Saudi Tolak Messi Gabung Pro League
score.co.id – Sebuah penolakan yang mengguncang dunia sepak bola. Bayangkan, salah satu pemain terhebat sepanjang masa, Lionel Messi, secara halus ditolak untuk bermain di sebuah liga. Ini bukan rumor atau spekulasi, melainkan pernyataan resmi dari dalam Arab Saudi sendiri. Pada akhir Oktober 2025, terungkap bahwa otoritas Saudi dengan tegas menolak tawaran dari tim Messi untuk membawanya bermain secara singkat di Saudi Pro League (SPL). Keputusan ini bukan tentang uang atau kemampuan, melainkan tentang prinsip dan sebuah visi jangka panjang yang sedang ditegakkan dengan keras.
Latar Belakang: Proposal Singkat dan Ambisi Besar Messi
Lionel Messi, melalui perwakilannya, tidak main-main. Selama penyelenggaraan Club World Cup terakhir, mereka menghubungi Abdullah Hammad, CEO Mahd Sports Academy—sebuah figur yang terhubung baik dengan jaringan sepak bola Saudi. Proposal yang diajukan sederhana namun revolusioner: sebuah kontrak bermain selama empat bulan di SPL.
Rencana ini dirancang untuk mengisi kekosongan jadwal selama off-season Major League Soccer (MLS) yang berlangsung hampir empat bulan, menjaga kebugaran dan ritme kompetitif Messi menjelang tantangan terbesarnya, Piala Dunia 2026.
Inisiatif ini bukan tanpa preseden. David Beckham pernah melakukan hal serupa dengan dipinjamkan ke AC Milan pada 2009 dan 2010 selama masa jeda MLS, sebuah strategi yang terbukti sukses menjaga performanya untuk tim nasional Inggris.
Messi, yang baru saja memperpanjang kontraknya dengan Inter Miami hingga 2028, melihat pola yang sama. Baginya, ini adalah solusi logis untuk tetap berada dalam kondisi puncak tanpa harus melalui masa latihan tanpa pertandingan resmi yang intens.
Alasan Di Balik Penolakan Tegas Saudi
Ketika proposal tersebut sampai di meja Menteri Olahraga Saudi, jawabannya adalah “tidak”. Penolakan ini disampaikan secara terbuka oleh Hammad dalam podcast Thmanyah, dengan konfirmasi singkat dan tegas: “Itu benar.”
SPL tidak akan dijadikan “platform persiapan untuk turnamen lain”.
Visi Jangka Panjang dan Transformasi Liga
Keputusan ini mencerminkan kedewasaan baru dalam strategi sepak bola Arab Saudi. Sejak kedatangan Cristiano Ronaldo ke Al-Nassr pada 2022, SPL telah melakukan transformasi agresif dengan mendatangkan deretan bintang seperti Neymar, Karim Benzema, dan Sadio Mané.
Namun, Saudi kini tidak ingin hanya menjadi “liga pensiun” yang menampung bintang-bintang yang mencari bayaran akhir. Mereka membangun sebuah ekosistem sepak bola yang berkelanjutan, sebuah liga yang mandiri dan kompetitif.
Kontras antara pendekatan Ronaldo dan proposal Messi sangat mencolok. Ronaldo datang dengan komitmen penuh, memperpanjang kontraknya hingga 2027 dan menyatakan Saudi sebagai “rumah”-nya. Sementara, tawaran Messi bersifat sementara dan instrumental—hanya sebagai batu loncatan untuk tujuan yang lebih besar.
Mempersiapkan Panggung Dunia 2034
Penolakan ini juga tidak terlepas dari persiapan Saudi sebagai tuan rumah Piala Dunia 2034. Mereka ingin membuktikan kepada dunia bahwa mereka mampu membangun warisan sepak bola yang autentik, sebuah liga kuat yang lahir dari strategi jangka panjang, bukan dari sensasi pinjaman singkat bintang global.
Dampak Langsung pada Persiapan Piala Dunia 2026 Messi
Penolakan Saudi ini tentu saja mengacaukan rencana persiapan Messi yang hampir sempurna. Sebagai juara bertahan Piala Dunia dan kapten Argentina, tekanan untuk tampil dalam kondisi terbaik di 2026 sangatlah besar.
