Sejarah Dualisme Arema: Arema FC vs Arema Indonesia 2011-Sekarang

Konflik, Perpecahan, dan Perkembangan Dualisme Arema (IPL & ISL)

Sejarah Dualisme Arema: Arema FC vs Arema Indonesia 2011-Sekarang
Sejarah Dualisme Arema: Arema FC vs Arema Indonesia 2011-Sekarang

Sejarah Dualisme Arema

score.co.id Di tengah hiruk pikuk persepakbolaan Tanah Air, sosok Andhika kembali mencuri perhatian publik sepak bola Indonesia. Pemain yang kerap menjadi buah bibir pecinta bola ini memang selalu menarik untuk dibahas, terlebih dengan sederet prestasi dan statistik mengagumkan yang telah ia torehkan di lapangan hijau. Menariknya, perjalanan karier sang pemain menyimpan berbagai kisah inspiratif yang jarang terungkap ke publik.

Seperti dilansir score.co.id pada Kamis (25/1/2025), dualisme Arema menjadi salah satu episode paling kelam dalam sejarah klub kebanggaan Kota Malang ini. Peristiwa yang terjadi pada 2011 silam tersebut tidak hanya menciptakan perpecahan di tubuh manajemen, tetapi juga membawa dampak signifikan bagi persepakbolaan Indonesia secara keseluruhan.

Fenomena dualisme yang menimpa Arema memang menyisakan banyak pelajaran berharga. Mulai dari masalah tata kelola klub, profesionalisme manajemen, hingga loyalitas suporter yang diuji. Meski kini klub berjuluk Singo Edan itu telah melewati masa-masa sulitnya, namun sejarah dualisme tetap menjadi pengingat pentingnya menjaga persatuan dalam membangun prestasi sepak bola nasional.

Live Score Tercepat Sepak Bola : Lihat Hasil Pertandingan Terkini dan Statistik Lengkap Setiap Laga

Awal Mula Dualisme Arema

Dualisme Arema bermula dari konflik internal di PSSI yang menciptakan dua liga berbeda pada tahun 2011, yaitu Indonesia Premier League (IPL) dan Indonesia Super League (ISL).

  • Arema Indonesia didaftarkan untuk bermain di IPL oleh Muhammad Nur dan Acub Zaenal, yang pada saat itu menjadi Ketua Yayasan Arema Indonesia.
  • Arema Cronus, yang kemudian berganti nama menjadi Arema FC, memilih untuk tetap bermain di ISL di bawah pimpinan Rendra Kresna, sekretaris Yayasan Arema yang tidak setuju dengan keputusan tersebut.

Perpecahan ini memunculkan dua Arema dengan identitas berbeda, yang kemudian menimbulkan kebingungan di antara suporter dan publik sepak bola Indonesia.

Live Score Tercepat Sepak Bola : Lihat Hasil Pertandingan Terkini dan Statistik Lengkap Setiap Laga

Dampak Dualisme pada Kompetisi

Dualisme Arema berdampak signifikan terhadap jalannya kompetisi sepak bola di Indonesia. IPL dan ISL menjadi ajang persaingan dua Arema, dengan masing-masing mengklaim sebagai penerus sah dari klub legendaris asal Malang tersebut.

  • Arema Indonesia di IPL: Tim ini tampil di liga yang dianggap sebagai kompetisi resmi pada awalnya. Namun, seiring waktu, IPL dinyatakan ilegal karena konflik internal di PSSI. Akibatnya, Arema Indonesia harus memulai kembali dari Liga Nusantara (sekarang Liga 3).
  • Arema FC di ISL: Arema Cronus yang berganti nama menjadi Arema FC tetap berada di kasta tertinggi sepak bola Indonesia. Mereka kemudian menjadi salah satu tim yang konsisten bersaing di Liga 1 hingga saat ini.
Baca Juga  China terbitkan prangko khusus untuk situs UNESCO Pingyao

Pemecahan Dukungan Aremania

Dualisme ini juga memecah basis suporter setia Arema, Aremania, yang selama ini dikenal sebagai salah satu kelompok suporter paling solid di Indonesia.

  • Sebagian suporter memilih mendukung Arema Indonesia karena dianggap sebagai klub yang mempertahankan warisan asli.
  • Di sisi lain, banyak suporter yang mendukung Arema FC karena tampil di kompetisi tertinggi sepak bola nasional.

Dinamika di Pengadilan

Perseteruan antara Arema Indonesia dan Arema FC tidak hanya terjadi di lapangan, tetapi juga berlanjut ke ranah hukum. Perdebatan mengenai siapa yang berhak atas nama “Arema” terus berlangsung hingga kini.

