Saham Erick Thohir di Klub Sepak Bola Indonesia
score.co.id – Bayangin ada pengusaha yang nggak cuma jago di dunia bisnis, tapi juga bikin cerita seru di lapangan bola. Erick Thohir, nama yang udah nggak asing lagi buat pecinta sepak bola, punya kisah yang bikin orang takjub lewat langkahnya di klub-klub top. Dari gemerlap Championship Inggris sampe riuhnya Liga 1 Indonesia, dia nggak cuma naruh duit—ada mimpi besar di balik tiap keputusan. Sampai Maret 2025, peran Thohir di Oxford United FC sama Persis Solo jadi sorotan, bukan cuma karena ambisinya, tapi juga efek nyata yang terasa. Apa yang bikin perjalanan ini beda? Yuk, kita ulik bareng!
Jejak Investasi Erick Thohir di Dunia Sepak Bola
Erick Thohir bukan orang baru di ranah olahraga. Jauh sebelum jadi Menteri BUMN atau pimpin PSSI, dia udah terkenal sebagai pebisnis yang doyan urus klub bola. Petualangannya mulai dari Inter Milan sampe DC United, nunjukin bahwa sepak bola buat dia bukan cuma kesenangan, tapi juga peluang bisnis yang menggiurkan. Sekarang, matanya tertuju ke Oxford United FC di Inggris sama Persis Solo di Indonesia. Dua panggung beda, tapi satu tujuan: bikin prestasi dan ninggalin jejak.
Di Oxford United, Thohir bareng Anindya Bakrie pegang 51% saham sejak September 2022. Bukan cuma beli-beli biasa, ini bagian dari rencana panjang buat dorong klub dari Oxfordshire itu ke level atas. Sementara di Persis Solo, dia jadi co-owner bareng Kaesang Pangarep sama Kevin Nugroho sejak 2021. Meski porsi sahamnya nggak pernah jelas diumumin, perannya di klub ini bikin orang nggak bisa nganggep enteng. Gimana langkah ini ubah dua klub itu? Kita cari tahu lebih dalam.

Oxford United: Dari League One ke Championship
Akuisisi yang Mengubah Arah
Pas Thohir sama Bakrie ambil saham mayoritas Oxford United di 2022, banyak yang penasaran: apa yang bisa duo Indonesia ini kasih ke klub yang udah seabad lebih umurnya? Jawabannya dateng cepet. Musim 2023/24 jadi bukti—Oxford duduk di posisi lima League One dan naik ke Championship lewat play-off. Kerennya, ini pertama kalinya dalam 25 tahun mereka balik ke kasta dua Inggris. Pencapaian ini nggak lepas dari duit sama strategi jitu yang dibawa Thohir.
Sampai Maret 2025, Oxford United nangkring di peringkat 18 Championship dengan 42 poin. Posisi ini mungkin nggak terlalu wah, tapi nunjukin mereka bisa bertahan di tengah kompetisi sengit. Thohir nggak cuma bawa modal, tapi juga ide buat bikin klub lebih kuat—mulai dari beli pemain sampe rencana bangun stadion baru. Ini bukti investasinya nggak main-main, tapi serius buat bawa Oxford ke panggung gede.
Analisis Performa dan Tantangan
Di lapangan, Oxford United nunjukin langkah maju yang patut diacungin jempol. Naik ke Championship jadi tanda investasi Thohir berbuah manis. Tapi, duduk di papan tengah musim 2024/25 juga kasih sinyal ada kerja keras yang masih nunggu. Championship itu liga yang nggak kenal ampun—satu minggu bisa menang, minggu depan udah deg-degan takut turun. Dengan 42 poin dari banyak laga, mereka harus gaspol biar jauh dari zona bahaya.
Beli pemain kayak Ole Romeny, penyerang keturunan Indonesia yang gabung Januari 2025, jadi salah satu cara buat tambah kekuatan. Meski baru bikin satu gol dari sembilan laga, dia nunjukin ambisi klub buat gabungin bakat lokal sama dunia. Tantangan terbesarnya? Tetep stabil—gimana Thohir sama tim manajemen bikin Oxford nggak cuma numpang lelet, tapi bisa nyanyi di papan atas.
Dampak Jangka Panjang untuk Oxford
Investasi Thohir di Oxford nggak cuma soal main bola. Ada rencana gede di belakang layar, kayak bangun stadion canggih yang bakal bikin fans betah sama nilai jual klub naik. Kalau ini jadi, Oxford bisa jadi salah satu tim dengan fasilitas top di Championship. Lebih jauh, keberhasilan ini bisa jadi jalan buat orang Indonesia lain buat nyoba peruntungan di sepak bola Eropa. Thohir udah tanam bendera Merah Putih di Inggris—dan ini baru awal cerita.
