Score – Kini, juru taktik asal Korea Selatan itu bisa sedikit mendapatkan catatan baru yang dibocorkan oleh Osas Saha.
Osas Saha merupakan pemain asal Nigeria, Afrika, yang kini menjadi Warga Negara Indonesia (WNI) lewat proses naturalisasi.
Pemain PSBS Biak itu juga sempat membela timnas Indonesia di Kualifikasi Piala Dunia 2022 zona Asia waktu dilatih Simon McMenemy.
Osas Saha tahu betul gaya permainan pemain-pemain Guinea.
Sebab, mayoritas pemain-pemain asal Afrika itu sangat kuat di mental.
Ini menjadi perhatian khusus bagi Shin Tae-yong.
Pelatih berusia 53 tahun itu harus menyiapkan taktik dan strategi terbaiknya untuk menghadapi pemain-pemain Guinea.
Seperti diketahui, timnas U-23 Indonesia akan melawan Guinea pada laga Play-off Olimpiade 2024 di INF Clairefontaine, Paris, Prancis, Kamis (9/5/2024).
Timnas U-23 Indonesia harus menang untuk mendapatkan satu tiket melaju ke Olimpiade 2024 Paris.
Timnas U-23 Indonesia harus menjalani pertandingan Play-off karena hanya menempati peringkat keempat di Piala Asia U-23 2024.
Hal yang sama juga dirasakan Guinea yang duduk di posisi keempat di Piala Afrika U-23 2024.
“Sejauh ini saya lihat hanya mental saja perbedaannya.”
“Pemain Afrika itu punya mental yang kuat dan tidak menyerah.”
“Apapun situasinya, mereka tidak mau kalah.”
“Kalau pemain Afrika punya mental seperti itu, pasti sulit dikalahkan,” kata Osas Saha.
Ya ini akan menjadi pertandingan berat bagi Marselino Ferdinan dkk.
Pasalnya, mayoritas pemain Guinea bermain di luar negeri dan membela tim senior.
Selain itu, posisi Guinea di ranking FIFA duduk di posisi ke-76.
Sedangkan Indonesia berada di posisi ke-134, jarak yang sangat jauh.
Meski begitu, Osas Saha yakin timnas U-23 Indonesia bisa menang atas Guinea.
Terpenting, para pemain Garuda Muda mempunyai mental yang kuat.
“Saya yakin timnas U-23 Indonesia bisa menang kalau mempunyai mental yang lebih kuat dari lawannya,” kata Osas Saha.
“Pemain-pemain kita harus tetap fight, jangan mau kalah fisik, jangan mau kalah badan, jangan takut dengan postur.”
“Sepak bola bukan soal tinggi tapi mental dan fisik,” tutupnya.