SCORE.CO.ID – Pelatih Timnas Maroko U-17 Said Chiba menyatakan puas atas performa anak asuhnya. Walaupun, perjalanan mereka di Piala Dunia U-17 harus berakhir di babak perempat final setelah dikalahkan 0-1 oleh Timnas Mali U-17 pada pertandingan yang dilangsungkan di Stadion Manahan Solo, hari Sabtu malam (25/11/2023).
Meski hasilnya tidak sesuai harapan, Chiba memberikan apresiasi kepada para pemain dan fokus pada pembelajaran untuk meningkatkan prestasi di masa depan.
“Ya, tentu saja (puas dengan penampilan tim). Mereka mengesankan. Secara umum, mereka bertarung dengan sangat baik, dan ke depan, ini bisa menjadi proses pengembangan mereka. Pertandingan ini bisa menjadi langkah untuk meningkatkan kemampuan di masa depan. Insyaallah,” ujarnya, sebagaimana dikutip dari BeritaSatu, (26/11/23).
Sesuai perkiraan Said, pertandingan tim Mali memenuhi ekspektasinya. Sejak menit pertama, pertandingan itu berlangsung ketat dan menantang. Klimaksnya terjadi pada menit ke-81 ketika Ibrahim Diarra menciptakan satu-satunya gol untuk tim U-17 Mali. Keberhasilan ini menegaskan keunggulan tim dalam pertandingan yang sulit dan mendebarkan.
“Pertandingan sudah terprediksi, permainan keras. Mali adalah salah satu tim terbaik di turnamen ini, sejak laga dimulai sudah sangat sulit. Mereka memberikan banyak halangan bagi kami. Di sisi lain, kami tetap mencoba mengorganisasi dan bertahan hingga akhirnya kebobolan,” jelasnya lagi.
Meski merasa kecewa karena tereliminasi, Said menegaskan bahwa kekalahan bukan disebabkan oleh penampilan buruk anak asuhnya, melainkan karena kekuatan lawan yang lebih superior. Upaya tim tetap diakui, dan fokus mereka kini tertuju pada pembelajaran dan persiapan untuk kompetisi lainnya.
“Tentu kecewa karena sudah tidak bisa bermain lagi di babak selanjutnya. Mereka (pemain) tahu kesalahannya bukan karena tidak all out di pertandingan ini, karena mereka sudah tampil dalam laga ini dengan semangat. Para pemain kami, mereka sangat impresif,” kata Said.
Nassim Azaouzi: Kecewa Sekaligus Bangga
Nassim Azaouzi, pemain bertahan Maroko U-17, mengakui kekecewaannya atas ketidakmampuan timnya melangkah ke babak semifinal. Walaupun demikian, sempat berada di perempat final dalam Piala Dunia U-17 memberikan kebanggaan tersendiri untuknya. Hal itu lantaran menjadi merupakan pencapaian tertinggi Maroko dalam ajang dua tahunan FIFA tersebut.
Azaouzi menekankan nilai positif dari perjalanan mereka dan berharap dapat membangun fondasi untuk prestasi lebih besar di masa depan.
“Di Piala Dunia ini, kami setidaknya sudah mencetak sejarah dan kami bangga dengan itu. Sebenarnya kami ingin melakukan yang lebih, tetapi tidak bisa karena kalah hari ini. Jadi bisa dibilang kami kecewa, karena kami tahu bisa memberikan lebih tetapi harus berhenti di sini,” tutur Azaouzi.
Azaouzi mengakui timnya, termasuk dirinya, mendapat pembelajaran berharga dari pertandingan melawan Mali, terutama terkait peluang yang terlewat. Meski terdapat beberapa kesempatan untuk mencetak gol, tim diingatkan untuk memanfaatkan peluang dengan lebih efisien ke depannya. Menyadari pentingnya efektivitas dalam mengeksploitasi momen-momen krusial, Azaouzi dan rekan-rekannya bertekad untuk meningkatkan kinerja mereka dan mengoptimalkan peluang gol di pertandingan-pertandingan mendatang.
“Kami bermain sangat keras dan harus berduel. Kami punya peluang dan kami bermain bagus, tetapi sayangnya kami tidak bisa mencetak gol. Meski terkadang itu terjadi di pertandingan, hal ini yang harus dibenahi untuk masa depan,” pungkasnya mengakhiri.