Persis Solo: Stabilitas di Tengah Badai Liga 1
Langkah Awal di Laskar Sambernyawa
Persis Solo punya cerita sendiri dari petualangan Thohir. Klub yang dijuluki Laskar Sambernyawa ini jadi bagian dari hidupnya sejak Maret 2021, pas dia gabung bareng Kaesang Pangarep sama Kevin Nugroho sebagai co-owner. Langkah ini bikin heboh, apalagi ada anak bungsu Presiden Joko Widodo ikut main. Bersama, mereka kasih napas baru ke klub yang punya sejarah panjang di Indonesia.
Salah satu hasil awalnya, Persis naik ke Liga 1 di musim 2022. Dari situ, mereka cukup tangguh bertahan di kasta atas. Meski sering main di papan tengah—peringkat 10 di 2022 sama 2023 jadi bukti—Persis bisa tetep berdiri di tengah kompetisi yang penuh drama. Sampai Maret 2025, laga terakhir lawan PSS Sleman pada 11 Maret kalah 1-4, nunjukin perjalanan mereka masih penuh ujian.
Profesionalisme di Balik Layar
Apa yang bikin Persis Solo beda di tangan Thohir? Nggak cuma duit, tapi juga cara dia bawa profesionalisme. Pengalaman jadi bos Inter Milan bikin dia tahu gimana kelola klub dengan bener. Dia rapikan organisasi Persis, dari cari pelatih sampe atur keuangan. Meski sahamnya nggak pernah dibuka jelas, peran dia terasa di tiap langkah besar klub ini.
Ada sisi lain yang jarang dibahas: anaknya, Mahendra Agakhan Thohir, mundur dari Komisaris di Juni 2023. Ini dilakuin biar nggak bentrok sama jabatan Thohir sebagai Ketua PSSI. Langkah ini nunjukin sikap jujur yang langka di sepak bola kita—nilai plus yang bikin nama dia makin disegani.
Proyeksi Masa Depan Persis Solo
Di tengah ketatnya Liga 1, Persis Solo punya peluang buat lebih dari cuma bertahan. Duit sama ide dari Thohir bisa jadi pemicu buat bawa mereka ke atas, asal pinter cari pemain sama bina bakat muda. Kalah dari PSS Sleman kemarin bisa jadi tamparan buat bangkit. Kalau bisa tetep solid, Persis bisa jadi tim yang bikin lawan takut—dan Thohir jelas jadi otak di balik itu semua.
“Satu langkah gede bisa ubah nasib tim, dan Erick Thohir udah buktiin itu berkali-kali.”
Membandingkan Dampak di Dua Dunia
Stabilitas vs Ambisi
Oxford United sama Persis Solo kasih dua sisi beda dari kerja Thohir. Di Oxford, dia kejar ambisi—bawa klub ke level lebih tinggi, mungkin sampe Premier League suatu saat. Di Persis, fokusnya ke stabilitas—bikin dasar yang kuat di Liga 1 sebelum buru gelar. Dua cara ini nunjukin dia bisa fleksibel ngeliat apa yang dibutuhin tiap tim.
Fakta bilang Oxford lebih agresif, dengan naik kasta sama rencana gede. Persis Solo masih sibuk cari pijakan di tengah kompetisi lokal yang sering kacau. Tapi, dua-duanya punya kesamaan: Thohir bawa perubahan yang bikin orang ngerasa ada harapan.
Pengaruh pada Sepak Bola Indonesia
Langkah Thohir nggak cuma ngaruh ke klub yang dia pegang, tapi juga ke dunia bola Indonesia secara keseluruhan. Sukses di Oxford jadi inspirasi buat orang lokal buat mikir lebih jauh. Di Persis Solo, dia buktiin profesionalisme bisa jalan di kompetisi yang sering ribet. Sebagai Ketua PSSI, dia punya kesempatan bawa pengalaman ini ke level lebih luas—siapa tahu suatu hari Timnas kita bisa main di Piala Dunia.
Penutup: Warisan Erick Thohir di Lapangan Hijau
Erick Thohir udah nulis cerita baru di dunia sepak bola, baik di Indonesia maupun luar negeri. Di Oxford United FC, dia bawa klub itu balik ke Championship setelah lama banget absen, sementara Persis Solo nemuin pijakan di Liga 1 berkat tangan dinginnya. Dari naik kasta yang bikin kagum sampe langkah anaknya mundur demi jaga nama baik, kisah ini penuh inspirasi. Thohir nggak cuma naruh duit—dia bikin mimpi di atas rumput hijau.
Ke depan, masih ada tantangan. Oxford butuh stabil buat bertahan di Championship, sementara Persis harus cari cara buat naik ke atas. Tapi, dengan jejak Thohir yang penuh nyali sama ide, semuanya bisa aja kejadian. Penasaran sama kelanjutan klub ini sama kabar bola terbaru?
Jangan lupa cek score.co.id buat update sama analisis yang nggak boleh dilewatin!