Rating pemain timnas wanita vs thailand
score.co.id – Timnas Wanita Indonesia menelan pil pahit di laga pembuka Piala AFF 2025. Dihajar Thailand 0-7 di Stadion Lach Tray, Vietnam, performa Garuda Pertiwi memantulkan pertanyaan serius tentang kesiapan tim dalam menghadapi tantangan regional. Kekalahan telak ini bukan sekadar angka, melainkan cermin kegagalan sistemik yang perlu diurai lapis demi lapis.
Babak Pembantaian: Kronologi Dominasi Mutlak
Pertandingan bergulir seperti naskah tragedi yang diprediksi banyak pengamat. Thailand membuka pesta gol pada menit ke-5 melalui Karnjanathat Phomsri, sebelum penalti Phomsri menggandakan keunggulan. Madison Casteen (2 gol), Pichayatida Manowang, Janista Jinantuya, dan Pinyaphat Klinklai menyempurnakan penghinaan itu. Statistik berbicara lebih keras: 29 tembakan Thailand (16 on-target) berbanding nihil dari Indonesia. Penguasaan bola 68% vs 32% mempertegas inferioritas Garuda Pertiwi di segala sektor.

Diagnosis Runtuhnya Sistem: Dari Formasi hingga Mentalitas
Kegagalan Taktis Joko Susilo
Formasi 4-4-2 yang diusung pelatih Joko Susilo ternyata bumerang. Meski sama dengan Thailand, eksekusinya ambruk total. Lini tengah Indonesia kalah fisik dan teknik, membuat transisi bertahan-menyerang nyaris tak ada. Pemain sayap terjebak membantu pertahanan, sementara duo striker Marsela Awi dan Isa Warps terisolasi tanpa pasokan.
Pertahanan yang Kolaps
Setiap jenis gol Thailand-header, jarak jauh, penalti, hingga tap-in-membongkar kerapuhan pertahanan. Bek tengah Remini Rumbewas dan Vivi Oktavia Rizky gagal membaca pergerakan penyerang lawan, sementara bek sayap Feni Binsbarek dan Rihla Nuer Aulia kewalahan menghadapi kecepatan winger Thailand.
Mental Block dan Ketidaksiapan Fisik
Pemain Indonesia tampak gugup sejak menit pertama. Kesalahan umpan sederhana dan reaksi lamban menjadi bukti tekanan psikologis. Catatan pelatih fisik tim mengungkap intensitas latihan pra-turnamen kurang menantang, berimbas pada ketahanan yang drop drastis di menit-menit krusial.
Rapor Pemain: Potret Buram di Bawah Bayang-Bayang Thailand
Berikut evaluasi performa individu berdasarkan analisis lapangan (skala 1-10):
| Pemain | Posisi | Rating | Analisis Singkat |
|---|---|---|---|
| Laita Roati | Kiper | 4.0 | Gugup menghadapi tembakan jarak jauh, positioning kurang pada duel udara. |
| Feni Binsbarek | Bek Kanan | 4.5 | Tertekan serangan sayap lawan, sulit membangun serangan balik. |
| Remini Rumbewas | Bek Tengah | 4.5 | Kewalahan baca pergerakan penyerang, sering terlambat antisipasi. |
| Vivi Oktavia Rizky | Bek Tengah | 4.5 | Komunikasi buruk dengan partner, gagal atasi mobilitas lini depan Thailand. |
| Rihla Nuer Aulia | Bek Kiri | 4.5 | Defensi terlalu pasif, jarang membantu transisi. |
| Viny Silfianus | Gelandang Kanan | 5.0 | Kerja keras tak diimbangi kreativitas, umpan sering terpotong. |
| Reva Octaviani | Gelandang Tengah | 5.0 | Kalah duel fisik, kehilangan bola di area kritis. |
| Rosdilah Nurrohmah | Gelandang Tengah | 4.5 | Pelanggaran bodoh berujung penalti, tidak disiplin secara taktis. |
| Shalika Aurelia | Gelandang Kiri | 5.0 | Usaha bertahan baik, tapi kontribusi serangan nol. |
| Marsela Awi | Penyerang | 4.5 | Terisolasi tanpa dukungan, gagal ciptakan peluang sekalipun. |
| Isa Warps | Penyerang | 4.5 | Mirip Marsela, tak mendapat umpan berarti sepanjang laga. |
Catatan: Rating berdasarkan observasi lapangan, mengingat tidak ada penilaian resmi dari panitia.
Dampak Kekalahan: Alarm untuk Revolusi Total
Ancaman Eliminasi Dini
Kekalahan ini menempatkan Indonesia di jurang eliminasi dini. Tim harus menang atas Filipina dan Myanmar untuk lolos, tapi kepercayaan diri yang rusak menjadi hambatan terbesar.
Evaluasi Kader dan Regenerasi
Pemain senior seperti Vivi Oktavia dan Marsela Awi menunjukkan penurunan performa. PSSI perlu mempertimbangkan injeksi pemain muda seperti striker U-20 Dinda Ramlan atau gelandang Serafina Unisi.
Tekanan untuk Pelatih
Joko Susilo di ujung tanduk. Kebijakannya mempertahankan skema 4-4-2 dianggap kaku. Jika gagal di laga berikutnya, kursinya terancam digantikan pelatih asing.
Proyeksi ke Depan: Ada Cahaya di Ujung Terowongan?
Meski hasil ini memalukan, momentum perbaikan masih terbuka:
- Pola pressing lebih agresif perlu diimplementasikan untuk mengurangi ruang gerak lawan.
- Rotasi pemain dengan memberi kesempatan pada bakat muda seperti Bella Fauzi (bek sayap) atau Rani Mulyasari (gelandang serang).
- Dukungan psikologis intensif untuk memulihkan mental pemain pascatrauma.
Penutup: Belajar dari Lumpur Kekalahan
Kekalahan 0-7 bukan akhir perjalanan, tapi tamparan keras bahwa Timnas Wanita Indonesia butuh transformasi radikal. Dari skema taktis hingga mental bertarung, semua elemen harus dibenahi. Tantangan melawan Filipina nanti adalah ujian nyata: apakah Garuda Pertiwi bisa bangkit atau tenggelam dalam krisis?
Jangan lewatkan analisis eksklusif laga selanjutnya hanya di score.co.id -sumber berita sepakbola terkini !












