Selamatkan persikas Ada apa dengan Persikas Subang – Viral

Dukung Persikas Subang! Temukan isu terkini dan solusinya.

Ada apa dengan Persikas Subang
Ada apa dengan Persikas Subang

Ada apa dengan Persikas Subang

score.co.id – Gempar! Kabar mengejutkan datang dari markas Persikas Subang. Klub kebanggaan warga Subang ini dikabarkan akan dijual ke investor Sumatera Selatan dan berganti nama menjadi Sumsel United. Isu ini ibarat petir di siang bolong bagi ribuan suporter yang selama ini setia mendukung.

Bagi masyarakat Subang, Persikas bukan sekadar klub bola biasa. Ini soal harga diri, identitas, dan warisan budaya yang sudah mengalir puluhan tahun di darah mereka. Tapi di musim 2025 ini, masa depan klub Liga 2 itu seperti bola liar yang sulit ditebak arahnya. Rencana relokasi ke Sumsel bak pisau yang menusuk jantung para pecinta sepak bola lokal. Yang jadi pertanyaan: sampai sejauh mana kebenaran isu panas ini?

Berita Utama

Gosip tentang penjualan Persikas mulai menyeruak awal Mei lalu. Dari mulut ke mulut, kabar ini menyebar bak kebakaran jagung. Sumber internal klub membisikkan ke score.co.id bahwa negosiasi dengan investor Sumsel sudah masuk tahap serius. Klub yang selama ini jadi kebanggaan Subang bakal “diboyong” ke bumi Sriwijaya.

Dukung Persikas Subang! Temukan isu terkini dan solusinya.
Dukung Persikas Subang! Temukan isu terkini dan solusinya.

Puncaknya terjadi pada 28 Mei 2025. Saat acara “Nganjang ka Warga” digelar, ratusan suporter Persikas Mania membanjiri lokasi dengan spanduk “Selamatkan Persikas”. Suara yel-yel mereka menggema, menolak keras rencana penghianatan terhadap identitas klub. “Ini bukan cuma soal klub, tapi harga diri kami sebagai orang Subang!” teriak Rudi Hartono, salah satu suporter yang emosional.

Respons pemerintah malah bikin panas situasi. Gubernur Jawa Barat Dedi Mulyadi yang kebetulan hadir justru menghindar. “Saya ke sini bahas infrastruktur, bukan urusan klub,” kilahnya singkat. Pernyataan ini jelas bikin hati suporter makin geram.

Baca Juga  Siap Ambil Resiko, Fernando Valente Pede Arema FC Bisa Raih Kemenangan Atas Madura United

Manajemen Persikas pimpinan Ahmad Bukhori pun bersikap ambigu. “Masih dalam pertimbangan,” katanya singkat dalam konferensi pers 30 Mei lalu. Sikap plin-plan ini ibarat menuangkan bensin ke dalam api.

Analisis & Opini

Ini bukan kali pertama klub Indonesia jadi korban “perdagangan”. Kita masih ingat kasus AHHA PSG yang sempat menghebohkan. Tapi kasus Persikas punya rasa pahit yang berbeda. Klub ini ibarat jiwa sepak bola Subang yang hidup sejak zaman baheula.

Pernyataan Gubernur soal keterbatasan APBD memang masuk akal. Data BPS menunjukkan anggaran olahraga Subang cuma Rp15 miliar – jauh dari kebutuhan klub Liga 2 yang bisa menelan Rp50 miliar per musim. Tapi cara dia menghindar dari pembahasan justru bikin hati suporter makin sakit.

Adih Rohendi, legenda Persikas era 90-an yang dijuluki “Elang Subang”, tak bisa menyembunyikan kekecewaannya. “Kalau klub dijual, mau dikemanakan pemain lokal Subang? Dana penjualannya untuk apa?” tanyanya pedas dalam wawancara eksklusif dengan score.co.id.

Di lapangan, performa Persikas memang jauh dari memuaskan. Dari 15 laga Liga 2 musim ini, mereka cuma menang 4 kali. Tapi apakah menjual klub adalah solusi? Banyak pengamat sepak bola lokal yakin ada cara lain seperti perbaikan manajemen dan gencar cari sponsor.

Dampak & Prediksi

Jika benar Persikas pindah ke Sumsel, efeknya bakal seperti gempa bumi bagi sepak bola Subang. Identitas lokal yang dibangun puluhan tahun bisa lenyap dalam sekejap. Para pemain muda Subang yang 60% mengisi skuad utama bakal kehilangan rumah.

Untuk Liga 2 sendiri, kepergian Persikas berarti berkurangnya satu kekuatan dari Jawa Barat. Tapi di sisi lain, Sumsel United bisa jadi angin segar bagi sepak bola di sana. Meski begitu, tanpa dukungan suporter sefanatik Persikas Mania, masa depan klub baru ini masih tanda tanya besar.

Baca Juga  Prediksi Skor Chelsea vs AFC Wimbledon di Piala Carabao: Preview, Head to Head, dan Starting Line-up

Semuanya sekarang tergantung pada keputusan manajemen. Jika tawaran investor Sumsel benar mencapai Rp70 miliar seperti kabar burung, bukan tidak mungkin Persikas benar-benar tinggal nama.

Kutipan Penting

“Mengelola klub Liga 1 atau 2 butuh dana besar, tidak bisa andalkan APBD saja.” – Dedi Mulyadi (Gubernur Jawa Barat)

“Kalau klub dijual, bagaimana nasib pemain lokal Subang?” – Adih Rohendi (Legenda Persikas)

“Kami masih mempertimbangkan berbagai opsi.” – Ahmad Bukhori (Manajer Persikas)

Penutupan

Persikas Subang adalah cerita tentang cinta, identitas, dan perjuangan. Kontroversi ini mengingatkan kita bahwa sepak bola lokal selalu terjepit antara idealisme dan kebutuhan finansial. Untuk suporter, ini soal menjaga warisan. Untuk manajemen, ini soal bertahan hidup.

Satu yang pasti: sepak bola Indonesia butuh solusi cerdas untuk selamatkan klub-klub daerah. Bukan dengan menjualnya ke tangan asing, tapi dengan membangun ekosistem yang lebih sehat. Yuk terus dukung Persikas dan ikuti perkembangan terbarunya di score.co.id!