Mengulik Sejarah Siapa Pemilik Manchester United Sebelum Keluarga Glazer?

Jejak Sejarah Para Pemilik Setan Merah Terdahulu

pemilik manchester united
pemilik manchester united

Pemilik Manchester United

score.co.id – Manchester United, si Setan Merah, lebih dari sekadar klub sepak bola. Ia adalah institusi dengan narasi kepemilikan yang kompleks dan berlapis, sebuah cerminan dari evolusi sepakbola dari akar rumput menjadi industri global. Sebelum kontroversi dan leveraged buyout keluarga Glazer pada 2005, ada sebuah perjalanan panjang yang dimulai dari lokomotif dan lapangan kereta. Siapa sebenarnya para pengendali nasib klub ini sebelum era modern yang penuh gejolak ini?

Dari Lapangan Kereta Api ke Panggung Global

Cerita dimulai pada tahun 1878, jauh dari gemerlap lampu sorot Old Trafford. Newton Heath LYR F.C. adalah jantung dari komunitas pekerja Lancashire and Yorkshire Railway. Mereka adalah tim yang dibentuk untuk merekatkan karyawan, bermain di lapangan yang dikelilingi bau mesin uap. Namun, di awal abad ke-20, bencana finansial mengancam. Dengan utang menumpuk lebih dari £2.500—angka yang sangat besar untuk zaman itu—klub ini nyaris bubar dan terlupakan dalam sejarah. Titik nadir inilah yang justru melahirkan fenomena bernama Manchester United, berkat campur tangan tangan-tangan besi yang datang sebagai penyelamat.

Jejak Sejarah Para Pemilik Setan Merah Terdahulu
Jejak Sejarah Para Pemilik Setan Merah Terdahulu

Era Para Penyelamat: Figur Kunci di Masa Awal

Sebelum oligarki modern dan dana investasi, keselamatan sebuah klub seringkali bergantung pada kemurahan hati dan visi para industrialis lokal. Mereka adalah patron yang melihat klub sebagai bagian dari identitas kota.

John Henry Davies: Sang Pemberi Nama dan Warna

Tahun 1902 menjadi titik balik. Sebuah legenda mengatakan bahwa kapten tim, Harry Stafford, membawa anjingnya yang hilang dan secara kebetulan bertemu dengan John Henry Davies, seorang pengusaha bir yang kaya raya. Tertarik dengan potensi klub, Davies memimpin sebuah konsorsium yang menyuntikkan dana segar untuk melunasi utang-utang Newton Heath. Lebih dari sekadar penyelamatan finansial, Davies-lah yang mencetuskan perubahan nama menjadi Manchester United pada 24 April 1902. Dia juga yang memperkenalkan warna merah dan putih sebagai identitas baru klub, melepaskan warisan hijau-kuning tua Newton Heath. Visi Davies tidak main-main; dia juga yang menginisiasi pembangunan stadion baru di Old Trafford pada 1910, meski sayangnya ia meninggal sebelum menyaksikan kesuksesan sepenuhnya.

Baca Juga  Pemain Chelsea Ini Dikabarkan Cedera Jelang Lawan Burney, Sabtu (30/3)

James W. Gibson: Penstabil di Masa Depresi

Setelah era Davies, badai kembali menerpa. Klub terombang-ambing setelah kematiannya dan diterpa oleh badai ekonomi global, Depresi Besar. Pada 1931, James W. Gibson, seorang produsen pakaian, muncul sebagai penyelamat baru. Dengan suntikan dana dan kepemimpinan yang tegas, Gibson menstabilkan klub dan memastikannya tetap beroperasi. Kepemilikannya berlanjut bahkan setelah ia wafat, dengan kendali dialihkan kepada istrinya dan kemudian direktur klub, Harold Hardman. Era ini menegaskan model kepemilikan oleh seorang dermawan tunggal yang bertindak sebagai penjaga tradisi dan stabilitas klub.

Dinasti Edwards dan Transformasi Menjadi PLC

Pergeseran fundamental dalam struktur kepemilikan Manchester United mulai terjadi ketika Louis Edwards, seorang pengusaha daging yang ambisius, mulai membeli saham-saham klub secara perlahan. Pada 1965, ia berhasil mengambil alih kursi ketua. Namun, transformasi yang sesungguhnya terjadi di bawah kepemimpinan putranya, Martin Edwards.

Martin Edwards: Menuju Komersialisasi

Martin Edwards mewarisi klub yang sudah stabil, tetapi ia melihat potensi komersial yang jauh lebih besar. Di bawah kendalinya, United mulai menarik perhatian para pembeli yang berminat. Robert Maxwell, taipan media, mencoba melakukan pengambilalihan pada 1984, namun gagal. Kemudian, pada 1989, Michael Knighton hampir saja membeli klub sebelum akhirnya kandas karena masalah pendanaan. Peristiwa-peristiwa ini membuktikan bahwa United telah menjadi aset bernilai tinggi.

