SCORE.CO.ID – Keputusan yang mengejutkan legenda klub, Eric Cantona, datang dari Manchester United ketika mereka memutuskan untuk mengakhiri kontrak Sir Alex Ferguson sebagai duta global.
Sejak 2013, Sir Alex telah menjabat sebagai duta global klub, peran yang diembannya setelah pensiun sebagai manajer.
Tugas ini mencakup mewakili Manchester United dalam menjalin kerja sama dengan mitra dan sponsor di seluruh dunia.
Dengan adanya perubahan manajemen di klub yang kini dipimpin oleh Sir Jim Ratcliffe, kabar menyebutkan bahwa klub ingin mengurangi pengeluaran.
Gaji Sir Alex yang mencapai 2,1 juta Pounds per tahun, setara dengan Rp 35,6 miliar, dianggap terlalu tinggi untuk anggaran klub saat ini.
Kekecewaan Eric Cantona
Berita pemecatan tersebut sampai ke telinga Eric Cantona, dan reaksinya pun sangat emosional.
Cantona, yang pernah menjadi pemain kesayangan Ferguson, tidak bisa menahan kekecewaannya.
Ia mengungkapkan bahwa Sir Alex seharusnya mendapatkan penghormatan yang lebih besar, bahkan hingga akhir hayatnya.
Dalam wawancara yang dikutip oleh Daily Mail, Cantona mengekspresikan kemarahan yang mendalam.
Ia menilai tindakan tersebut sebagai suatu skandal yang memalukan bagi klub.
Cantona menegaskan bahwa Ferguson akan selalu menjadi bosnya, dan ia merasa perlu memberi pelajaran kepada para petinggi klub yang mengambil keputusan ini.
Kekecewaan Cantona mencerminkan betapa dalamnya hubungan antara Sir Alex dan para mantan pemainnya.
Warisan Sir Alex Ferguson di Manchester United
Sir Alex Ferguson dikenal sebagai manajer tersukses dalam sejarah Manchester United.
Dengan 13 gelar Liga Inggris dan dua gelar Liga Champions di bawah kepemimpinannya, warisan yang ditinggalkan sangatlah besar.
Ferguson telah mengabdi selama 26 tahun, dan pencapaiannya di klub tidak dapat dipungkiri.
Meskipun ia kini tidak lagi menjabat sebagai duta global, Ferguson tetap berperan sebagai direktur non-eksekutif.
Perannya ini menunjukkan bahwa meski sudah pensiun dari manajemen aktif, pengaruhnya di klub tetap ada.
Keputusan untuk memecatnya sebagai duta global menimbulkan pertanyaan tentang bagaimana klub menghargai legendaris seperti Ferguson.
Dengan berbagai reaksi yang muncul, termasuk dari Eric Cantona, tampaknya pengambilan keputusan ini akan terus menjadi topik perdebatan di kalangan penggemar dan analis sepak bola.
Ketidakpuasan ini mungkin mencerminkan kekhawatiran lebih luas mengenai arah yang diambil Manchester United di masa depan.
Krisis kepercayaan ini tentu memerlukan perhatian serius dari manajemen klub jika ingin menjaga hubungan baik dengan para legenda dan penggemar.