Score – Menteri Koperasi dan UKM (Menkop UKM) Teten Masduki menilai kombinasi penggunaan strategi yang menghubungkan berbagai saluran pemasaran secara daring sekaligus luring atau omnichannel, dapat meningkatkan pendapatan para pelaku Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah (UMKM).
“Kombinasi saluran luring yang menarik perhatian konsumen saat melihat produk secara langsung dengan kehadiran daring, dapat meningkatkan pendapatan para UMKM secara signifikan,” kata Menteri Teten dalam sebuah diskusi di bilangan Kebon Sirih, Jakarta Pusat, Selasa.
Dia mengungkapkan bahwa saluran pemasaran omnichannel bagi para pelaku UMKM bisa menjadi semacam peluang dan hal itu merupakan dampak transformasi digital yang melahirkan disrupsi atau peluang-peluang baru.
“Produk UMKM yang tadinya tidak bisa menjangkau pasar yang lebih luas atau daerah yang strategis karena menyangkut biaya misalnya, sekarang sudah bisa berjualan. Artinya, tidak perlu lagi dipertentangkan antara daring dan luring karena ini peluang,” ujar dia.
Dia tidak memungkiri kenyataan bahwa tidak semua pelaku UMKM bisa berjualan secara daring berskala nasional, karena kapasitas produksi yang terbilang kecil dan tak mampu memenuhi permintaan pasar dengan cepat. Meski begitu, tetap ada UMKM yang memiliki pasar utama lewat saluran pemasaran secara luring.
“Jadi sekarang ini memang metode pemilihan berjualan secara daring atau luring hanya soal pilihan,” pendek dia.
Lebih lanjut Menteri Teten menjelaskan bahwa Pemerintah menerapkan pendekatan “sudut pandang helikopter” guna menciptakan bisnis model yang berkelanjutan sehingga terdapat keseimbangan antara platform bisnis global dengan lokal.
“Pemerintah berusaha mengatur secara komprehensif, bukan menguntungkan satu atau dua pihak. Kita ini punya potensi jadi negara maju dan untuk itu kita harus memperkuat entrepreneurship dalam negeri, harus ada merek-merek lokal yang kuat dan kita harus bangga,” tegas dia.
Dalam kesempatan tersebut, dia juga menyampaikan pendapat mengenai pentingnya seluruh pihak dan pemangku kepentingan untuk bersama-sama melindungi pasar dalam negeri agar tidak sampai dikuasai oleh produk-produk asing yang marak lewat kehadiran platform perdagangan secara elektronik yang bersifat global.
“Bangsa kita harus berpikir untuk melindungi pasar dalam negeri. Pemerintah tahu kalau ada konsumen yang butuh barang murah atau ada affiliator atau reseller yang diuntungkan dari platform global. Tetapi dalam jangka panjang kalau ekonomi dalam negeri produksi kita lumpuh, orang nggak punya pekerjaan, maka daya beli semakin jatuh. Itu juga harus dipikirkan,” ujarnya.