Score – Dia sempat menyoroti hal tersebut saat timnya bermain imbang melawan Persebaya Surabaya.
Menurutnya, masalah utama yang terjadi karena gejolak pemain muda dan senior di dalam tim.
Selain itu, bermain di depan ribuan suporter lawan membuat mental pemain Persija terpengaruh.
Hasilnya, mereka gagal meraih kemenangan di laga tersebut meski sudah unggul.
Thomas Doll menjelaskan bahwa pemainnya sudah memberikan yang terbaik saat melawan Persebaya.
Mereka juga berusaha membuktikan di sesi latihan tim.
Namun, di pertandingan lini tengah mereka kadang terlihat ragu saat menguasai bola.
Kondisi ini membuat Persija kesulitan saat membangun serangan.
“Setelah pertandingan terakhir, saya berbicara mengenai mentalitas bukan karena para pemain tidak memberikan segalanya, karena ini adalah bagian yang berbeda dari mentalitas.”
“Anda tahu bahwa Anda dapat melihat dan merasakannya dalam setiap sesi latihan dan juga dalam pertandingan.”
“Mereka ingin memenangkan pertandingan sepak bola, jadi bukan berarti mereka tidak siap atau tidak memiliki mentalitas yang baik untuk memenangkan pertandingan.”
“Masalahnya adalah kadang-kadang kami takut untuk pergi kadang-kadang dengan bola ke lini tengah dari belakang untuk menciptakan peluang,” kata Thomas Doll pada sesi jumpa pers jelang laga melawan PSS.
Pelatih berpaspor Jerman ini menilai saat tertekan pemain yang ada harus bisa menciptakan ruang.
Saat melawan Persebaya, hingga 20 menit awal mereka mampu menunjukkan permainan yang apik.
Menurutnya, saat berada di lapangan pemain Macan Kemayoran harus percaya diri untuk bertarung.
“Seperti saat melawan Persebaya karena 15 sampai 20 menit pertama. Kami bermain dengan fantastis. Kami memiliki posisi bola yang bagus.”
“Anda harus membusungkan dada dan menunjukkan bahwa saya ingin menguasai bola.”
“Saya mengambil tanggung jawab dan ketika bukan lawan, mereka juga dapat merasakan hal ini, maka Anda juga tidak akan merasakannya jika Anda tidak siap atau Anda sendiri,” tambahnya.
Pelatih berusia 57 tahun ini membandingkan kondisi ini dengan sepak bola Eropa.
Menurutnya, aspek mental sudah mulai dipelajari sejak berada di akademi.
Dia juga sudah berusaha menyalurkan hal ini saat sesi latihan Persija meski belum berjalan maksimal.
“Sedikit takut atau Anda tidak yakin dengan diri Anda sendiri. Ini adalah sebuah proses. Maksud saya, kami juga mengetahui hal ini di Eropa, di akademi kami, para pemain muda harus mempelajari hal ini.”
“Inilah yang saya katakan juga setelah pertandingan, tidak hanya hal-hal teknis taktis, hal-hal atletis yang sangat penting adalah ketika Anda bermain di depan stadion yang penuh dan situasinya tidak begitu jelas,”
“Anda harus menempatkan kepribadian Anda di lapangan. Jadi itulah mengapa penting bagi para pemain untuk meningkatkan hal ini.’
“Mereka juga dapat melakukan kesalahan, tidak masalah, tetapi lebih singkat, lebih ke berkepribadian,” pungkasnya.