Rating Pemain Juventus vs AC Milan
Score.co.id – Pertarungan antara dua raksasa Serie A, Juventus dan AC Milan, di Allianz Stadium pada 5 Oktober 2025, berakhir tanpa pemenang. Namun, laga 0-0 ini sama sekali bukan pertunjukan yang membosankan. Ini adalah sebuah simfoni taktik, ketegangan, dan momen-momen penentu nasib yang akan dikenang lama. Sebuah duel di mana penyelamatan gemilang dan kegagalan eksekusi penalti menjadi penentu mengapa kedua tim harus berbagi angka. Bagi Juventus, ini adalah poin yang didapat berkat ketahanan dan sedikit keberuntungan. Bagi Milan, ini adalah dua poin yang terlepas dari genggaman meski mereka tampil lebih dominan.
Laporan Utama: Perang Dingin Taktik yang Memicu Jantung Berdebar
Pertandingan ini adalah bukti bahwa sepakbola tak selalu tentang gol. Dari menit pertama, intensitas tinggi langsung terasa. Juventus, dengan formasi 3-4-2-1 milik Igor Tudor, berusaha menekan dari sisi melalui Pierre Kalulu dan Andrea Cambiaso. Sementara AC Milan, di bawah komando Massimiliano Allegri dengan 3-5-2, tampil lebih sabar, mengandalkan kualitas distribusi Luka Modrić dan Youssouf Fofana untuk menguasai lini tengah.

Babak pertama berjalan tertutup, dengan kedua tim saling mengukur. Peluang nyaris tercipta ketika tendangan Federico Gatti dari jarak dekat berhasil ditepis dengan brilian oleh Mike Maignan. Kiper Milan itu sekali lagi membuktikan kelasnya sebagai salah yang terbaik di dunia dengan penyelamatan instingtif yang menyelamatkan gawangnya.
Namun, drama sesungguhnya terjadi pada menit ke-54 babak kedua. Lloyd Kelly, bek Juventus, melakukan tekel ceroboh terhadap Santiago Gimenez di dalam kotak terlarang. Wasit tanpa ragu menunjuk titik putih. Semua mata tertuju pada Christian Pulisic, sang eksekutor. Tendangannya melambung tinggi, jauh di atas mistar gawang Michele Di Gregorio. Suara gemuruh dari tribun pendukung Juventus bercampur dengan keheningan dari kubu pendukung Milan. Momen itu menjadi titik balik psikologis yang mengubah sisa pertandingan.
Analisis Performa Pemain: Pahlawan dan Penyesalan di Lapangan Hijau
Pertandingan sengit seperti ini selalu menyisakan cerita individu. Untuk memudahkan pembaca, berikut rangkuman Rating Kunci Pemain (maksimal 3 kolom):
| Pemain (Tim) | Rating | Catatan Kunci |
|---|---|---|
| Di Gregorio (JUV) | 7.5 | Bintang Utama, Penyelamat Kemenangan |
| Jonathan David (JUV) | 3.8 | Performa Terburuk, Minim Kontribusi |
| Luka Modrić (MIL) | 6.7 | Maestro Lini Tengah, Pengatur Serangan |
| C. Pulisic (MIL) | 5.0 | Tragis, Gagal Eksekusi Penalti Krusial |
| Mike Maignan (MIL) | 6.8 | Penyelamatan Gemilang, Benteng Kokoh |
Kubu Juventus: Di Gregorio Sang Penolong, David Sang Hantu
Secara kolektif, Juventus tampil kurang meyakinkan. Namun, sorotan terang justru jatuh pada kiper mereka, Michele Di Gregorio. Dengan rating konsensus 7.5, ia adalah bintang utama Juventus. Beberapa penyelamatannya, terutama pada peluang Gimenez dan Rafael Leão di akhir laga, sangat menentukan untuk mengamankan satu poin.
Di depannya, Federico Gatti (5.7) nyaris menjadi pahlawan dengan tendangan volinya, tetapi ia juga mendapat kartu kuning dan terlihat kesulitan beberapa kali. Sayap kanan, Francisco Conceição (6.2), adalah nyawa serangan Juventus. Pergerakannya yang lincah dan sulit ditebak terus merepotkan Davide Bartesaghi sepanjang laga.
