SCORE.CO.ID – Berbagai keputusan Shin Tae-yong tentunya tidak bisa dilepaskan dari hasil penampilan Timnas Indonesia yang kalah dari China dengan skor 1-2.
Setelah pertandingan tersebut, banyak yang menilai bahwa pelatih asal Korea Selatan itu telah mengambil keputusan yang kurang tepat.
Dalam laga tersebut, Shin Tae-yong melakukan sejumlah perubahan signifikan dalam susunan pemain jika dibandingkan dengan pertandingan sebelumnya melawan Bahrain.
Beberapa pemain kunci seperti Malik Risaldi, Thom Haye, dan Sandy Walsh yang sebelumnya menjadi starter justru duduk di bangku cadangan.
Keputusan tersebut dianggap berisiko mengingat para pemain tersebut telah menunjukkan kemampuan yang baik sebelumnya.
Calvin Verdonk juga ditempatkan di posisi bek tengah sebelah kiri, suatu perubahan yang menuai kritik.
Selain itu, eksperimen dengan memainkan Pratama Arhan di sisi kanan pada babak kedua tidak berhasil memberikan hasil yang diharapkan.
Resiko Taktik Shin Tae-yong
Banyak pihak berpendapat bahwa strategi yang diterapkan Shin Tae-yong justru menyebabkan hilangnya sinergi di lapangan.
Misalnya, kehadiran Rizky Ridho yang sudah beradaptasi dengan Jay Idzes di posisi bek tengah seharusnya dipertahankan.
Sebaliknya, kehadiran Mees Hilgers yang baru saja bergabung justru menggantikan posisi Rizky, yang dinilai dapat menimbulkan ketidakstabilan dalam pertahanan.
Kehilangan Thom Haye dari lini tengah juga dianggap berdampak besar terhadap kreativitas serangan Timnas.
Sebagai otak permainan, absennya Haye berpotensi menurunkan efektivitas penguasaan bola dan pengaturan serangan.
Hal ini semakin mengundang kekecewaan dari para penggemar yang berharap melihat performa maksimal dari skuad Garuda.
PSSI Pertahankan Otonomi Pelatih
Di tengah berbagai kritik yang muncul, PSSI tetap menegaskan sikap untuk tidak melakukan intervensi terhadap keputusan pelatih.
Anggota Komite Eksekutif (Exco) PSSI, Arya Sinulingga, menjelaskan bahwa keputusan taktik sepenuhnya menjadi hak pelatih.
Ia mengungkapkan bahwa Ketum PSSI, Erick Thohir, telah menegaskan pentingnya memberikan ruang bagi pelatih untuk mengambil keputusan.
Walau begitu, setelah penerapan taktik, komunikasi tetap dibutuhkan agar pelatih dapat memahami hasil dari pilihan yang diambil.
Kekalahan dari China membuat Timnas Indonesia gagal memenuhi target empat poin dari dua laga, sebuah pencapaian yang diharapkan dapat tercapai setelah hasil imbang melawan Bahrain.
Dengan hanya mengumpulkan satu poin, misi untuk mencapai total 15 poin di Ronde 3 Kualifikasi Piala Dunia 2026 menjadi semakin sulit.
Situasi ini memberikan tantangan besar bagi Shin Tae-yong dan Timnas Indonesia untuk bangkit dan memperbaiki performa di pertandingan mendatang.
Dengan tekad dan kerja keras, harapan untuk meraih poin lebih banyak dalam laga-laga berikutnya masih dapat terwujud.