Target Striker Muda Barcelona
score.co.id – Sebuah era perlahan mendekati akhirnya di Camp Nou. Robert Lewandowski, mesin gol yang tak terbantahkan, tak lagi abadi. Di usianya yang ke-37 pada musim 2025/26, klub telah memulai misi rahasia yang paling krusial: menemukan penerusnya. Ini bukan lagi soal siapa yang bisa mencetak gol sebanyak mungkin hari ini, tetapi tentang siapa yang dapat memikul tongkat estafet untuk lima hingga sepuluh tahun ke depan.
Di bawah bayang-bayang keterbatasan finansial yang masih membelit, Barcelona, dengan visi Hansi Flick, berburu seorang striker muda yang tak hanya jago mencetak gol, tetapi juga menjadi simbol transisi generasi. Artikel ini mengupas tuntas rencana strategis Blaugrana, menganalisis profil kandidat utama, dan mengungkap dilema yang akan membentuk masa depan lini serang klub Catalan tersebut.
Strategi Pencarian: Mengapa Barcelona Memilih Jalur Muda dan Terjangkau
Langkah pertama memahami perburuan ini adalah meninggalkan fantasi. Nama-nama besar seperti Erling Haaland mungkin menjadi impian presiden Joan Laporta, tetapi realita anggaran berbicara lebih lantang. Fokus Barcelona sangat jelas: mencari striker muda dengan profil berpotensi tinggi yang harganya terjangkau. Tujuannya bukan untuk langsung merekrut bintang yang sudah jadi, melainkan menemukan permata kasar yang bisa diasah di bawah bimbingan Flick, dan yang terpenting, mampu bersaing secara sehat dengan Ferran Torres untuk posisi sentral.
Pola permainan Hansi Flick menjadi kompas utama. Flick menginginkan tim yang agresif, dengan pressing tinggi dari depan, pergerakan yang dinamis, dan transisi cepat. Lewandowski, dengan segala kehebatannya, mulai menunjukkan penurunan intensitas dalam hal pressing. Maka, profil yang dicari adalah pemain yang lincah, enerjik, memiliki naluri gol yang tajam, dan secara taktis disiplin. Ini adalah pergeseran filosofis dari striker “penyelesai akhir” murni menjadi striker “modern” yang terlibat dalam seluruh fase permainan. Opsi bebas transfer atau pemain dengan klausul rilis rendah menjadi prioritas, mencerminkan kecerdikan Barcelona dalam beroperasi di pasar yang ketat.

Mengupas Tiga Kandidat Utama Pengganti Lewandowski
Dari sekian banyak nama yang beredar, tiga profil ini paling sering muncul ke permukaan dan mewakili strategi Barcelona dengan sangat baik.
Etta Eyong: Si Permata Kasar dari Levante
Di usia 22 tahun, Etta Eyong mewakili segalanya tentang strategi “high-risk, high-reward” Barcelona. Striker asal Kamerun ini bukan nama yang mendominasi headline utama, tetapi performanya bersama Levante-lah yang mencuri perhatian para scout. Dengan catatan 6 gol dan 3 assist dalam 10 penampilan awal musim ini, Eyong menunjukkan efisiensi yang mengesankan.
Yang membuatnya menarik bagi Flick adalah profilnya yang lengkap. Dia bukan hanya pencetak gol di dalam kotak penalti; kemampuannya dalam berpartisipasi dalam permainan tim, memberikan assist, dan mobilitasnya yang tinggi membuatnya cocok dengan skema pressing Flick. Sebagai pemain yang telah merasakan La Liga dengan Villarreal dan Cadiz, adaptasinya diharapkan tidak akan memakan waktu lama. Dengan estimasi harga di bawah €20 juta, dia adalah taruhan yang cerdas—sebuah potensi gemilang dengan harga yang relatif murah untuk standar pasar.
Fisnik Asllani: Kekuatan Fisik dan Klausul yang Menggiurkan
Jika Eyong adalah tentang kelincahan, maka Fisnik Asllani adalah perwujudan kekuatan fisik. Pemain berusia 23 tahun asal Kosovo yang membela Hoffenheim ini memiliki postur tubuh yang ideal untuk striker target modern, tingginya mencapai 1,91 meter. Namun, jangan salah, Asllani bukanlah target man yang kaku. Rekor 19 gol selama masa pinjamannya di SV Elversberg musim lalu membuktikan naluri golnya.