Langkah paling revolusioner Martin Edwards adalah mengubah Manchester United menjadi sebuah Public Limited Company (PLC) dan melantainya di Bursa Efek London pada 1991. Keputusan ini adalah sebuah titik yang tidak bisa kembali. United tidak lagi sepenuhnya milik seorang individu atau keluarga, tetapi menjadi milik publik. Sahamnya bisa dibeli oleh siapa saja: fans, investor institusi, atau bahkan pesaing di pasar modal. Langkah ini berhasil menggalang modal besar untuk perkembangan klub, tetapi sekaligus membuka Pintu Kerentanan. Kedaulatan klub kini bisa dibeli oleh siapa pun yang memiliki cukup uang untuk menguasai mayoritas saham di pasar terbuka.

Baca Juga  Hanya 1 Klub Liga Inggris yang Gagal Lolos ke 16 Besar UCL, Siapa Dia?

Titik Puncak Pra-Glazer: Magnier, McManus, dan Perselisihan “Rock of Gibraltar”

Menjelang akhir 1990-an dan awal 2000-an, pemegang saham terbesar Manchester United bukanlah seorang industrialis atau keluarga dinasti, melainkan dua orang taipan pacuan kuda asal Irlandia: John Magnier dan J.P. McManus. Melalui perusahaan investasi mereka, Cubic Expression, duo ini secara perlahan mengakumulasi saham hingga mencapai porsi yang sangat signifikan, 28.7%.

Perselisihan yang Mengguncang

Awalnya, hubungan mereka dengan klub, khususnya dengan manajer legendaris Sir Alex Ferguson, terlihat baik. Namun, segalanya berubah menjadi bencana korporat karena seekor kuda pacu bernama Rock of Gibraltar. Kuda ini adalah juara dan mesin pencetak uang, dan Ferguson—sebagai seorang penggemar pacuan kuda—percaya bahwa ia memiliki hak atas sebagian dari kepemilikan dan pendapatan kuda tersebut. Magnier, yang merupakan pemilik utama, menolak klaim ini.

Perselisihan pribadi ini dengan cepat meningkat menjadi perang korporat yang memalukan. Ferguson menggugat Magnier, dan sebagai balasannya, Magnier dan McManus—sebagai pemegang saham mayoritas—melancarkan serangan balik. Mereka mengirimkan dokumen berisi “99 Pertanyaan” yang mendesak transparansi total atas urusan transfer klub dan kontrak-kontrak pribadi Ferguson. Situasi ini membuat lingkungan di dalam klub menjadi sangat toksik dan tidak sehat.

Katalisator Pengambilalihan

Konflik ini menjadi katalisator sempurna untuk sebuah pengambilalihan. Magnier dan McManus, yang frustrasi dengan pertikaian tersebut, kini menjadi penjual yang sangat termotivasi. Mereka ingin melepas seluruh saham mereka dan keluar dari Manchester United. Blok saham sebesar 28.7% yang mereka pegang adalah kunci untuk mengendalikan klub. Pasar tahu bahwa siapa pun yang bisa membeli saham Cubic Expression, akan memiliki posisi yang sangat dominan untuk mengambil alih kendali.

Kesimpulan: Pintu yang Terbuka Lebar untuk Keluarga Glazer

Pengambilalihan oleh Malcolm Glazer pada 2005 bukanlah sebuah insiden yang terisolasi. Itu adalah konsekuensi logis dari sebuah rangkaian peristiwa yang dimulai bertahun-tahun sebelumnya. Kerentanan struktural yang diciptakan oleh keputusan go public pada 1991, bertemu dengan katalisator krisis berupa perselisihan Rock of Gibraltar.

Baca Juga  Tiga Pemain Akan Segera Dibeli Oleh Sir Jim Ratcliffe untuk MU

Ketika Malcolm Glazer, seorang pengusaha Amerika, mulai memborong saham secara diam-diam, ia melihat peluang yang sempurna. Pertahanan klub sedang dalam kondisi terlemahnya akibat perang internal antara manajer terhebatnya dengan pemegang saham terbesarnya. Dengan membeli blok saham milik Magnier dan McManus, Glazer secara efektif langsung mendapatkan kendali atas klub. Momen inilah yang menutup satu bab panjang sejarah kepemilikan United dan membuka babak baru yang penuh dengan utang, protes, dan polarisasi.

Garis Waktu Kepemilikan Manchester United (1878-2005)

Era Tokoh/Entitas Kunci Peristiwa Penting
Awal (1878–1902) Lancashire & Yorkshire Railway Didirikan sebagai Newton Heath LYR F.C.
Era Penyelamat (1902–1965) John Henry Davies, James W. Gibson Diselamatkan dari kebangkrutan, ganti nama, bangun Old Trafford.
Dinasti Edwards (1965–1991) Louis & Martin Edwards Tawaran pengambilalihan gagal dari Maxwell & Knighton.
Era Publik (1991–2003) Perusahaan Terbuka (PLC) Menjadi perusahaan publik, saham diperdagangkan.
Pemegang Saham Kunci (2003–2005) John Magnier & J.P. McManus Perselisihan “Rock of Gibraltar” melemahkan klub.

Sejarah mengajarkan bahwa kepemilikan Manchester United selalu tentang transisi kekuasaan, dari penyelamat lokal hingga ke tangan pasar global. Era sebelum Glazer adalah fondasi di mana semua ini dibangun, sebuah cerita tentang bagaimana sebuah klub pekerja kereta api akhirnya menemukan dirinya berada di persimpangan jalan antara tradisi dan komersialisasi.

Jangan lewatkan update mendalam dan analisis tajam seputar dunia sepakbola hanya di Score.co.id.