Susunan Pemain Manchester United F.C. vs Arsenal
Pertarungan Sengit di Old Trafford Berakhir Imbang
score.co.id – Laga panas antara Manchester United dan Arsenal di Old Trafford pada 9 Maret 2025 berakhir tanpa pemenang. Dengan skor 1-1, kedua tim saling membuktikan perkembangan taktik yang diusung pelatih mereka, Ruben Amorim dan Mikel Arteta. Pertandingan pekan ke-28 Premier League ini tidak hanya menyajikan drama gol, tetapi juga uji coba strategi baru di tengah dinamika cedera dan rotasi skuad. Bagaimana susunan pemain dan taktik terbaru memengaruhi jalannya pertandingan? Simak analisis mendalam
Strategi Manchester United di Bimbing Amorim
Ruben Amorim, pelatih anyar Manchester United, terus berinovasi dengan formasi 3-4-3. Meski belum sepenuhnya membuahkan hasil maksimal, pendekatannya mulai menunjukkan tanda-tanda positif.

Formasi dan Komposisi Pemain
Tim Setan Merah menurunkan André Onana sebagai kiper, dengan trio bek tengah: Leny Yoro, Matthijs de Ligt, dan Victor Lindelof. Di lini tengah, Casemiro dan Bruno Fernandes menjadi pengendali permainan, didukung oleh duet sayap Noussair Mazraoui dan Diogo Dalot. Sektor penyerangan dipercayakan kepada trio Alejandro Garnacho, Joshua Zirkzee, dan Rasmus Højlund.
Peran Kunci Leny Yoro dan Bruno Fernandes
Leny Yoro, bek muda yang baru pulih dari cedera, menjadi sorotan setelah tampil sebagai starter perdana di Premier League musim ini. Kehadirannya menambah soliditas pertahanan, menggantikan Harry Maguire yang absen. Di sisi lain, Bruno Fernandes kembali menjadi pahlawan dengan gol spektakuler dari jarak 25 meter pada menit ke-67. Kapten tim ini tidak hanya mencetak gol, tetapi juga menjadi otak serangan melalui pergerakan lintas ruang.
Adaptasi Taktik: Transisi Cepat dan Pressing Intensif
Amorim menginstruksikan transisi cepat dari bertahan ke menyerang, memanfaatkan kecepatan Garnacho dan Højlund. Namun, pressing tinggi yang diterapkan sempat membuat lini belakang rentan terhadap serangan balik Arsenal, terutama di babak pertama.
Arsenal dan Konsistensi Gaya Arteta
Mikel Arteta tetap setia pada filosofi penguasaan bola dan serangan terorganisir. Meski kehilangan dua pilar penting di lini depan, Arsenal tampil percaya diri dengan formasi 4-3-3.
Struktur Tim dan Penggunaan Pemain Muda
David Raya menjaga gawang, didukung empat bek: Jurrien Timber, William Saliba, Gabriel Magalhães, dan Riccardo Calafiori. Lini tengah diisi Declan Rice, Thomas Partey, dan Martin Ødegaard, sementara trio penyerang diperkuat Leandro Trossard, Mikel Merino, dan Ethan Nwaneri.
Eksperimen dengan Ethan Nwaneri
Kehadiran Nwaneri, pemain 18 tahun, menjadi kejutan taktis Arteta. Meski belum berpengalaman, ia mampu menciptakan ancaman lewat dribel pendek dan pergerakan tak terduga. Gol pembuka Arsenal pada menit ke-35 justru datang dari Declan Rice, yang memanfaatkan bola mati dengan temakan kepala.
Kekuatan Set-Piece dan Serangan Sayap
Arsenal mengandalkan eksekusi set-piece yang rapi, dengan Rice dan Saliba sebagai target utama. Sisi kiri pertahanan United juga kerap diteror oleh Riccardo Calafiori, yang aktif membantu serangan.
Analisis Taktik: Kelemahan dan Keunggulan
Pertandingan ini menjadi cermin bagaimana kedua tim memaksimalkan sumber daya yang ada di tengah keterbatasan.
Manchester United: Antara Ambisi dan Kerapuhan
Formasi tiga bek Amorim berhasil mengurangi beban kerja Casemiro di lini tengah, tetapi sayap kiri United kerap terbuka lebar akibat eksplorasi Mazraoui ke depan. Hal ini dimanfaatkan Arsenal melalui serangan cepat Trossard dan Nwaneri. Di sisi lain, kolaborasi Zirkzee dan Højlund belum menunjukkan sinergi maksimal, meski keduanya kerap saling bertukar posisi.
Arsenal: Dominasi Tanpa Efisiensi
Penguasaan bola 58% milik Arsenal tidak diimbangi dengan akurasi tembakan. Dari 15 percobaan, hanya 4 yang mengarah ke gawang. Sisi positifnya, duet Rice dan Partey sukses memblokir ruang gerak Bruno Fernandes di babak pertama.
Dampak Hasil Imbang bagi Papan Klasemen
Skor 1-1 ini membawa konsekuensi berbeda bagi kedua tim.
Manchester United: Tertahan di Zona Bawah
Dengan 34 poin, United tetap berada di peringkat 14, jauh dari target kompetisi Eropa. Cedera pemain kunci seperti Lisandro Martínez dan Kobbie Mainoo semakin memperumit misi Amorim. Namun, penampilan Yoro dan stabilitas De Ligt memberi harapan untuk laga selanjutnya.
Arsenal: Peluang Juara yang Semakin Tipis
Arsenal kini tertinggal 5 poin dari pemuncak klasemen. Hasil ini membuat mereka harus bekerja ekstra untuk mempertahankan posisi kedua, terutama dengan tekanan dari Manchester City dan Liverpool.
Proyeksi Kedua Tim Menuju Akhir Musim
Babak akhir musim 2024/2025 akan menjadi penentu bagi langkah Amorim dan Arteta.
Manchester United: Uji Konsistensi Tanpa Skuad Inti
Amorim perlu mencari formula tepat untuk mengakali keterbatasan skuad. Integrasi pemain muda seperti Yoro dan kembalinya Maguire bisa menjadi solusi jangka pendek. Tantangan terbesar adalah menemukan kombinasi penyerang yang efektif, mengingat Højlund masih kesulitan mencetak gol secara konsisten.
Arsenal: Bertahan di Jalur Kompetisi
Arteta harus memastikan Saka dan Martinelli pulih secepatnya untuk laga-laga krusial. Selain itu, eksperimen dengan Nwaneri perlu dipertahankan untuk memberikan variasi serangan. Dominasi di lini tengah menjadi kunci agar Arsenal tetap kompetitif di sisa musim.
Refleksi Akhir: Antara Taktik dan Mentalitas
Hasil imbang ini mengajarkan bahwa taktik secanggih apa pun harus didukung mentalitas juara. Manchester United menunjukkan peningkatan di bawah Amorim, meski masih perlu waktu untuk bersaing di level tertinggi. Sementara itu, Arsenal membuktikan kedalaman skuad mereka, meski kehilangan beberapa pilar penting. Kedua tim kini harus fokus pada konsistensi dan manajemen energi untuk meraih target di sisa musim.
Pantau terus perkembangan taktik dan susunan pemain terbaru di score.co.id, sumber informasi terpercaya untuk berita sepakbola terkini!












