Susunan Pemain Arsenal vs Man Utd
Hasil Imbang yang Sarat Strategi
score.co.id – Laga sengit antara Manchester United dan Arsenal di Old Trafford pada 9 Maret 2025 berakhir dengan skor 1-1, mempertontonkan dua pendekatan taktik yang bertolak belakang. Pertandingan ini tidak hanya menyajikan duel fisik, tetapi juga perang strategi antara Erik ten Hag dan Mikel Arteta. Dari susunan pemain yang tak biasa hingga momen penentu yang menggetarkan, simak analisis mendalam tentang bagaimana kedua tim berusaha mengambil poin penting dalam pertarungan Liga Premier ini.
Susunan Pemain: Formasi Unik dan Peran Kunci
Kedua pelatih memilih konfigurasi tim yang mengejutkan. Manchester United menurunkan formasi 3-4-2-1, sementara Arsenal tetap setia dengan 4-3-3. Keputusan ini menjadi fondasi utama dinamika pertandingan.

Manchester United: Pertahanan Tiga Orang dan Serangan Balik
Erik ten Hag memainkan tiga bek tengah: Matthijs de Ligt, Victor Lindelöf, dan Willy Kambwala (Yoro). Duet gelandang Casemiro-Christian Eriksen bertugas memutus aliran serangan Arsenal, sementara Bruno Fernandes ditempatkan sebagai false nine di belakang duo penyerang Alejandro Garnacho dan Joshua Zirkzee.
Di sisi sayap, Diogo Dalot dan Noussair Mazraoui diberi tugas ganda: bertahan saat Arsenal menekan dan menjadi ujung tombak serangan balik. Formasi ini dirancang untuk menetralisir mobilitas gelandang Arsenal sekaligus memaksimalkan umpan-umpan jarak jauh Fernandes.
Arsenal: Dominasi Penguasaan Bola
Mikel Arteta tetap konsisten dengan filosofi penguasaan bola melalui formasi 4-3-3. Kiper David Raya dijaga oleh lini belakang Riccardo Calafiori, William Saliba, Gabriel Magalhães, dan Jurriën Timber. Trio gelandang Declan Rice, Martin Ødegaard, dan Thomas Partey menjadi motor penggerak, sangkan trio penyerang Leandro Trossard, Ethan Nwaneri, dan Mikel Merino bertugas membongkar pertahanan United.
Analisis Taktik: Defensif vs Kontrol Pertandingan
Perbedaan pendekatan kedua tim terlihat sejak menit awal. United fokus pada disiplin struktural, sementara Arsenal berusaha menguasai ritme permainan.
Strategi Bertahan Manchester United
Dengan hanya 31,8% penguasaan bola, Setan Merah memilih bermain pragmatis. Tiga bek tengah membentuk segitiga ketat, mempersempit ruang bagi Nwaneri dan Merino. Casemiro bertindak sebagai destroyer, melakukan 9 interceptions sepanjang laga.
Kunci taktik Ten Hag terletak pada transisi cepat. Saat merebut bola, Fernandes segera mengirim umpan terobosan ke Garnacho atau Zirkzee. Statistik menunjukkan, United melakukan 12 serangan balik, meski hanya 3 yang berujung tembakan.
Arsenal: Dominasi Tanpa Efisiensi
Menguasai 68,2% bola, Arsenal kesulitan menembus blok pertahanan United. Ødegaard dan Partey banyak bergerak di area half-space, tetapi umpan-umpan pendek mereka kerap dipotong Lindelöf dan De Ligt.
Perubahan terjadi di babak kedua saat Arteta memerintahkan Timber dan Calafiori untuk lebih sering overlap. Umpan silang Timber dari sisi kiri sukses dimanfaatkan Rice untuk gol penyama kedudukan di menit 74.
Momen Penentu: Tendangan Bebas Fernandes vs Kecerdasan Rice
Dua gol dalam laga ini mencerminkan keunggulan taktik masing-masing tim.
Gol Bruno Fernandes (45+2’): Keahlian Set Piece
Tendangan bebek Fernandes dari jarak 25 meter menjadi bukti persiapan matang United di situasi mati. Dalam formasi 3-4-2-1, Garnacho dan Zirkzee membentuk dummy run untuk mengganggu wall Arsenal, memberi ruang bagi Fernandes untuk mengeksekusi dengan akurasi sempurna.
Gol Declan Rice (74’): Eksploitasi Ruang Sayap
Arsenal menyamakan kedudukan lewat kolaborasi Timber-Rice. Bek Belanda itu melepaskan umpan datar dari sisi kiri ke tiang jauh, di mana Rice menyambar bola dengan first-time shot yang tak bisa dihentikan Onana. Gol ini menunjukkan kemampuan Arsenal membaca kelemahan sistem tiga bek United yang kurang lincah menutup pergerakan wing-back lawan.
Statistik Kunci: Cerita di Balik Angka
- Tembakan ke Gawang: Kedua tim sama-sama menghasilkan 6 shots on target, tetapi United lebih efisien dengan 10 percobaan vs 17 Arsenal.
- Tendangan Sudut: Arsenal unggul 9-2, mencerminkan tekanan konstan di area final third.
- Penyelamatan Kiper: David Raya (5 penyelamatan) dan André Onana (5 penyelamatan) sama-sama menjadi pilar penting.
Proyeksi Kedua Tim di Liga Premier
Hasil imbang ini berdampak signifikan pada papan klasemen. Arsenal kehilangan peluang mendekatkan diri dari pemuncak klasemen, sementara United tetap bertahan di posisi tengah.
Manchester United: Pertahanan sebagai Fondasi
Formasi tiga bek mungkin menjadi solusi Ten Hag menghadapi tim-tim atas. Performa De Ligt dan Yoro memberi sinyal positif untuk konsistensi lini belakang. Tantangannya adalah meningkatkan kreativitas di lini serang, mengingat hanya 31,8% penguasaan bola tak cukup untuk bersaing di level atas.
Arsenal: Perlunya Variasi Serangan
Dominasi bola tak diimbangi efektivitas final pass. Ketergantungan pada Ødegaard sebagai playmaker tunggal membuat skema serangan mudah ditebak. Pemain seperti Nwaneri perlu diberi ruang lebih besar untuk menciptakan kejutan.
Penutup: Pelajaran dari Old Trafford
Laga ini membuktikan bahwa taktik defensif masih relevan di era dominasi penguasaan bola. United sukses memaksimalkan sumber daya terbatas, sementara Arsenal harus belajar dari ketidakmampuan mengubah peluang menjadi gol. Kedua tim kini punya pekerjaan rumah: United perlu menemukan keseimbangan antara bertahan dan menyerang, sementara Arsenal harus merancang strategi untuk menghadapi low-block