Score – Legenda bulu tangkis asal Indonesia itu langsung memberikan evaluasi terkait pencapaian wakil Negeri Jiran di ajang penutup musim tersebut.
Rexy yang menjabat sebagai Direktur Kepelatihan Ganda BAM (Asosiasi Bulu Tangkis Malaysia), merasa ada banyak hal yang harus diperbaiki dari dua ganda mereka, Aaron Chia/Soh Wooi Yik dan Chen Tang Jie/Toh Ee Wei.
Aaron Chia/Soh Wooi Yik terbilang yang paling apes.
Ganda putra nomor satu Malaysia tersebut lagi dan lagi harus tersingkir tanpa pernah merasakan lolos fase grup.
Ini adalah keempat kalinya Chia/Soh selalu gagal di babak penyisihan grup pada turnamen BWF World Tour Finals sejak edisi 2019, 2021 dan 2022.
Bahkan kali ini, kekalahan Chia/Soh menyesakkan.
Pasangan Juara Dunia 2022 itu sama sekali tidak berhasil memetik kemenangan di fase grup setelah menelan tiga kekalahan rubber game di Grup A.
Mereka kalah dari Liang Wei Keng/Wang Chang (China), Liu Yu Chen/Ou Xuan Yi (China) dan Takuro Hoki/Yugo Kobayashi (Jepang).
Dua kekalahan saat melawan pasangan China, diawali dengan kemenangan di gim pertama tetapi kemudian tertikung dan kalah.
“Menurut saya, itu adalah kunci utama momen mereka bisa mengubah nasib di World Tour Finals,” tandasnya.
“(tapi) mereka terlalu lambat, kurang berinisiatif (menyerang dan mereka terlalu banyak bertahan,” imbuh peraih emas Olimpiade Atlanta 1996.
“Tidak ada perubahan yang cepat dari permainan defensif menuju ofensif penuh smes.”
“Menyedihkan karena saya sangat ingin mereka setidaknya bisa mencapai semifinal,” sesal Rexy.
Sementara itu, untuk Chen Tang Jie/Toh Ee Wei, ganda campuran terbaik Malaysia itu agak lebih baik.
Walau sempat mengesankan, tapi Rexy menyayangkan kekalahan mereka akibat start buruk di laga pertama.
Chen/Toh kalah melawan Feng Yan Zhe/Huang Dong Ping di laga pertama.
Tetapi kemudian mereka melawan saat berhasil menaklukkan Yuta Watanabe/Arisa Higashino (Jepang).
Kesempatan ada pada Chen/Toh untuk lolos ke fase empat besar tatkala mampu merebut gim pertama kontra Dechapol Puavaranukroh/Sapsiree Taerattanachai (Thailand). Tapi, mereka kecolongan dan berakhir kalah rubber game.
“Laga pertama Tang Jie/Ee Wei sangat buruk, mereka tidak seperti bermain sebagai pasangan ganda campuran,” jelas Rexy.
“Ee Wei sudah melakukan tugasnya sendiri, tapi Tang Jie seperti linglung.”
“Mereka sempat bangkit pada pertandingan kedua dan ketiga, tapi sayangnya mereka tidak bisa memanfaatkan kesempatan ketika mereka punya peluang itu,” ujar Rexy.
Bagi Chen/Toh, ini menjadi pengalaman berharga mereka saat debut sebagai pasangan di turnamen penutup musim pertama mereka.
Sekarang Rexy berharap akan ada perbaikan dan kematangan bermain dari kedua pasangan pada tahun depan yang sudah mendekati Olimpiade Paris 2024.
“Apakag performa buruk mereka mempengaruhi pemilihan kompetisi di tahun 2024, sepertinya tidak terlalu,” kata Rexy.
“Sekarang kami merencanakan mereka bermian di semua turnamen utama sampai All England Open 2024 bulan Maret.”
“Soal pemilihan turnamen, nanti akan kami pikirkan setelah itu.”
“Intinya, target untuk Aaron/Wooi Yik adalah berada di dua besar ranking dunia, sedangkan Chen/Toh ada di delapan besar.”
“Jika Aaron/Wooi Yik bisa memenangi Malaysia Open 2024 Super 1000 pada Januari nanti, misalnya, maka kami akan memikirkan kembali jadwal turnamen mereka. Tapi untuk sekarang, semuanya direncanakan sesuai jadwal awal,” pungkas Rexy.