Sebanyak 800 Ribu Orang Isi Petisi Bekukan Wasit Piala Asia Ini, Kenapa? 

Sebanyak 800 Ribu Orang Isi Petisi Bekukan Wasit Piala Asia Ini, Kenapa? 

SCORE.CO.ID – Kejadian tak mengenakkan di Piala Asia ketika selebrasi “Makan Bang” membuat sebanyak 800.000 orang mendatangani petisi daring untuk meminta wasit dibekukan. 

Sudah tak asing lagi jika tiap laga di Piala Asia memakan kontroversi, kali ini dipicu pada laga Irak menghadapi yordania di babak 16 besar lalu. 

Kala itu, Yordania melakukan selebrasi dengan duduk bersama dan bergestur seperti tengah makan bersama ketika Yazan Al Naimat mencetak gol penyeimbang kedudukan. 

Kemudian, Aymen Hussein mencetak gol yang membawa Irak unggul 2-1 untuk sementara. Melakukan selebrasi yang sama, Alireza Faghani justru memberikan kartu kuning kedua alias kartu merah pada Aymen Hussein dan disinilah warganet menilai wasit tak adil. 

Dilansir dari laman Inside World Football, petisi pun dilakukan melalui laman situs Chareg. Wasit Alireza Faghani dianggap melakukan penyalahgunaan keputusan karena tak seharusnya memberikan kartu kuning kedua pada Aymen Hussein.

Apa Dampaknya? 

Efek dari petisi daring untuk wasit sepak bola telah menjadi topik yang sangat kontroversial dalam beberapa tahun terakhir. Dengan semakin banyaknya platform media sosial dan situs web yang memungkinkan orang-orang untuk menyampaikan pendapat mereka secara online, petisi daring telah menjadi semakin populer sebagai alat untuk memprotes keputusan wasit dalam pertandingan sepak bola.

Dalam beberapa kasus, petisi daring telah membawa perubahan signifikan dalam keputusan pengadilan terhadap wasit. Beberapa petisi telah berhasil memaksa otoritas sepak bola untuk mereview kembali keputusan wasit yang kontroversial dan secara terbuka meminta maaf atas kesalahan yang terjadi.

Namun, di sisi lain, ada juga argumen bahwa petisi daring ini dapat memberikan tekanan yang tidak sehat pada wasit dan dapat mengganggu integritas pertandingan.

Baca Juga  Habis Dipecat, Daisuke Sato Malah Ucap Terima Kasih ke Persib

Salah satu dampak positif dari petisi daring adalah memberikan suara kepada para penggemar sepak bola yang merasa tidak puas dengan keputusan wasit.

Ini memberi mereka rasa keadilan dan kepentingan dalam dunia sepak bola. Namun, di sisi lain, petisi ini juga dapat mengarah pada pemecatan wasit yang melakukan kesalahan, tanpa memperhatikan konteks atau tekanan yang mereka hadapi dalam situasi tertentu.

Selain itu, petisi daring juga dapat mengubah cara para wasit memandang pekerjaan mereka. Ketika setiap langkah yang mereka ambil dapat diprotes secara massal, ini dapat menciptakan tekanan psikologis yang besar bagi para wasit. Mereka mungkin menjadi lebih enggan untuk membuat keputusan yang kontroversial, bahkan jika itu adalah keputusan yang benar, karena takut akan kecaman dan tekanan dari publik.

Sebagai hasil dari petisi daring, para wasit sepak bola saat ini mungkin dapat merasa lebih terisolasi dan lebih ditekan dalam melakukan pekerjaan mereka. Kondisi psikologis yang lebih sulit ini dapat memengaruhi kualitas keputusan yang mereka buat selama pertandingan dan, akhirnya, dapat merugikan kualitas permainan sepak bola secara keseluruhan.

Dalam kesimpulannya, petisi daring untuk wasit sepak bola memiliki dampak yang kompleks dan kontroversial. Meskipun petisi ini dapat memberikan suara kepada para penggemar yang tidak puas dengan keputusan wasit, mereka juga dapat menciptakan tekanan yang tidak sehat bagi para wasit dan memengaruhi kualitas permainan secara negatif.

Oleh karena itu, sementara petisi daring dapat menjadi alat yang berguna untuk memprotes keputusan wasit yang kontroversial, kita juga perlu mempertimbangkan dampak negatif yang mungkin timbul dari penggunaannya.

Alireza Tak Dipercaya Lagi? 

Piala Asia 2023 menuju final besok Sabtu (10/2/2204). Alireza masih berkaitan dengan kasus hukum yang dibuat oleh warganet melalui petisi daring. 

Baca Juga  Indonesia Lolos ke Babak 16 Besar Piala Asia Pertama Kalinya, Shin Tae-yong : Tuhan Tahu Setiap Usaha Kita

Atas hal ini, Alireza tak dipercaya lagi untuk memimpin pertandingan final besok.  Kemungkinan FIFA akan menyelidiki kasus ini secara ketat.