Score – Buntut penunggakan gaji ini, pemain-pemain Kalteng Putra memang mengambil sikap dengan mogok bertanding.
Namun, siapa yang menyangka bahwa buntut dari mogok main ini justru berlangsung panjang hingga pemain dilaporkan ke polisi.
Kalteng Putra melaporkan para pemain yang mogok ke polisi dengan dugaan pencemaran nama baik.
Hal ini buntut aksi pemain Kalteng Putra yang belum membayar hak-hak pemain yakni berupa gaji selama dua hingga ada yang tiga bulan.
Tetapi, karena belum dibayarkan gaji mereka, para pemain memberontak dan enggan bermain.
Padahal seharusnya Kalteng Putra bermain dalam laga lanjutan Liga 2 2-23/2024 yang berlangsung pada 27 Januari 2024 melawan PSCS Cilacap.
Akan tetapi, akibat mogok tersebut mereka tak jadi bermain dan justru sanksi komdis yang bakal menanti mereka.
Melihat situasi ini Asosiasi Pesepakbola Profesional Indonesia (APPI) dengan siap mendampingi para pemain Kalteng Putra yang dilaporkan ke polisi ini.
Tentu saja APPI ini mendampingi para pemain dari segi sepak bola, karena sikap yang diambil para pemain ini juga sudah dinilai sesuai dengan prosedur yang disepakati pemain.
Presiden APPI Anritany Ardhiyasa menilai bahwa situasi ini tak masuk akal, sehingga mereka pun mendorong PSSI untuk bersikap tegas dan bijak.
Lebih lanjut, pemain Persija Jakarta itu mengatakan bahwa apa yang terjadi kepada para pemain Kalteng Putra ini tidak tepat.
Untuk itu, APPI menekankan kepada PSSI agar bisa bersikap bijak dengan apa yang ada.
Pasalnya, ini dinilai tak masuk akal karena para pemain yang tak menerima haknya, justru mereka dilaporkan ke kepolisian.
Andritany Ardhiyasa menilai bahwa sikap ini merupakan tragis buat sepak bola Indonesia yang sudah mulai menunjukkan perkembangan yang bagus.
“Jangan sampai para pemain tidak dibayar gajinya, malah justru dilaporkan ke polisi oleh klubnya, lalu disanksi PSSI,” kata Andritany.
“Saya rasa ini sangat tragis jika dilaporkan polisi, dan sanksi sudah dijatuhkan kepada para pemain Kalteng Putra. Saya rasa ini tidak baik untuk sepak bola kita,” tegasnya.
Sementara itu, Officer Legal APPI Riza Hufaida mengatakan bahwa sebenarnya masalah yang terjadi di Kalteng Putra ini sudah klasik.
Untuk itu, PSSI diharapkan bisa lebih tegas dan bijak lagi ke depannya, agar hal seperti ini tak terjadi lagi.
“Jelas ini kita sangat menyayangkan lagi-lagi penunggakan gaji. Ini pernah saya sampaikan kalau ini masalah klasik yang terus terulang, prinspinya PSSI dan PT LIB yang menjalankan kompetisi ini lebih serius dan lebih serius dan lebih ketat dalam memverifikasi klub ke depannya sehingga kasus gaji pemain ini tidak terjadi lagi,” kata Riza.
“Ini kan sebenarnya berulang dan gampang untuk menyelesaikan dan menanggulanginya.”
“Klub yang bermasalah, yang masih ada utang gaji sebelumnya atau masalah sebelumnya jangan dikasih izin untuk ikuti kompetisi, dan diharuskan beresin dulu permasalahannya. Sebenarnya sesimpel itu.”
Menurut Riza, timnas Indonesia yang bagus pasti bermula juga dengan klub yang bagus.
Akan tetapi, hingga tahun 2024 ini permasalahan tersebut terus terulang.
“Kita sayangkan ini tahun 2024 kompetisi sudah bagus, prestasi timnas sudah bagus tapi masih diganggu kasus seperti ini, ini yang disayangkan,” tuturnya.