang. Gol dari Kane dan Saka menutup laga, tapi yang bikin orang bicara adalah duet Rice-Bellingham di lini tengah—padu dan penuh kreativitas.

Tiga hari berselang, 24 Maret 2025, Inggris menang 3-1 atas Latvia. Permainan agresif dan penuh risiko jadi ciri khas. Tuchel seolah ingin bilang: ini tim baruku, dan aku punya rencana besar. Gaya ini mengingatkan pada masa jayanya di Chelsea, tapi kini ia harus menyesuaikan diri dengan ritme timnas yang jauh berbeda.

Pemain Andalan: Tulang Punggung Tuchel

Keberhasilan Tuchel tak lepas dari para bintangnya. Harry Kane, yang pernah bekerja dengannya di Bayern, jadi tumpuan depan. Tiga gol dalam dua laga awal jadi bukti ketajamannya. Jude Bellingham, dengan energi dan visi luar biasa, jadi mesin di tengah. Foden dan Palmer berebut tempat, sementara Stones dan Guehi kokoh di belakang.

Keputusan memanggil Jordan Henderson juga menarik. Di usia 34, ia membawa pengalaman yang menjaga keseimbangan tim. Tuchel tahu, kombinasi veteran dan muda adalah resep yang sudah teruji di klub-klub sebelumnya.

Baca Juga  Pemain Man United Semakin Memandang Sinis Erik ten Hag

Gaya Tuchel: Identitas Baru Three Lions

Tuchel punya ciri khas: penguasaan bola dan tekanan tinggi. Ia sering pakai formasi 4-2-3-1 yang lentur, memudahkan serangan balik cepat. Melawan Albania, ini terbukti efektif. Bedanya dengan klub, waktu persiapan di timnas terbatas. Tuchel atasi dengan pendekatan personal—ia甚至 hubungi lebih dari 50 pemain sebelum pilih skuad.

Ia juga pintar beradaptasi. Lawan Latvia, pressing dikurangi demi jaga stamina. Fleksibilitas ini jadi senjata, apalagi dengan jadwal internasional yang tak sepadat liga.

Tantangan di Depan: Ekspektasi dan Skeptisisme

Meski startnya apik, Tuchel tak lepas dari ujian. Sebagian fans Inggris awalnya ragu—kenapa bukan pelatih lokal? Tapi kemenangan demi kemenangan mulai bungkam kritik. Tantangan terbesar ada di Piala Dunia 2026. Generasi emas ini harus jadi juara, atau trauma turnamen lalu bakal terulang. Cedera pemain seperti Saka dan Alexander-Arnold juga jadi PR, meski skuad Inggris cukup dalam untuk rotasi.

Beda dengan Southgate: Dari Pragmatis ke Berani

Southgate membawa Inggris jauh, tapi sering dicap terlalu hati-hati. Tuchel beda—ia lebih agresif, fokus dominasi. Southgate setia pada inti tim, Tuchel berani coba nama baru seperti Lewis-Skelly dan Burn. Jika Southgate membangun fondasi, Tuchel datang untuk menyelesaikannya.

Menuju 2026: Dampak dan Harapan

Tuchel ubah wajah Inggris di 2025. Klub Premier League mulai rasakan efeknya—pemain dituntut lebih fit. Di kualifikasi, Inggris kokoh di grup dengan Serbia dan Andorra. Jika konsisten, trofi 2026 bukan mimpi. Langkah awal ini menjanjikan, tapi perjalanan masih panjang.

Akhir Kata: Era Tuchel Dimulai

Thomas Tuchel di 2025 adalah harapan baru Inggris. Dengan taktik cerdas dan nyali besar, ia bawa semangat segar. Perjalanan ke Piala Dunia 2026 penuh liku, tapi startnya sudah bikin dunia melirik. Akankah ia bawa trofi ke Wembley? Kita tunggu saja, tapi yang jelas, petualangan ini baru dimulai.