The Nation: “Tatanan berbasis aturan” AS perlu dipikirkan ulang

CjkinzN007036 20230726 CBMFN0A001 SCORE.CO.ID

Score – Ketika lanskap geopolitik bergeser dalam satu dekade terakhir dan pengaruh Amerika Serikat (AS) meredup di seluruh dunia, Washington tidak dapat terus salah mengartikan semua intervensi atau keterlibatannya dalam konflik sebagai mempertahankan “tatanan berbasis aturan,” demikian ulasan sebuah artikel yang diterbitkan majalah The Nation pada Senin (24/7).

“Washington harus menerima bahwa teman dan sekutu akan sering kali mengambil jalannya sendiri jika kepentingan mereka tidak selaras dengan kepentingan AS di panggung dunia,” kata artikel itu.

Memang, penerapan luas sanksi ekstrateritorial sebagai prinsip utama ketatanegaraan AS telah membuat dorongan untuk melepaskan diri dari “aturan” Washington kian besar dari sebelumnya, artikel tersebut memaparkan.

Lebih lanjut disebutkan bahwa sekitar 40 persen cadangan minyak global berada di bawah sanksi AS dan hal itu menciptakan tekanan besar terhadap produsen dan pembeli minyak untuk beralih ke penjualan minyak nondolar.

Pada 2001, dolar AS mencakup 73 persen dari cadangan mata uang global. Sementara tahun ini, angkanya menjadi 58 persen atau turun 15 poin persentase. “Masalah tidak berakhir dengan dedolarisasi,” catatnya.

“Tatanan internasional berbasis aturan” mengalami kemerosotan yang tidak dapat dibalikkan. Menerima fakta tersebut dan memimpin gerakan untuk tatanan politik dan ekonomi yang baru, lebih inklusif, dan imajinatif adalah tugas yang dapat dilakukan AS dengan baik, kata artikel itu.

AS “harus mengadvokasi pembagian beban multilateral yang sebenarnya” melalui lembaga dan perjanjian yang ada saat ini maupun yang baru, dan “berhenti ‘menjaga ketertiban’ tatanan dunia sesuai yang dianggapnya perlu, dan menjadi bagian penting dalam menyatukan negara-negara untuk bertemu guna memecahkan masalah umat manusia yang paling membuat frustrasi,” demikian artikel itu menyimpulkan

Exit mobile version