Manchester United Jatuh Akibat Strategi Amorim yang Nge-Blur
Manchester United kembali mengalami kekalahan di kandang saat menghadapi Brighton dengan skor 1-3.
Hasil ini tidak hanya memperpanjang tren negatif mereka, tetapi juga membuat mereka tertahan di peringkat ke-13 klasemen Liga Inggris.
Dari total 22 pertandingan, tim ini hanya berhasil mengumpulkan 26 poin, yang menunjukkan bahwa ada masalah mendalam dalam strategi permainan yang diterapkan.
Brighton tampil lebih tajam dibandingkan Manchester United sepanjang pertandingan. Meskipun memiliki sepuluh peluang, tim asuhan Ruben Amorim hanya mampu mencatatkan satu tembakan tepat sasaran, yaitu penalti dari Bruno Fernandes.
Di sisi lain, Brighton menunjukkan efisiensi tinggi dengan mengonversi seluruh peluang tepat sasarannya menjadi gol.
Posisi Bruno Fernandes dalam Strategi Amorim
Bruno Fernandes, yang menjadi andalan Manchester United dalam beberapa musim terakhir, tampak kesulitan menyesuaikan diri dengan strategi Amorim.
Dalam formasi 3-4-3 yang diusung, Fernandes sering dimainkan di posisi yang tidak biasa baginya, yakni sebagai penyerang sayap kiri.
Posisi ini membuatnya harus bermain lebih melebar dan jauh dari area favoritnya di lini tengah.
Ketika formasi berubah menjadi 3-4-2-1 selama pertandingan, Fernandes bahkan harus turun lebih dalam sebagai gelandang.
Perubahan ini tampaknya membatasi kemampuan kreatifnya, terutama dalam memberikan umpan terobosan dan menciptakan peluang di dekat kotak penalti lawan.
Padahal, peran sebagai gelandang serang dengan kebebasan penuh telah membantunya mencatatkan banyak gol dan assist di musim-musim sebelumnya.
Minimnya suplai bola dan kesempatan untuk memainkan peran naturalnya membuat Fernandes kesulitan memberikan dampak maksimal bagi tim.
Hal ini semakin memperkuat anggapan bahwa strategi Amorim belum sepenuhnya optimal untuk memanfaatkan kemampuan terbaik pemain seperti Bruno Fernandes.
Amorim Ingin Mengoptimalkan Tim
Strategi Amorim menghadapi banyak kritik, terutama terkait bagaimana ia menempatkan pemain di posisi yang kurang ideal.
Bruno Fernandes bukan satu-satunya pemain yang tampak tidak nyaman dengan skema baru ini.
Penyesuaian yang dilakukan Amorim di tengah musim juga dinilai kurang efektif dalam menghadapi lawan yang lebih solid seperti Brighton.
Tantangan terbesar bagi Amorim saat ini adalah menemukan formula yang bisa mengakomodasi keunggulan individu para pemain sekaligus menjaga keseimbangan tim.
Jika tidak, Manchester United berisiko terus merosot dan gagal memenuhi ekspektasi para penggemar.
Meskipun strategi Amorim memiliki potensi untuk menciptakan dinamika baru dalam permainan, pelaksanaannya sejauh ini belum menunjukkan hasil yang memuaskan.
Oleh karena itu, perbaikan segera diperlukan agar Manchester United dapat kembali bersaing di papan atas Liga Inggris.
Penyesuaian ini juga akan menjadi ujian penting bagi kemampuan Ruben Amorim dalam menghadapi tekanan di salah satu klub terbesar di dunia.












