SCORE.CO.ID – Sistem BWF 3×15 siap di uji coba pada bulan Mei hingga Juni 2025 mendatang.
Beberapa Asosiasi Anggota BWF dari kelima Konfederasi Kontinental telah sepakat untuk menguji sistem penilaian 3×15 di turnamen Grade 3 dan Nasional terpilih musim ini.
Pasalnya sistem BWF 3×15 menjadi yang terbaru setelah poin 3×21 yang dimana pertandingan dibawa ke waktu yang lebih lama.
Di sistem terbaru nantinya punya tujuan untuk membuat pertandingan jauh lebih singkat dan menarik.
- Turnamen Kelas 3 berikut akan menggunakan sistem penilaian BWF 3×15:
- Tantangan Internasional Meksiko V 2025 (7-11 Mei 2025)
- Seri Masa Depan Venezuela 2025 (10-14 Juni 2025)
- Seri Masa Depan Internasional Ceko 2025 (19-22 Juni 2025)
- DOVE Saipan International 2025 (12-16 Agustus 2025)
- Tantangan Internasional PETRONAS Malaysia 2025 (12-17 Agustus 2025)
- Seri Internasional Peru 2025 (17-21 September 2025)
- Kampala Internasional 2025 (25-28 September 2025) ROKETTO Sydney International 2025 (8-12 Oktober 2025)
- Seri Internasional LI-NING Vietnam 2025 (21-26 Oktober 2025)
- Tantangan Internasional Tiongkok 2025 (28 Oktober – 2 November 2025)
Setiap tuan rumah akan mengumpulkan data pertandingan, dan semua pemangku kepentingan, termasuk pimpinan dan staf Asosiasi Anggota, penyelenggara tuan rumah dan relawan mereka, pemain, pelatih, manajer tim, dan pejabat teknis akan diminta untuk menyelesaikan survei daring tentang pengalaman mereka dengan sistem 3×15 di turnamen ini.
Asosiasi Anggota BWF yang menguji sistem 3×15 di turnamen nasional tertentu akan mengomunikasikan umpan balik mereka secara langsung kepada masing-masing keanggotaannya.
Berdasarkan masukan dari proses pengujian, Dewan BWF akan membuat keputusan akhir mengenai usulan sistem baru ini pada Rapat Umum Tahunan BWF 2026.
Penilaian untuk sistem 3×15 mengikuti Hukum Alternatif Bulutangkis (Statuta BWF, Bagian 4.1.4), yg mana: Pertandingan terdiri dari tiga permainan terbaik; permainan dimenangkan oleh tim yang pertama kali mencetak 15 poin (selisih minimal dua poin).
Ketika kedua tim sama-sama unggul 14 poin, tim yang unggul dua poin terlebih dahulu memenangkan permainan.
Jika skor menjadi 20-20, tim yang mencetak poin ke- 21 terlebih dahulu memenangkan permainan. Pergantian babak terjadi pada permainan ketiga ketika salah satu pihak pertama kali memperoleh 8 poin.
Artinya semakin singkat waktu pertandingan untuk 15 poin kemenangan juga PBSI seharusnya merasa diuntungkan dengan sistem BWF 3×15 ini.
Itu diucapkan langsung oleh Hendrawan yang menjadi legenda bulutangkis Indonesia pada masa silam.
Dilansir dari laman Detiksport, ia ungkap bahwa sistem baru ini sangat mengubah permainan.
“Selama ini memang BWF selalu mencari format dari 15 yang dulu awal berjalan, kemudian berubah jadi 7, setelah itu balik lagi ke 15. Kemudian balik lagi ke 21, dan sekarang berubah lagi,” kata Hendrawan.
“Mungkin ya tujuannya kalau memang bisa bikin badminton nantinya lebih profesional, bisa menyediakan hadiah yang lebih, kenapa tidak?”, tutup keterangannya.