Fiorentina Ngamuk Protes Kemenangan AC Milan
Score.co.id – Gelaran Serie A pekan ketujuh musim 2025/2026 di Stadion San Siro, Minggu (19/10/2025), seharusnya menjadi pesta sepakbola bergengsi. Namun, yang tersisa hanyalah badai protes dan tuduhan pahit dari kubu Fiorentina. Kemenangan tipis AC Milan 2-1, yang dibalut oleh sebuah keputusan penalti kontroversial di menit-menit akhir, telah menyulut skandal baru yang menggemakan kembali pertanyaan klasik tentang integritas wasit dan peran VAR di sepak bola Italia.
Drama di San Siro: Kemenangan Milan dan Badai Protes Fiorentina
Awal Pertandingan yang Sengit
Laga ini berjalan dengan intensitas tinggi sejak awal, mencerminkan tensi rivalitas lama antara kedua tim. Fiorentina, yang datang dengan beban berat untuk menghindari zona degradasi, justru tampil lebih percaya diri dan berhasil unggul lebih dulu pada menit ke-53. Robin Gosens memanfaatkan umpan silang dengan sempurna, menyundul bola ke sudut kanan gawang Mike Maignan yang tak terjangkau. Gol ini sempat membuat San Siro hening.

Kebangkitan AC Milan
AC Milan, yang sedang berburu puncak klasemen, bangkit dengan karakter juara. Momentum pertandingan berbalik sepenuhnya pada menit ke-62. Rafael Leão, sang bintang, menunjukkan kualitasnya dengan melepas tendangan melengkung spektakuler dari luar kotak penalti yang meluncur sempurna ke pojok atas gawang. Gol ini menyamakan kedudukan sekaligus menyulut semangat Rossoneri.
Puncak Kontroversi: Penalti yang Mengguncang
Pertarungan sengit berlanjut hingga babak kedua memasuki masa-masa kritis. Puncak drama terjadi pada menit ke-85. Santiago Giménez, striker anyar Milan, menerima umpan dan masuk ke kotak penalti. Setelah kontak ringan dengan bek Fiorentina, pemain asal Meksiko itu terjatuh. Wasit utama Davide Massa awalnya membiarkan permainan berlanjut, namun kemudian memutuskan untuk meninjau ulang insiden tersebut melalui Video Assistant Referee (VAR).
Proses tinjauan yang berlangsung hampir tiga menit itu berakhir dengan keputusan yang mengguncang: penalti untuk AC Milan. Leão, dengan mental baja, maju sebagai eksekutor dan dengan tenang menggetarkan jala gawang Fiorentina untuk kedua kalinya. San Siro meledak, sementara para pemain dan ofisial Fiorentina langsung membanjiri wasit dengan protes keras yang berujung pada kartu kuning untuk beberapa pemain dan bahkan kartu merah untuk Ranieri.
Analisis Kontroversi: Benarkah VAR “Mendorong Simulasi”?
Tuduhan Fiorentina
Keputusan pemberian penalti itulah yang menjadi jantung skandal ini. Kubu Fiorentina melontarkan tuduhan serius bahwa VAR justru menjadi alat yang “mendorong budaya simulasi” di lapangan hijau. Dari berbagai rekam ulang yang beredar, kontak antara Giménez dan bek Fiorentina terlihat sangat minimal. Banyak pengamat yang menilai jatuhnya striker Milan itu lebih disebabkan oleh usaha mencari kontak yang dibesar-besarkan, sebuah tindakan yang dalam sepak bola modern sering disebut sebagai diving.
Peran VAR dalam Keputusan
Poin kritisnya adalah, ketika wasit memutuskan untuk melihat ulang di monitor pinggir lapangan, ia seolah didorong oleh teknologi untuk memberikan hukuman untuk sebuah insiden yang dalam pandangan banyak pihak tidak layak disebut pelanggaran. Ini adalah jenis insiden yang mengubah hasil pertandingan secara drastis. Alih-alih berakhir dengan skor imbang 1-1 yang mungkin lebih adil, keputusan tersebut secara efektif memberikan tiga poin kepada AC Milan.
Dampak pada Klasemen
Konsekuensinya tidak main-main: Milan melesat ke puncak klasemen, sementara Fiorentina tetap terpuruk di dasar dengan hanya selisih gol dari zona merah.
Reaksi Berapi-api dan Dampak Langsung Pasca-Laga
Kemarahan Fiorentina
Kemarahan kubu Fiorentina tidak bisa dibendung. Dalam konferensi pers pasca-pertandingan, pelatih Stefano Pioli—yang kembali ke San Siro sebagai lawan—tidak bisa menyembunyikan kekecewaannya. “Apa yang terjadi hari ini adalah sebuah lelucon yang mahal,” ungkap Pioli dengan wajah merah. “VAR seharusnya hadir untuk menghilangkan kesalahan, bukan untuk menciptakan ketidakadilan baru. Situasi seperti ini justru mendorong pemain untuk menjatuhkan diri di kotak penalti. Ini merusak jiwa sepak bola.”