Pencarian Opsi Alternatif yang Terbatas
- Latihan Intensif di Inter Miami: Bergantung sepenuhnya pada program latihan internal klub selama off-season, yang mungkin kurang menantang secara kompetitif.
- Pertandingan Persahabatan Timnas: Mengandalkan jadwal FIFA Friendly dengan Argentina, yang frekuensi dan kualitas lawannya mungkin tidak konsisten.
- Pinjaman Singkat ke Liga Eropa: Sebuah opsi yang secara logistik dan finansial sangat rumit, mengingat kontrak panjangnya dengan MLS.
Ketahanan dan Adaptasi Sangat Juara
Di sisi lain, situasi ini justru bisa menjadi ujian ketahanan terakhir dalam karir epik Messi. Pada usia yang akan menjelang 39 tahun saat Piala Dunia 2026 digulirkan, kemampuan beradaptasi adalah kunci.
Performa gemilangnya di MLS 2025, di mana ia membawa Inter Miami memimpin klasemen, membuktikan bahwa levelnya masih sangat tinggi.
Analisis Lebih Luar: Pergeseran Kekuatan dan Masa Depan
Keputusan Saudi untuk menolak Messi adalah sebuah pernyataan politik-sepak bola yang lantang. Ini menandai bahwa SPL telah mencapai tingkat kepercayaan diri tertentu.
Berakhirnya Mimpi Reuni Ronaldo-Messi di Saudi
Keputusan ini juga secara efektif mengubur mimpi para penggemar untuk menyaksikan reuni epik Messi dan Ronaldo dalam kompetisi yang sama.
Kronologi Peristiwa Kunci
| Tahun | Peristiwa Utama | Dampak |
|---|---|---|
| 2022 | Cristiano Ronaldo bergabung dengan Al-Nassr. | Memicu transformasi SPL; gelombang rekrutmen bintang dimulai. |
| 2023 | Messi memilih Inter Miami, menolak tawaran jangka panjang Saudi. | Messi menancapkan bendera di Amerika, memfokuskan karir akhir di MLS. |
| Akhir 2025 | Tim Messi menawarkan stint 4 bulan di SPL; ditolak otoritas Saudi. | Saudi menegaskan prinsipnya: tidak jadi platform persiapan. |
| 2026 | Piala Dunia di AS, Meksiko, Kanada. | Kebugaran Messi tanpa SPL menjadi sorotan utama. |
| 2034 | Arab Saudi menjadi tuan rumah Piala Dunia. | Konteks jangka panjang dari strategi pengembangan sepak bola Saudi. |
Perbandingan Pendekatan: Messi vs. Ronaldo terhadap SPL
| Aspek | Lionel Messi | Cristiano Ronaldo |
|---|---|---|
| Jenis Keterlibatan | Pinjaman singkat (4 bulan) | Kontrak jangka panjang (hingga 2027) |
| Motivasi Utama | Menjaga kebugaran untuk Piala Dunia 2026 | Komitmen penuh pada pengembangan liga |
| Dampak Persepsi Liga | Ditolak agar liga tidak dianggap “training camp” | Meningkatkan kredibilitas dan daya tarik global |
| Integrasi | Bersifat sementara dan instrumental | Berusaha beradaptasi dan menjadi bagian dari proyek |
Proyeksi dan Penutup
Langkah Arab Saudi ini adalah sebuah deklarasi. Mereka bukan lagi pemain pendatang baru yang haus pengakuan, melainkan kekuatan yang memiliki cetak biru jelas.
Bagi Lionel Messi, jalan menuju Piala Dunia 2026 mungkin menjadi sedikit lebih berliku. Namun, sejarah telah membuktikan bahwa Messi seringkali menemukan kehebatannya justru dalam situasi yang penuh tantangan.
Penolakan ini bisa menjadi bahan bakar tambahan bagi salah satu legenda terbesar untuk menutup kariernya dengan sebuah kemegahan yang tak terbantahkan, sekali lagi, di panggung dunia.
Ikuti terus analisis mendalam dan berita sepak bola terpercaya hanya di Score.co.id.
