Sejarah Manchester City Degradasi Berapa Kali, Fakta yang Disembunyikan

Rangkuman Momen Kelam The Citizens di Masa Lalu 2025

Sejarah Manchester City Degradasi
Sejarah Manchester City Degradasi

Sejarah Manchester City Degradasi

score.co.id – Dalam hiruk-pikuk kesuksesan Manchester City era modern, dengan treble winners dan dominasi Premier League, terselip sebuah narasi lain. Sebuah kisah tentang kejatuhan, ironi, dan perjuangan yang hampir terlupakan. Berapa kali sebenarnya Manchester City mengalami degradasi? Jawabannya bukan sekadar angka, melainkan cerita tentang klub yang berulang kali bangkit dari jurang kegagalan.

Dari Puncak ke Jurang: Ironi Tragis Sang Juara Bertahan

Sebuah Paradoks Sepak Bola

Sulit membayangkan Manchester City, raksasa finansial dengan segudang trofi terkini, pernah mengalami masa-masa suram. Namun, sejarah mencatat bahwa klub ini justru memiliki salah satu cerita degradasi paling ironis dalam sepak bola Inggris. Bayangkan, sebuah tim yang baru saja dinobatkan sebagai juara, tiba-tiba harus turun kasta musim berikutnya. Itulah yang terjadi pada Manchester City di musim 1937/1938.

Rangkuman Momen Kelam The Citizens di Masa Lalu 2025
Rangkuman Momen Kelam The Citizens di Masa Lalu 2025

Baru saja merayakan gelar juara Divisi Satu pertama mereka pada 1936/1937, The Citizens justru terperosok ke Divisi Dua pada musim berikutnya. Yang lebih mencengangkan, mereka terdegradasi bukan karena serangan yang tumpul. Justru sebaliknya, City menjadi tim dengan serangan paling mematikan di liga dengan 80 gol dicetak, bahkan memiliki selisih gol yang positif. Fakta ini merupakan sebuah anomali statistik yang belum pernah terulang oleh klub mana pun di Inggris hingga saat ini. Degradasi sebagai juara bertahan adalah paradoks yang sempurna, menunjukkan betapa tidak stabilnya fondasi klub pada masa itu dan betapa tidak terduganya sepak bola.

Baca Juga  TPN Ganjar apresiasi peran relawan dan BOLDS

Era Rollercoaster: Manchester City dan Status “Yo-Yo Club”

Naik-Turun yang Konsisten

Degradasi tahun 1938 bukanlah sebuah akhir, melainkan awal dari pola yang berulang selama beberapa dekade. Manchester City menjelma menjadi typical “yo-yo club”, sebuah istilah untuk klub yang naik-turun divisi secara konsisten. Sejarah mereka adalah rollercoaster yang dipenuhi dengan momen puncak yang diikuti oleh kejatuhan yang dalam.

Setelah berhasil kembali ke papan atas, City kembali merasakan pahitnya degradasi pada tahun 1950. Siklus ini terus berlanjut. Titik kelam lainnya datang pada tahun 1963, ketika mereka kembali terlempar dari Divisi Satu. Masa-masa ini adalah era paling suram, yang berpuncak pada rekor kehadiran terendah dalam sejarah klub. Hanya 8.015 setia yang menyaksikan laga kandang melawan Swindon Town di bulan Januari 1965, sebuah gambaran betapa lesunya atmosfer di Maine Road. Era 1980-an pun tidak lebih baik, dengan dua kali degradasi pada tahun 1983 dan 1987. Setiap kali kembali ke divisi tertinggi, ancaman untuk jatuh lagi selalu membayangi.

Titik Nadir: Terjun ke Kasta Ketiga dan Awal Kebangkitan

Bencana Terbesar dan Pemicu Perubahan

Memasuki era Premier League pada tahun 1992, banyak yang berharap perubahan nasib untuk City. Kenyataannya, mereka justru mengalami degradasi pertama dari kasta terbaru ini pada musim 1995/1996. Namun, lubang hitam yang sesungguhnya baru menunggu.

Setelah dua musim di Divisi Satu (kasta kedua), bencana terbesar terjadi. Pada akhir musim 1997/1998, Manchester City terdegradasi untuk kali ketujuh kalinya—dan yang paling memalukan—ke Divisi Dua, kasta ketiga sepak bola Inggris. Pada titik ini, City menjadi klub pemenang trofi Eropa (Piala Winners UEFA 1970) kedua dalam sejarah yang terjatuh sedemikian rendah di kompetisi domestiknya sendiri. Stigma sebagai “raksasa yang terjun bebas” melekat sangat kuat.