Keunggulan terbesarnya bagi Barcelona adalah klausul rilisnya yang aktif pada musim panas 2026, yang dikabarkan bernilai di bawah €30 juta. Ini adalah nilai yang sangat masuk akal untuk seorang striker dengan fisik dan potensi sepertinya. Dalam sistem Flick yang memanfaatkan umpan-umpan silang dari para sayap seperti Lamine Yamal, kehadiran striker berkualitas udara seperti Asllani memberikan dimensi serangan yang berbeda. Dia adalah opsi yang lebih “siap” secara fisik dibanding Eyong, dan klausulnya membuat negosiasi menjadi lebih sederhana.
Julian Alvarez: Opsi yang Lebih Matang dan Ambisius
Julian Alvarez, pada usia 25 tahun, berada di kategori yang sedikit berbeda. Dia bukan lagi “proyek muda” murni, melainkan striker yang sudah terbukti di panggung tertinggi. Sebagai juara Piala Dunia bersama Argentina dan pemain penting Atletico Madrid, Alvarez membawa segudang pengalaman dan mentalitas pemenang. Statistik 27 gol dan 5 assist musim sebelumnya di La Liga berbicara sendiri.
“Alvarez mewakili opsi yang aman dan langsung berkontribusi. Dia sudah mengenal La Liga, memiliki tekad juang yang tinggi, dan profilnya serbaguna. Tetapi, harga €60-75 juta adalah kendala terbesarnya,” – seperti dikutip dari analisis beIN SPORTS.
Rekrutannya akan menjadi pernyataan ambisi dari Laporta. Dia dilihat sebagai penerus jangka menengah yang bisa langsung memimpin lini depan. Namun, biayanya yang tinggi memicu perdebatan internal: apakah lebih baik menginvestasikan dana besar untuk satu pemain, atau menyebarnya untuk memperkuat beberapa posisi sekaligus dengan opsi yang lebih muda?
Daftar Panjang dan Dilema Internal yang Mengadu Posisi
Di luar tiga nama utama, pasar transfer penuh dengan alternatif. Alexander Isak (Newcastle) dan Victor Osimhen (Napoli/Galatasaray) adalah nama glamor, namun mahal. Omar Marmoush (Frankfurt) dan Nico Jackson (Chelsea) adalah profil muda yang sedang diawasi. Sementara itu, opsi bebas transfer seperti Dusan Vlahovic (Juventus) dan Jonathan David (Lille) juga menarik perhatian karena nilai ekonomisnya.
Di balik layar, terjadi tarik-ulur pendapat yang sengit. Satu kubu, yang mungkin mengutamakan kelancaran transisi, cenderung pada striker berpengalaman seperti Serhou Guirassy (29 tahun) dari Dortmund. Kubu lainnya, dengan visi jangka panjang, bersikeras bahwa klub harus berani pada profil muda seperti Eyong atau Asllani, yang bisa tumbuh bersama skuad inti muda Barcelona lainnya. Keterbatasan finansial bukan lagi halangan, melainkan parameter yang memaksa klub untuk lebih kreatif dan berani dalam mengambil keputusan.
Proyeksi Akhir: Menuju Babak Baru di Camp Nou
Perburuan pengganti Lewandowski ini lebih dari sekadar transaksi transfer; ini adalah pernyataan tentang arah klub. Barcelona sedang beralih dari model ketergantungan pada superstar yang sudah mapan menuju pembangunan yang berkelanjutan di sekitar bintang-bintang muda. Keputusan yang diambil pada musim panas 2026 akan memiliki dampak yang bertahan lama.
Apakah itu Eyong, Asllani, Alvarez, atau nama kejutan lainnya, sang penerus tidak akan langsung diharapkan menjadi mesin gol 40 gol per musim. Dia akan datang dengan ruang untuk berkembang, untuk belajar, dan untuk akhirnya menjadi wajah baru lini depan Barcelona. Dalam era Hansi Flick, yang dibutuhkan adalah bukan hanya seorang penembak, tetapi seorang pilar baru. Proses ini penuh ketidakpastian, tetapi satu hal yang pasti: babak baru yang menarik sedang menanti di Camp Nou.
Ikuti terus analisis mendalam dan perkembangan terbaru seputar transfer dan taktik sepakbola hanya di Score.co.id.












