Score – Manchester United telah menjalani 17 pertandingan di lintas kompetisi musim 2023-2024.
Hasilnya benar-benar mengecewakan.
Setan Merah hanya memetik delapan kemenangan.
Adapun sembilan sisanya berakhir dengan kekalahan.
Penampilan inkonsisten bak rollercoaster menjadi penyebabnya.
Anak asuh Erik ten Hag terkadang bisa tampil bagus dan menang ketika diragukan.
Namun, tak jarang tampil buruk dan kalah jika diunggulkan.
Hal itu terjadi dalam pertandingan terakhir mereka saat menghadapi FC Copenhagen pada matchday ke-4 Grup A Liga Champions.
Berbekal kemenangan 1-0 pada pertemuan pertama di Old Trafford, Man United berada di atas angin saat gantian sowan ke markas Copenhagen di Stadion Parken, Kamis (9/11/2023) dini hari WIB.
Namun, yang terjadi justru sebaliknya.
The Red Devils takluk 3-4 setelah unggul dua gol lebih dulu.
Adalah Rasmus Hojlund yang mengukir brace pada menit ke-3 dan 28′.
Namun, kartu merah yang diterima Marcus Rashford pada menit ke-42 mengubah segalanya.
Tak lama setelah itu, Copenhagen berhasil menyamakan kedudukan melalui Mohamed Elyounoussi (45′) dan penalti Diogo Goncalves (45+9′).
Man United sempat kembali unggul lewat penalti Bruno Fernandes (69′).
Namun, sang wakil Denmark lagi-lagi berhasil menyamakan kedudukan lewat Lukas Lerager (83′).
Empat menit berselang, gol Roony Bardhji (87′) berhasil memastikan kemenangan comeback Copenhagen atas Man United.
Rio Ferdinand turut mengomentari penampilan tak konsisten mantan klubnya tersebut.
Ferdinand menilai ketiadaan sosok pemimpin di atas lapangan menjadi penyebabnya.
Pernyataan eks bek timnas Inggris ini secara tidak langsung menyindir kapten Man United, Bruno Fernandes.
Fernandes merupakan kapten baru Man United menggantikan Harry Maguire di awal musim.
“Kembali lagi ke mode krisis, menurut saya memang begitu,” kata Ferdinand kepada TNT Sports.
“Sekarang seperti rollercoaster di Man United. Tidak ada konsistensi.”
“Saya menonton pertandingan itu dan saya berteriak, unggul 2-0, Rasmus Hojlund, saya berpikir, ‘Wow, kami telah menemukan seorang pahlawan’, dan tiba-tiba rodanya lepas begitu saja.”
“Mereka menyerah dan itu hanya menandakan kepada saya kurangnya karakter saat ini, tidak ada cukup karakter untuk membawa tim lolos.”
“Ketika mereka berada dalam situasi di mana ada sedikit kesulitan atau mereka berada di bawah tekanan, mereka tidak memiliki pemimpin dan karakter pada saat-saat tersebut untuk mampu melewati momen-momen tersebut dan itulah yang Anda butuhkan.”
“Dalam situasi seperti itu, kemampuan tidak bergantung pada kemampuan.”
“Tandang, Kopenhagen, saya pernah ke sana, kami dikalahkan 0-1 ketika saya berada di sana, namun hal ini terlalu sering kita lihat terjadi,” tuturnya menambahkan.