Score – Dalam laga yang berjalan cukup alot tersebut, pasukan Die Mannschact berhasil menekuk Prancis dengan skor akhir adu penalti 4-3 usai bermain imbang 2-2.
Dengan kemenangan tersebut, skuad asuhan Christian Wuck berhasil menobatkan Jerman menjadi juara Piala Dunia U-17 edisi ke-19 ini.
Disaksikan puluhan ribu penonton yang memadati Stadion Manahan, duel Eropa itu sukses membuat puncak gelaran dua tahunan ini terkenang sepanjang masa.
Apalagi momen ini adalah yang pertama kalinya bagi Indonesia menggelar acara berkelas internasional.
Ketua Umum Persatuan Sepak Bola Seluruh Indonesia (PSSI) Erick Thohir pun mengaku terhibur menyaksikan duel sengit antara kedua tim.
Terpantau mendampingi sang Presiden FIFA Gianni Infantino, keduanya tampak menikmati pertandingan hingga akhir.
Dilansir dari laman resmi PSSI, Erick Thohir pun melontarkan pujian kepada kedua tim.
Menurut Erick, bagaimana pun juga, daya juang Prancis sangat patut diapresiasi.
Di mana Les Bleus sukses melakukan comeback di waktu normal untuk menyamai kedudukan sementara.
Walaupun seharusnya keunggulan dalam segi jumlah pemain pada Sabtu (2/12/2023) malam tersebut mampu dimanfaatkan anak didik Jean Luc Vannuchi untuk memenangi pertandingan.
Namun sayang takdir memang mengharuskan hasil imbang 2-2 tersebut diwarnai dengan adu penalti.
“Pertandingan yang benar-benar mendebarkan. Final yang klimaks,” ungkap Ercik Thohir.
“Prancis menunjukkan mentalitas tidak mengenal menyerah.”
“Walau tertinggal mereka bisa mengejar skor untuk memaksakan pertandingan disudahi dengan adu penalti,” tambah prian yang juga menjabat menjadi Menteri BUMN Republik Indonesia itu.
Sementara tanggapannya terkait permainan Jerman, ia menganggap Paris Brunner dkk memang pantas menjadi juara.
Mengingat Die Mannschact sudah melalui berbagai halang rintang sebelum akhirnya melaju ke partai final.
“Jerman pantas menjadi juara. Semenjak penyisihan grafik performa mereka terus menanjak.”
“Mereka menyingkirkan tim kuat Spanyol dan Argentina sebelum akhirnya bersua Prancis di laga puncak,” jelas Erick.
Menjadi penghujung kompetisi di usia anak-anak, Erick berharap tontonan seru pada duel final memberi pembelajaran bagi dunia sepak bola tanah air.
Ia bertekad agar suatu saat Indonesia juga mampu membentuk tim nasional yang solid sejak usia dini.
“Piala Dunia U-17 menjadi contoh pentingnya kita serius akan pembinaaan usia dini,” kata Erick.
“Untuk membentuk timnas senior yang solid perlu ditopang pembinaan yang berkesinambungan.”
“PSSI mendapat pelajaran banyak dari Piala Dunia U-17, tak hanya sebagai pengelola event tapi juga pemikiran masa depan berkaitan dengan pembinaan,” pungkasnya.