SCORE.CO.ID – Pelatih Tim Garuda, Shin Tae-yong, menyampaikan kekecewaannya terhadap keputusan wasit dalam laga Kualifikasi Piala Dunia 2026 Zona Asia melawan Bahrain.
Ia menilai kepemimpinan wasit Ahmed Al Kaf sangat memalukan dan cenderung bias terhadap tim tuan rumah.
Dalam pertandingan yang berlangsung di Bahrain International Stadium, Indonesia mengalami situasi sulit ketika tertinggal oleh gol Mohammed Marhoon di menit ke-15.
Namun, Ragnar Oratmangoen berhasil menyamakan skor pada menit ketiga injury time babak pertama, memberikan harapan bagi tim.
Setelah itu, Rafael Struick membawa Indonesia unggul 2-1 pada menit ke-74, sebuah momen yang sangat dinanti oleh para pendukung.
Kendati demikian, harapan akan kemenangan sirna ketika Marhoon mencetak gol keduanya di menit ke-98, mengubah hasil akhir menjadi 2-2.
Keputusan Kontroversial di Akhir Pertandingan
Gol penyeimbang yang dicetak oleh Marhoon memicu protes keras dari kubu Indonesia.
Tim Garuda merasa keputusan wasit sangat tidak adil, mengingat waktu tambahan yang seharusnya hanya enam menit.
Wasit Al Kaf terus melanjutkan pertandingan hingga menit ke-99, tiga menit lebih lama dari waktu yang ditentukan.
Keputusan ini memicu amarah para pemain, yang merasa keputusan tersebut menunjukkan ketidakadilan.
Protes yang dilakukan berujung pada kartu merah untuk manajer tim, Sumardji, yang menunjukkan betapa besarnya ketidakpuasan terhadap kepemimpinan wasit.
Meskipun ada protes dari pemain, peluit panjang akhirnya berbunyi, mengakhiri pertandingan dengan kontroversi yang mengguncang dunia maya.
Banyak pihak yang membahas keputusan Al Kaf, yang dinilai berat sebelah dan tidak mendukung fair play.
Reaksi Shin Tae-yong dan Dampaknya bagi Tim
Dalam konferensi pers, Shin Tae-yong mengungkapkan rasa kecewanya terhadap keputusan tersebut.
Ia menyebutkan bahwa semua pemain Indonesia dan Bahrain telah tampil luar biasa hingga akhir pertandingan.
Shin mengungkapkan harapannya agar federasi sepak bola Asia, AFC, dapat lebih memperhatikan kualitas wasit dalam setiap pertandingan.
Ia menekankan pentingnya keputusan yang adil, agar tidak merugikan salah satu pihak.
“Jika Anda menyaksikan pertandingan ini, Anda pasti akan memahami mengapa pemain kami marah,” ungkap Shin Tae-yong.
Situasi ini tidak hanya berdampak pada moral pemain, tetapi juga pada posisi Indonesia di klasemen.
Saat ini, Indonesia tertahan di posisi kelima Grup C dengan hanya tiga poin dari tiga pertandingan.
Laga berikutnya melawan China pada 15 Oktober 2024 menjadi sangat krusial bagi tim Garuda untuk membangun kembali kepercayaan diri dan mengejar ketinggalan.
Kekesalan yang ditunjukkan Shin dan pemain bisa menjadi motivasi tambahan dalam menghadapi tantangan di pertandingan mendatang.
Keputusan dan performa wasit di laga tersebut menjadi peringatan akan pentingnya transparansi dan keadilan dalam sepak bola.