Baca Juga  Nasib Kompatriot Messi Masih Abu-Abu, Man United Mulai Siaga Satu

Namun, dari kegelapan inilah cahaya mulai muncul. Degradasi ke kasta ketiga menjadi pukulan keras yang memaksa klub untuk melakukan evaluasi total dan restrukturisasi fundamental. Di bawah kepemimpinan ketua baru David Bernstein, klub menerapkan disiplin keuangan dan manajemen yang lebih profesional. Langkah ini membangun fondasi yang kokoh, membersihkan warisan manajemen yang buruk, dan memulai perjalanan panjang menuju stabilitas. Meski masih harus terdegradasi sekali lagi dari Premier League pada 2001, proses pemulihan telah dimulai. Fondasi yang dibangun dari titik terendah inilah yang, meski tidak langsung, membuat klub menjadi lebih menarik bagi investor besar di kemudian hari.

Linimasa Degradasi Manchester City: Sebuah Potret Volatilitas

Musim Hasil Akhir Catatan Penting
1925–26 Degradasi dari Divisi Satu Degradasi pertama dalam sejarah klub.
1937–38 Degradasi dari Divisi Satu Ironi terbesar: Degradasi sebagai juara bertahan & pencetak gol terbanyak.
1949–50 Degradasi dari Divisi Satu Mengawali periode naik-turun yang panjang.
1962–63 Degradasi dari Divisi Satu Diikuti oleh rekor kehadiran terendah (8.015 vs Swindon Town, 1965).
1982–83 Degradasi dari Divisi Satu Bagian dari periode suram di era 80-an.
1986–87 Degradasi dari Divisi Satu Degradasi kedua dalam kurun waktu 5 tahun.
1995–96 Degradasi dari Premier League Degradasi pertama dari era liga modern.
1997–98 Degradasi dari Divisi Satu (L2) Titik terendah: Jatuh ke kasta ketiga. Katalisator perubahan.
2000–01 Degradasi dari Premier League Degradasi terakhir dari kasta tertinggi hingga saat ini.

Dari Puing-puing Menuju Dominasi Global

Transformasi yang Luar Biasa

Kisah degradasi Manchester City yang berulang bukan sekadar catatan sejarah yang usang. Narasi ini adalah bukti nyata dari transformasi paling dramatis dalam sepak bola dunia. Kontras antara berjuang di kasta ketiga dengan membangun dinasti di puncak Eropa adalah sebuah pencapaian yang luar biasa. Perjalanan ini menunjukkan bahwa kesuksesan sejati tidak pernah linier. Ia dibangun dari kegagalan, pembelajaran dari kesalahan, dan ketekunan untuk bangkit lagi.

Baca Juga  Senasib dengan Timnas Indonesia di Piala Asia 2023, Pelatih Thailand Buka Suara Soal Tim Terbaik di ASEAN

Sejarah ini juga memberikan perspektif yang berharga bagi para pendukungnya. Kesuksesan saat ini terasa lebih manis karena mereka pernah merasakan pahitnya kekalahan dan aib degradasi. Itulah mengapa pertanyaan “Sejarah Manchester City Degradasi Berapa Kali?” sangat penting. Ia mengingatkan bahwa di balik megahnya Etihad Stadium dan galaksi bintang-bintang dunia, terdapat jiwa sebuah klub pekerja yang pantang menyerah, yang pernah berjuang mati-matian bahkan di divisi yang paling bawah. Ini adalah warisan yang tidak boleh terlupakan, sekalipun kini mereka selalu berada di puncak.

Jadi, Berapa Kali Manchester City Terdegradasi?

Jawaban pastinya adalah tujuh kali jatuh dari divisi teratas, dengan sekali terjun ke kasta ketiga yang menjadi titik nadir sekaligus batu loncatan menuju kebangkitan yang tak tertahankan. Sebuah perjalanan dari jurang degradasi hingga puncak dunia.

Ikuti Berita Sepak Bola Terbaru

Ikuti terus perkembangan berita sepakbola terbaru dan analisis mendalam hanya di score.co.id.