Pemain Terbaik AC Milan Saat Ini
score.co.id – Musim 2024/2025 akan dikenang sebagai periode penuh gejolak dan kekecewaan bagi AC Milan. Di balik satu gelar Supercoppa Italiana yang berhasil diraih, tersembunyi sederet kegagalan pahit:
- Tersingkir dini dari Liga Champions.
- Kekalahan di final Coppa Italia.
- Finis di peringkat delapan Serie A, yang memastikan Rossoneri absen dari panggung Eropa musim depan.
Dalam atmosfer ketidakpastian seperti inilah, pencarian untuk menemukan pemain terbaik tim menjadi sebuah pertanyaan yang kompleks. Nilai seorang pemain tidak lagi bisa hanya dilihat dari angka-angka statistik, tetapi dari ketangguhan mental, konsistensi, dan kemampuannya menjadi penopang di saat tim tercerai-berai.
Kandidat Utama: Dua Bintang yang Menjalankan Tugas
Secara logika, dua nama langsung muncul sebagai calon terkuat pemain terbaik Milan: Christian Pulisic dan Rafael Leão. Keduanya memang menjalani musim yang secara individu sangat produktif.
Christian Pulisic: Mesin Gol dan Kreativitas
Pulisic, dengan adaptasinya yang sempurna, menjadi pencetak gol terbanyak tim dengan 17 gol dan 12 assist di semua kompetisi. Ia adalah sumber kreativitas dan gol yang paling dapat diandalkan, terutama dalam pertandingan-pertandingan liga.
Rafael Leão: Ancaman di Lini Serang
Sementara itu, Leão membuktikan kelasnya sebagai pemain berbahaya dengan catatan 12 gol dan 13 assist. Kontribusi kedua pemain ini sesuai, bahkan memenuhi, ekspektasi yang diberikan kepada mereka sebagai pemimpin lini serang. Mereka adalah penggerak utama ofensif Milan yang sebenarnya.
Jawaban Tak Terduga: Tijjani Reijnders, Sang Mesin di Tengah Kekacauan
Namun, jika kita mendefinisikan “pemain terbaik” sebagai individu yang memberikan dampak paling mendalam, tak terduga, dan penting dalam menopang struktur tim yang hampir runtuh, maka jawabannya harus jatuh kepada Tijjani Reijnders. Musim ini, gelandang asal Belanda itu tidak hanya bermain baik; ia melampaui semua ekspektasi dan menjadi penentu nada permainan Milan.
Konteks Penting: Lini Tengah dalam Badai
Milan adalah tim yang dilanda inkonsistensi parah, ditandai dengan pergantian pelatih dari Paulo Fonseca ke Sergio Conceicao di tengah jalan. Pemain-pemain baru seperti Santiago Gimenez mungkin bersinar sesaat, tetapi kemudian meredup. Dalam kondisi ketidakstabilan seperti ini, peran lini tengah menjadi sangat krusial dan berat. Reijnders tidak hanya bertahan, ia justru berkembang pesat dan menjadi pilar yang tak tergoyahkan.
- Ia mencetak 15 gol dan memberikan 5 assist dari posisi gelandang tengah—angka yang fantastis dan tidak biasa untuk posisinya.
- Statistik golnya yang tinggi adalah bukti bahwa ia sering kali harus turun tangan menyelamatkan tim ketika lini serang utama mengalami kebuntuan.
Pengakuan Dunia Sepak Bola
Pengaruhnya tidak terbantahkan. Dunia sepak bola mengakui kehebatannya dengan memberinya penghargaan sebagai Gelandang Terbaik Serie A dan menempatkannya dalam nominasi Pemain Terbaik Serie A. Ini adalah pencapaian yang sangat elit, terlebih lagi diraih saat timnya sendiri terpuruk di klasemen.
Musim spektakuler Reijnders adalah sebuah respons terhadap kegagalan kolektif. Ia mengangkat level permainannya untuk mengisi kekosongan yang ditinggalkan oleh rekan-rekan yang lain, menjadikan kontribusinya lebih bernilai dan tak tergantikan.
Analisis Komparatif: Dampak yang Lebih Dalam dari Angka
Untuk benar-benar memahami keistimewaan Reijnders, berikut adalah perbandingan statistiknya dengan pemain kunci lainnya di semua kompetisi pada musim 2024/25:
| Pemain | Posisi | Penampilan | Gol | Assist | Total Kontribusi Gol |
|---|---|---|---|---|---|
| Christian Pulisic | Gelandang Serang/Sayap | 50 | 17 | 12 | 29 |
| Rafael Leão | Penyerang/Sayap | 50 | 12 | 13 | 25 |
| Tijjani Reijnders | Gelandang Tengah | 54 | 15 | 5 | 20 |
Penjelasan Tabel
Tabel di atas memperkuat argumen secara visual. Total kontribusi gol Reijnders yang mencapai 20 tidak jauh berbeda dari Leão (25) dan bahkan melampaui penyerang seperti Tammy Abraham (17). Yang membuatnya luar biasa adalah posisinya sebagai gelandang tengah, yang biasanya lebih berperan dalam membangun permainan. Fakta bahwa ia hampir menyamai produktivitas para penyerang murni menunjukkan betapa ia telah menjadi mesin gol tak terduga sekaligus pengendali permainan.
Dampaknya bersifat holistik; ia adalah pemain yang menghubungkan pertahanan dengan serangan dan sekaligus menjadi ujung tombak ketika dibutuhkan.
Kesimpulan: Sebuah Definisi Baru untuk Pemain Terbaik
Pada akhirnya, dalam sebuah musim yang suram, gelar pemain terbaik harus didefinisikan ulang. Ini bukan semata-mata tentang siapa yang mencetak gol terbanyak, tetapi tentang siapa yang menjadi jiwa dan solusi di tengah-tengah badai.
- Christian Pulisic dan Rafael Leão adalah pemain hebat yang melakukan tugas mereka dengan sangat baik.
- Namun, Tijjani Reijnders adalah sesuatu yang lebih dari itu. Ia adalah simbol ketangguhan, pemain yang naik level ketika timnya terjun bebas, dan individu yang kontribusinya terasa paling fundamental bagi stabilitas tim.
Ia adalah cahaya terang dalam kegelapan musim Milan. Keberadaannya memberikan harapan untuk masa depan, sebuah fondasi kuat yang dapat dibangun oleh pelatih baru untuk membawa Rossoneri kembali ke puncak.
Penutup: Warisan Reijnders
Jadi, meski statistik Pulisic dan kilau Leão sangat memukau, warisan musim ini adalah kebangkitan seorang maestro lini tengah. Tijjani Reijnders telah membuktikan bahwa nilai sebenarnya seorang pemain sering kali paling terlihat justru ketika segala sesuatu di sekitarnya sedang tidak berjalan sesuai rencana.
Jangan lewatkan analisis mendalam dan berita terbaru seputar dunia sepakbola hanya di Score.co.id.
