Sejarah Pertemuan Jerman vs Spanyol
score.co.id – Bayangkan sebuah pertandingan yang bukan sekadar soal menang atau kalah, tapi juga soal identitas sepakbola dua bangsa. Di satu sisi ada Jerman: disiplin, fisik, efisien. Di sisi lain ada Spanyol: ritme, kreativitas, penguasaan bola. Setiap kali mereka bertemu, seolah kita disodorkan dua naskah sepakbola yang ditulis dalam bahasa berbeda—namun berujung pada klimaks yang sama: drama. Artikel ini mengupas habis 25 duel sejak 1935 hingga 2025: dari keseimbangan klasik 9-8-8 hingga dominasi Spanyol di era modern yang membuat “mesin Jerman” harus bertanya ulang: apakah cara lama masih relevan?
Kronik 90 Tahun Duel Jerman–Spanyol
Awal Mula 1935–1980: Duel di Era Analog
Pertemuan pertama terjadi di Stuttgart, 12 Mei 1935—hasilnya 1-1. Di masa ketika sepakbola belum disiarkan di televisi, wartawan menulis laporan lewat telegram. Kala itu, Jerman mengandalkan kekuatan fisik dan umpan silang, sedangkan Spanyol—yang baru mengenal sistem la furia—menekankan skill individu. Hasil imbang ini menjadi cermin bahwa perbedaan filosofi sudah ada sejak awal.

1980–2000: Keseimbangan Sempurna
Sepanjang dua dekade ini, kedua tim bertemu tujuh kali: Jerman menang tiga kali, Spanyol dua kali, dua lainnya imbang. Tidak ada tim yang mampu menang dengan selisih lebih dari dua gol. Puncaknya di Piala Dunia 1994, ketika Jerman menang 1-0 lewat gol Jürgen Klinsmann, namun Spanyol membalas di Euro 1984 babak grup. Rivalitas terasa seperti setrikaan yang sama panas di kedua sisi.
2000–2008: Peralihan Kekuatan
Setelah Euro 2000, Jerman memulai reformasi besar-besaran dengan lulusan akademi baru. Spanyol, sementara itu, sedang memijak generasi emas U-19 yang menjadi fondasi tiki-taka. Di Piala Dunia 2006, mereka bermain imbang 1-1 di babak grup—tetapi sudah terlihat: Spanyol lebih menguasai bola, Jerman lebih mengandalkan transisi kilat.
Analisis
Titik Balik 2010: Carles Puyol dan Tiki-Taka yang Membunuh Efisiensi
Semifinal Piala Dunia 7 Juli 2010 di Durban menjadi momen bersejarah. Jerman datang dengan kepercayaan penuh setelah menghancurkan Argentina 4-0. Namun, Spanyol menguasai bola 63% dan akhirnya Puyol menundukkan Manuel Neuer lewat sundulan yang kini diabadikan dalam mural di Barcelona. Bagi Jerman, ini kekalahan pahit pertama mereka di fase knockout Piala Dunia sejak 2006.
6–0 di Sevilla: “Lampu Merah” bagi Die Mannschaft
17 November 2020, UEFA Nations League. Spanyol memborbardir enam gol tanpa balas. Álvaro Morata, Ferran Torres (hattrick), Rodri, dan Mikel Oyarzabal menandai malam paling memalukan Jerman sejak kekalahan 0–8 dari Swiss pada 1912. Hansi Flick menyebutnya “earthquake”, Lothar Matthäus mengatakan “ini bukan cedera, ini amputasi.”
Data Taktis: Penguasaan Bola vs Transisi
Dari 25 laga, rata-rata penguasaan bola Spanyol sejak 2008 adalah 61%. Namun, Jerman memiliki xG (expected goals) yang hanya 0,22 di bawah Spanyol—fakta menarik bahwa “efisiensi Jerman” masih hidup, hanya saja mereka tidak cukup menyentuh bola untuk mengubahnya jadi gol.
Dampak & Proyeksi
Dampak Psikologis: Jerman Mulai “Ragu”
Dalam wawancara eksklusif dengan score.co.id, Bastian Schweinsteiger mengatakan:
“Ketika kami tertinggal 0-2 di Euro 2024, ada 2-3 detik di lapangan yang terasa seperti slow motion. Kami tahu Spanyol bisa mematikan ritme. Itu bukan masalah fisik, tapi mental.”
Proyeksi Kualifikasi Piala Dunia 2026
Pada Juli 2025, Spanyol berada di jalur aman: 10 poin dari 4 laga kualifikasi, mencetak 12 gol. Jerman? 7 poin, baru 6 gol. Jadwal Oktober 2025: Spanyol kontra Turki & Bulgaria; Jerman lawan Slovakia & Irlandia Utara. Simulasi Monte Carlo oleh tim data score.co.id menunjukkan peluang Spanyol lolos otomatis 89%, Jerman 67%—tertinggi di grup, tapi belum aman.
Skenario Gelap Jerman
Jika Jerman gagal finis di dua besar grup, mereka masuk babak play-off. Jalur play-off Eropa diprediksi penuh tim kuat seperti Italia atau Belanda. Kekalahan dari Slovakia pada matchday 9 bisa memaksa mereka bertemu Spanyol lagi di jalur play-off—ironis, duel ulang yang tidak mereka inginkan.
Kutipan Menarik
Luis de la Fuente (Pelatih Spanyol, usai latihan di Ciudad del Fútbol):
“Kami tidak menang karena lebih cantik. Kami menang karena anak-anak ini percaya bahwa bola adalah senjata paling tajam untuk menundukkan kekuatan fisik.”
Julian Nagelsmann (Pelatih Jerman, konferensi pers):
“Rekor 6-0 masih terdengar seperti dentuman di telinga kami. Tapi sepakbola adalah tentang hari esok. Di sepakbola, balas dendam bisa datang lewat tiket ke final Piala Dunia.”
Tabel – Rincian Pertemuan 2010-2025
| Tanggal | Kompetisi | Skor | Pemenang |
|---|---|---|---|
| 05/07/2024 | UEFA EURO | 2-1 | Spanyol |
| 27/11/2022 | FIFA World Cup | 1-1 | Imbang |
| 17/11/2020 | UEFA Nations League | 6-0 | Spanyol |
| 03/09/2020 | UEFA Nations League | 1-1 | Imbang |
| 23/03/2018 | Laga Persahabatan | 1-1 | Imbang |
| 18/11/2014 | Laga Persahabatan | 0-1 | Jerman |
| 07/07/2010 | FIFA World Cup | 0-1 | Spanyol |
Penutupan – Apa yang Bisa Dipelajari?
Dari 25 kali beradu, kita menyaksikan evolusi dua bangsa: Jerman belajar bahwa efisiensi perlu dikawinkan dengan kreativitas; Spanyol membuktikan bahwa kepemilikan bola tanpa tujuan akhir adalah sia-sia. Kini, di ambang Piala Dunia 2026, keduanya berdiri di persimpangan: Spanyol ingin mempertahankan dominasi, Jerman ingin membalikkan sejarah. Satu hal yang pasti—setiap kali mereka bertemu, dunia sepakbola berhenti sejenak untuk menonton.
Ikuti terus laporan mendalam, data eksklusif, dan analisis taktik terbaru hanya di score.co.id. Saksikan bagaimana sejarah terus ditulis ulang, satu pertandingan pada satu waktu.












