Rating Jay Idzes vs Torino
score.co.id – Sebuah kekalahan 0-1 di kandang sendiri sering kali meninggalkan kesan negatif. Namun, di balik hasil minor Sassuolo melawan Torino, ada cerita sukses individu yang lebih berarti: pematangan Jay Idzes sebagai bek tengah kelas Serie A. Pertandingan pekan ke-16 di Mapei Stadium bukan hanya catatan kekalahan kelima beruntun bagi Neroverdi, tapi juga ujian berat yang dilalui kapten Timnas Indonesia dengan penuh percaya diri.
Di tengah tekanan degradasi dan kondisi tim yang sulit, Idzes justru memantapkan diri sebagai pilar utama—sebuah perkembangan yang kini menarik perhatian raksasa seperti AC Milan dan Inter Milan. Ini adalah analisis mendalam tentang bagaimana seorang pemain diaspora tidak hanya bertahan, tapi juga berkembang pesat di liga paling taktis di Eropa.
Latar Belakang: Perjalanan Panjang Menuju Puncak Serie A
Sebelum membahas performanya melawan Torino, mari kita pahami betapa luar biasa perjalanan Jay Idzes hingga menjadi tulang punggung pertahanan Sassuolo. Karirnya adalah kisah klasik tentang kerja keras, kesabaran, dan memanfaatkan setiap kesempatan dengan baik.
Idzes memulai pelatihan dasarnya di Akademi Mifano Belanda, lalu membangun mentalitas juangnya di akademi FC Eindhoven sejak usia sembilan tahun. Karir profesionalnya dimulai di kasta kedua Belanda (Eerste Divisie) bersama FC Eindhoven, sebelum ia menjadi kunci promosi Go Ahead Eagles ke Eredivisie. Langkah berani ke Italia pada 2023, bergabung dengan Venezia di Serie B, menjadi titik balik. Di sana, ia tak hanya membantu klub promosi ke Serie A lewat play-off, tapi juga mencatat debut bersejarah sebagai pemain Indonesia pertama di divisi teratas Italia pada 25 Agustus 2024.
Penampilan solidnya bersama Venezia—termasuk saat menghentikan striker top seperti Dusan Vlahovic dari Juventus—membuatnya jadi incaran klub-klub Serie A di bursa transfer musim panas 2025. Sassuolo akhirnya memenangkan persaingan dengan mengeluarkan sekitar 8 juta euro, investasi yang menunjukkan keyakinan tinggi pada kualitas dan potensi bek berpostur 190 cm ini. Sejak bergabung, ia langsung jadi pilihan utama dan belum pernah absen di Serie A musim 2025/2026.

Analisis Taktis: Ujian Ketangguhan di Tengah Badai Sassuolo
Pertandingan melawan Torino datang di saat rumit bagi Sassuolo. Meski berada di posisi ke-10 dengan 21 poin, unggul satu angka dari Torino di peringkat 13, tim Fabio Grosso sedang mengalami krisis hasil. Laga ini jadi bagian dari lima kekalahan beruntun Neroverdi. Di sinilah ketangguhan mental dan teknis Idzes benar-benar diuji.
Benteng Terakhir di Formasi 4-3-3
Sassuolo menguasai bola 53% dan melepaskan 7 tembakan, tapi hanya 1 yang tepat sasaran. Sebaliknya, Torino dengan efisiensi khas Serie A, hanya butuh 5 tembakan tepat sasaran dari 10 percobaan untuk menang. Statistik ini menunjukkan masalah Sassuolo: penguasaan bola tak produktif dan kerapuhan saat transisi. Dalam skema 4-3-3, Idzes yang berpasangan dengan Tarik Muharemovic dan Sebastian Walukiewicz jadi benteng terakhir yang harus terus membersihkan ancaman.
Tugasnya semakin berat karena menghadapi formasi 3-5-2 Torino yang penuh ancaman. Ia tak hanya berhadapan dengan striker seperti Che Adams (pencetak 10 gol musim ini), tapi juga serangan dari sayap dan gelandang yang masuk ke kotak penalti. Dengan catatan 19 intersepsi dan 50 recovery bola sepanjang musim, naluri defensif Idzes terbukti andal dalam skenario rumit seperti ini.
Membaca Permainan dan Kartu Kuning yang Tak Terelakkan
Salah satu momen penting adalah kartu kuning yang diterima Idzes di menit ke-76. Sekilas, ini seperti noda, tapi sebenarnya menunjukkan kematangan taktisnya. Kartu itu didapat saat tekanan Torino memuncak, dan kemungkinan besar adalah pelanggaran strategis untuk hentikan serangan yang bisa berujung gol kedua.