Tuduhan Manipulasi
Kata-kata Pioli masih terhitung diplomatis dibandingkan dengan pernyataan Direktur Olahraga Fiorentina, Daniele Pradè. Dengan emosi yang meluap, Pradè menyebut insiden ini sebagai “skandal absolut” dan menuduh adanya “manipulasi” yang merugikan timnya. “Kami telah dirampok. Titik. Ini bukan sepak bola. Kami akan mempertimbangkan semua opsi, termasuk jalur hukum, karena ini sudah melampaui batas,” tambahnya dengan nada mengancam.
Respons AC Milan
Sementara itu, dari kubu AC Milan, suasana tentu saja berbeda. Meski berhati-hati dalam menyikapi kontroversi, Massimiliano Allegri memuji mental juara anak asuhnya. “Kami menunjukkan karakter dan tidak pernah menyerah. Itu adalah kemenangan yang penting, meski kami akui jalannya sangat sulit,” komentar pelatih Milan itu, dengan sengaja menghindari pembahasan mendalam tentang keputusan penalti.
Statistik Pertandingan yang Bicara
Berikut adalah data statistik resmi dari laga tersebut, disajikan untuk memberikan gambaran objektif:
| Aspek | AC Milan | Fiorentina |
|---|---|---|
| Gol | 2 | 1 |
| Penguasaan Bola | 58% | 42% |
| Tembakan Total | 14 | 9 |
Data ini mengonfirmasi bahwa AC Milan memang lebih dominan dalam hal penguasaan bola dan jumlah tembakan. Namun, statistik juga menunjukkan bahwa Fiorentina bermain efektif dan disiplin sebelum insiden penalti terjadi. Gol kemenangan Milan dari titik putih jelas menjadi penentu tunggal yang memisahkan kedua tim.
Dampak Jangka Panjang dan Masa Depan VAR di Italia
Sejarah Kontroversi di Serie A
Skandal San Siro ini bukanlah yang pertama kalinya terjadi di Serie A. Liga Italia memiliki sejarah kelam dengan kontroversi wasit, dengan kasus Calciopoli 2006 sebagai noda terbesar. Insiden terbaru ini berpotensi menjadi katalisator bagi FIGC (Federasi Sepak Bola Italia) untuk melakukan evaluasi menyeluruh terhadap implementasi VAR.
Pertanyaan Kritis tentang VAR
Beberapa pertanyaan kritis mulai bermunculan:
- Apakah protokol VAR saat ini sudah cukup jelas?
- Apakah ada ruang bagi interpretasi yang terlalu subyektif?
- Bagaimana menjaga agar teknologi ini tidak justru mengikis esensi dan aliran alamiah dari permainan?
Potensi Reformasi
Tekanan publik dan dari klub-klub seperti Fiorentina bisa memaksa FIGC untuk mempertimbangkan reformasi. Opsi seperti meningkatkan transparansi komunikasi antara wasit VAR dan wasit utama, atau bahkan merevisi aturan tentang apa yang merupakan “kesalahan yang jelas dan nyata”, mungkin akan kembali dibahas.
Tantangan bagi Kedua Tim
Bagi Fiorentina, kekalahan ini adalah pukulan mental yang berat. Mereka harus bangkit dengan cepat jika ingin menyelamatkan musim mereka dari jurang degradasi. Sementara bagi AC Milan, kemenangan penuh kontroversi ini meski membawa mereka ke puncak, juga membawa beban moral dan sorotan yang semakin tajam di pertandingan-pertandingan mendatang.
Penutup: Sebuah Laga yang Akan Terus Diperbincangkan
Pertandingan antara AC Milan dan Fiorentina pada 19 Oktober 2025 akan dikenang bukan sebagai sebuah pertunjukan sepak bola yang indah, tetapi sebagai babak baru dalam perdebatan panjang tentang keadilan di olahraga paling populer di dunia. Kemenangan Milan ternodai oleh kontroversi, sementara kekalahan Fiorentina dibumbui oleh rasa ketidakadilan yang mendalam. Satu hal yang pasti: gema dari “skandal San Siro” ini akan terus bergema hingga waktu yang lama, mengingatkan semua pihak bahwa di sepak bola, teknologi secanggih apapun tidak akan pernah bisa sepenuhnya menggantikan elemen keadilan yang sesungguhnya.
Ikuti terus perkembangan berita sepakbola terbaru, jadwal pertandingan, dan analisis mendalam hanya di Score.co.id.