Sebaliknya, lini serang Juventus mengalami mimpi buruk. Jonathan David (3.8) tampak seperti bayangan dari dirinya sendiri. Ia hampir tak terlihat, kehilangan bola dengan mudah, dan menjadi beban bagi serangan tim. Performanya ini menjadi pertanyaan besar bagi Tudor ke depan. Kenan Yildiz (5.7) juga gagal berkreasi, dikungkung oleh pertahanan Milan yang solid.
Kubu AC Milan: Modrić Si Tua yang Berkelas, Pulisic Si Tragis
AC Milan seharusnya meninggalkan Turin dengan tiga poin. Mereka memiliki pemain-pemain yang tampil luar biasa. Luka Modrić (6.7), di usianya yang tak lagi muda, mengatur permainan dengan elegan dan kecerdasan yang memukau. Umpan-umpannya yang tajam menjadi sumber peluang berbahaya, termasuk umpan yang memicu aksi penalti. Ia layak dinobatkan sebagai pemain terbaik di lapangan.
Di lini belakang, Mike Maignan (6.8) dan trio bek tengah—Strahinja Pavlović (6.5), Fikayo Tomori (6.3), dan Matteo Gabbia (6.3)—membentuk benteng yang hampir tak tertembus. Mereka kompak, disiplin, dan berhasil mematikan seluruh lini serang Juventus.
Namun, semua kerja keras itu ternodai oleh kegagalan di lini depan. Christian Pulisic (5.0) akan mengingat malam ini sebagai momen tragis. Kegagalannya mengeksekusi penalti adalah noda yang mengubur seluruh kontribusinya. Tak hanya itu, Rafael Leão (5.2) yang masuk sebagai pemain pengganti juga gagal total. Ia menyia-nyiakan dua peluang emas di akhir laga yang seharusnya bisa mengubah hasil pertandingan. Dua nama inilah yang menjadi biang kerok hilangnya kemenangan Milan.
Dampak dan Proyeksi Klasemen: Allegri Unggul Taktik, Tudor Punya Masalah Serius
Hasil imbang ini meninggalkan rasa yang berbeda bagi kedua kubu.
Bagi Juventus, satu poin adalah hasil yang berharga mengingat mereka bermain di bawah tekanan dan sempat hampir kalah. Namun, ini adalah tanda bahaya. Tim ini menunjukkan ketergantungan yang berlebihan pada individu di lini belakang dan tampak tumpul secara ofensif. Jika Jonathan David dan kawan-kawan tidak segera bangkit, mimpi juara mereka bisa pupus lebih awal. Posisi kelima klasemen dengan 12 poin mencerminkan ketidakstabilan mereka.
Bagi AC Milan, ini adalah satu poin yang terasa seperti kekalahan. Data Expected Goals (xG) 1.76 milik Milan versus 0.965 Juventus membuktikan superioritas mereka dalam menciptakan peluang berbahaya. Dari sudut pandang taktis, ini adalah kemenangan bagi Massimiliano Allegri. Strateginya berhasil menundukkan rencana permainan Igor Tudor. Allegri bahkan mencatatkan rekor baru sebagai pelatih dengan partisipasi terbanyak (32) dalam duel Juventus vs Milan di Serie A.
Kegagalan meraih kemenangan murni adalah masalah eksekusi final, bukan strategi. Meski tertahan di posisi ketiga dengan 13 poin, performa ini seharusnya memberi mereka keyakinan bahwa mereka berada di jalur yang benar. Tantangan mereka ke depan adalah memastikan para penyerangnya lebih klinis dalam memanfaatkan peluang.
Kesimpulan: Satu Malam di Turin yang Menegaskan Kembali Drama Calcio
Pertandingan ini adalah iklan sempurna untuk Serie A: taktis, intens, dan penuh emosi. Juventus bertahan mati-matian dan lolos dari kekalahan berkat keberuntungan dan kiper yang sedang on-fire. AC Milan bermain lebih baik, menguasai pertandingan, namun gagal memberi pukulan penentu. Kisah pertandingan ini terangkum dalam dua momen: penyelamatan spektakuler Mike Maignan dan tendangan penalti Pulisic yang melambung. Satu adalah momen kelas dunia, satunya lagi adalah penyesalan yang akan menghantui. Satu poin mungkin adil untuk usaha keras kedua tim, tetapi bagi para penggemar yang menyaksikan, ini adalah pengalaman sepakbola murni yang tak terlupakan.
Tetap update dengan analisis mendalam dan berita terbaru seputar dunia sepakbola hanya di Score.co.id.