Pada tahun 2024, PT Arema Aremania Bersatu Berprestasi Indonesia (AABBI), yang menaungi Arema FC, melayangkan somasi kepada Arema Indonesia terkait penggunaan nama tersebut. Konflik ini menunjukkan bahwa dualisme Arema masih menjadi isu yang belum terselesaikan hingga saat ini.

Sejarah Arema: Sebelum Dualisme

Sebelum dualisme terjadi, Arema dikenal sebagai salah satu klub terbaik di Indonesia dengan sejarah panjang dan prestasi yang gemilang. Klub ini didirikan pada tahun 1987 dan menjadi simbol kebanggaan masyarakat Malang.

Prestasi Awal Arema Sebelum Dualisme:

  • Juara Galatama 1992-1993.
  • Juara Copa Indonesia 2005 dan 2006.
  • Piala Emas Bang Yos 2007.

Arema FC: Penerus di Liga 1

Arema FC tetap menjadi tim yang bersaing di kasta tertinggi sepak bola Indonesia setelah dualisme. Mereka bahkan meraih beberapa prestasi penting seperti:

  • Juara Piala Presiden 2017 dan 2019.
  • Konsisten menjadi penantang gelar di Liga 1.

Keberhasilan ini membuat Arema FC menjadi salah satu klub yang dikenal luas di Asia Tenggara.

Arema Indonesia: Perjalanan dari Liga 3

Sementara itu, Arema Indonesia harus berjuang dari level terendah sepak bola Indonesia. Setelah IPL dibubarkan, mereka terpaksa memulai kembali di Liga Nusantara dan terus berusaha membangun kembali kekuatan mereka.

Baca Juga  BRI Liga 1: Persija Jakarta Menang 3-2 Atas Barito Putera

Konflik yang Tak Kunjung Usai

Dualisme Arema terus berlanjut hingga lebih dari satu dekade. Persoalan hak penggunaan nama dan logo menjadi salah satu sumber konflik utama. Meski beberapa kali mediasi telah dilakukan, belum ada solusi yang memuaskan kedua belah pihak.

Dampak Dualisme pada Sepak Bola Indonesia

Perpecahan Arema menjadi salah satu contoh nyata dampak buruk dari konflik internal di PSSI. Selain merusak reputasi klub, dualisme juga memengaruhi persepsi publik terhadap profesionalisme sepak bola Indonesia.

Pandangan Suporter Terhadap Masa Depan Arema

Aremania, meskipun terpecah, masih berharap konflik ini dapat segera diselesaikan. Mereka menginginkan satu Arema yang kembali menjadi simbol kebanggaan Malang dan bersatu untuk mengukir prestasi.

Upaya Penyelesaian Dualisme

Beberapa langkah yang dapat diambil untuk menyelesaikan konflik ini meliputi:

  • Mediasi oleh PSSI sebagai otoritas sepak bola Indonesia.
  • Kerjasama antara kedua pihak untuk membangun satu entitas Arema.
  • Penegakan keputusan hukum yang jelas terkait hak penggunaan nama dan identitas Arema.

Harapan untuk Sepak Bola Indonesia

Dualisme Arema seharusnya menjadi pelajaran berharga bagi semua pihak di sepak bola Indonesia. Penting untuk memastikan konflik serupa tidak terjadi di masa depan dengan memperbaiki sistem manajemen klub dan organisasi sepak bola di Indonesia.

Kesimpulan

Perjalanan panjang dualisme Arema telah menorehkan catatan tersendiri dalam lembar sejarah persepakbolaan Indonesia. Meski sempat menciptakan perpecahan yang menguras energi semua pihak, namun fase ini justru membuktikan ketangguhan Aremania dalam menghadapi badai. Loyalitas suporter yang tetap kokoh di tengah konflik internal menjadi bukti nyata bahwa Singo Edan bukan sekadar klub sepak bola, melainkan identitas kebanggaan masyarakat Malang.

Pengalaman pahit ini membawa hikmah tersendiri bagi perkembangan sepak bola nasional. Menjadi pembelajaran berharga tentang pentingnya tata kelola klub yang profesional, transparansi manajemen, dan harmonisasi antar pemangku kepentingan. Kini, setelah melewati masa-masa sulit, Arema telah bangkit dan kembali menunjukkan tajinya di kancah sepak bola Indonesia.

Baca Juga  Piala Asia U-23 2024 Tuntas, Pemain Irak Bicara Situasi dalam Hadapi Rujakan Netizen

Menatap ke depan, kisah dualisme ini hendaknya menjadi pengingat bahwa perpecahan hanya akan membawa kemunduran. Semangat persatuan dan profesionalisme harus terus dijaga demi membangun prestasi yang lebih gemilang. Karena pada akhirnya, Arema akan selalu menjadi kebanggaan Kota Malang yang tak lekang oleh waktu.

Dukung terus perkembangan sepak bola Indonesia dan pantau berita terbaru hanya di score.co.id!