Setahun dengan Messi Tak Ada Artinya, Mantan Bos PSG Lebih Kagum Ronaldo

Setahun dengan Messi Tak Ada Artinya, Mantan Bos PSG Lebih Kagum Ronaldo

ywAAAAAAQABAAACAUwAOw== SCORE.CO.ID

Score – Christophe Galtier terjebak ke dalam perdebatan tentang Lionel Messi dan Cristiano Ronaldo.

Selagi dua megabintang tersebut masih aktif, perbedaan tentang sosok yang terbaik masih terus ada.

Dilihat dari sejarah, Christophe Galtier memang lebih dekat dengan Lionel Messi.

Galtier berkesempatan melatih Messi selama semusim di Paris Saint-Germain.

Kerja sama tersebut tidak berlangsung lama karena keduanya langsung angkat kaki dari PSG dalam waktu yang hampir sama.

Dari kerja sama ini, PSG berhasil memastikan gelar Liga Prancis pada musim lalu.

Meski dekat dengan Messi, Galtier ternyata memiliki pendapat lain tentang perdebatan pemain terbaik.

Kesempatan menukangi Messi dari jarak dekat tidak membuat Galtier menutup mata mengenai megabintang lain.

Buktinya, pelatih asal Prancis tersebut masih menyanjung Cristiano Ronaldo setinggi langit.

“Ia masih menjadi pesepak bola terbaik pada saat ini,” ucap Galtier menambahkan.

Baru-baru ini, Galtier berkesempatan berjumpa dengan Ronaldo sebagai lawan.

Selepas dari PSG, sang pelatih diberi amanah untuk melatih klub Liga Qatar bernama Al Duhail.

Galtier pun harus membawa klubnya menghadapi Al Nassr pada Liga Champions Asia.

Hasilnya, Al Duhail dipaksa bertekuk lutut dari sang lawan dengan skor 3-4.

Ronaldo menjadi aktor utama kemenangan Al Nassr dengan menyumbang dua gol.

Catatan tersebut hanya bisa membuat Galtier kagum meski ia dan timnya menderita.

Pasalnya, ia bisa melihat kebesaran Ronaldo yang belum habis pada laga melawan Al Duhail.

Ronaldo yang sudah berusia 38 tahun masih bisa mencetak dua gol dalam laga penting.

Bagi Galtier, hanya pemain luar biasa yang bisa menorehkan rekor tersebut.

Pemain seperti Ronaldo memang seolah bisa melawan takdir pesepak bola yang melewati usia emas.

Baca Juga  Damkar: Sejak September terjadi 36 kebakaran lahan di Kota Bengkulu

Bagi sang megabintang, masa keemasannya belum berakhir hingga ia memutuskan tidak berusaha keras lagi.