Score – Seperti diketahui, lini pertahanan skuad Garuda saat ini diisi pemain keturunan.
Beberapa nama seperti Jordi Amat dan Elkan Baggott menjadi andalan di posisi bek.
Selanjutnya ada Sandy Walsh dan Shayne Pattynama yang perlahan mendapatkan tempat utama.
Selanjutnya ada Nathan Tjoe-A-On dan Justin Hubner yang proses pemindahan status WNI mereka masih berjalan.
Pemain-pemain ini didominasi bergerak di posisi bek.
Hasani Abdulgani sempat menanyakan masalah ini kepada Shin Tae-yong.
Tepatnya saat dia masih menjadi anggota Exco PSSI dan mengurusi pemain keturunan.
Saat itu, pelatih asal Korea Selatan tersebut menegaskan bahwa dia memiliki standar khusus untuk pemain keturunan.
Dia ingin mereka memiliki level yang di atas rata-rata pemain lokal.
Dalam pembicaraan itu, Shin Tae-yong mengaku tidak menemukan pemain depan yang dia inginkan.
Hasilnya hanya pemain belakang yang diproses statusnya menjadi WNI.
Apalagi, proses pemindahan kewarganegaraan hanya dilakukan sesuai rekomendasi Shin Tae-yong.
“Lalu setelah saya lihat, saya tidak menemukan menurut kriteria saya di posisi depan, rata-rata pemain yang masuk kriteria itu ada di posisi belakang.”
“Itu alasannya dia ambil center bek, dari kacamata dia (Shin Tae-yong),” sambungnya.
Hassani menilai bahwa keputusan tersebut cukup rasional.
Saat ini skuad Garuda memiliki bek-bek yang memiliki postur tinggi.
Hal ini sangat penting saat berhadapan dengan lawan yang memiliki postur lebih baik.
Kolaborasi antara pemain keturunan dan lokal membuat mereka lebih kuat.
“Tapi kalau dari kacamata kita sebagai orang awam, saya lihat rata-rata pemain naturalisasi tingginya di atas 180 lebih.”
“Kalau selama ini kita ketemu tim Timur Tengah, atau Korea Selatan, Jepang, dan India yang secara tubuh lebih tinggi sudah gemetar kita.”
“Oleh karena itu kalau saya lihat di bawah ada Elkan Baggott, Jordi Amat, Sandy Walsh, ada Shayne Pattynama, ditambah Asnawi Mangkualam dan Pratama Arhan.”
“Kalau datang bola crosing atas silahkan saja sekarang, tidak takut,” pungkasnya.