Keputusan mengorbankan kartu demi keselamatan tim mencerminkan pemahaman situasi yang tinggi—kualitas yang sering dipuji pelatihnya di Venezia, Eusebio Di Francesco, yang bilang Idzes punya “pemahaman taktik yang kuat serta kepemimpinan solid.”
Dekonstruksi Statistik: Di Balik Rating 6.5
Rating 6.5 dari Sofascore untuk laga ini mungkin terlihat biasa, tapi itu hanya permukaan. Untuk pahami kontribusi sebenarnya, kita perlu lihat statistik musim dan detail performanya.
Konsistensi sebagai Penanda Kematangan
Dalam sebulan terakhir, rating Idzes stabil: 6.5 vs Torino, 6.5 vs AC Milan, dan 7.2 saat menang 3-1 atas Fiorentina. Stabilitas inilah yang berharga. Di tengah hasil tim yang naik-turun, performanya tak pernah anjlok. Rata-rata rating musim ini 6.77 dari 15 penampilan penuh (1.350 menit), pencapaian solid untuk bek di tim peringkat tengah-bawah.
Berikut ringkasan kontribusi defensif Idzes musim ini dari FotMob:
| Aspek | Statistik | Deskripsi |
|---|---|---|
| Ketetapan Duel | 52 duel dimenangkan (45.6%) | Termasuk 27 duel udara (40.9% menang); fisik 190 cm jadi aset vital. |
| Pemutus Serangan | 19 intersepsi, 6 tembakan diblokir | Membaca permainan lawan dan menutup ruang tembak dengan baik. |
| Kualitas Distribusi | Akurasi passing 90.7% | Initiator serangan dari belakang dengan 18 umpan panjang akurat. |
Dalam laga melawan Torino, ia catat 6 aksi defensif krusial dan 3 recovery bola. Ia berhasil batasi pergerakan striker Torino, memaksa mereka bergerak di area tak berbahaya.
Konteks Klub: Menjadi Pilar di Tengah Kegentingan Sassuolo
Untuk hargai performa Idzes sepenuhnya, lihat konteks Sassuolo. Klub ini bukan raksasa, tapi punya kisah epik dari amatir hingga Serie A, dibangun atas taktik solid dan identitas bermain jelas. Di tengah perjuangan musim ini, sosok seperti Idzes—tenang, disiplin, dan pintar baca permainan—sangat berharga.
Nilai pasarnya kini 8-9.2 juta euro, mencerminkan pengakuan atas konsistensinya. Ketertarikan AC Milan dan Inter Milan bukan gosip; Rossoneri bahkan kirim pemandu bakat. Di sepak bola Italia yang hargai pertahanan organisasi, kemampuan Idzes adalah komoditas langka.
Proyeksi & Dampak: Masa Depan untuk Idzes dan Timnas Indonesia
Laga melawan Torino hanya satu bab dalam perjalanan Idzes, tapi mengonfirmasi hal penting untuk masa depannya.
Masa Depan di Tingkat Klub
Kontrak hingga 2029 beri stabilitas, tapi minat klub besar buka peluang lebar. Jika pertahankan konsistensi, ia bisa jadi pemain Indonesia pertama di AC Milan—lompatan bersejarah. Tantangan utama: jaga fokus di Sassuolo, bantu tim keluar tekanan, dan asah pengambilan keputusan di situasi sulit.
Dampak Transformasional bagi Timnas Indonesia
Bagi Timnas, kematangan Idzes di Serie A adalah aset tak ternilai. Sebagai kapten, ia bawa pengalaman hadapi striker top Eropa setiap pekan. Ketenangan, disiplin posisi, dan baca permainan dari Italia akan ubah pertahanan Garuda.
Ia bukan lagi pemain diaspora potensial, tapi pemain jadi yang terbukti di liga top. Ini tingkatkan percaya diri tim dan beri tolok ukur bagi pemain muda Indonesia. Integrasinya juga jawab kontroversi diaspora, bukti bahwa kontribusi di lapangan adalah segalanya.
Kesimpulan: Sebuah Kekalahan yang Menyimpan Kemenangan Besar
Kekalahan 0-1 Sassuolo dari Torino pada 21 Desember 2025 mungkin hilang dari sejarah Serie A. Tapi bagi sepak bola Indonesia, hari itu adalah tonggak penting. Jay Idzes, dengan rating 6.5-nya, tak hanya main—ia lulus ujian karakter di tekanan, tunjukkan kematangan taktis lawan tim rapi, dan bukti ia bagian elite defensif Serie A.
Perjalanannya dari akademi Mierlo hingga jadi incaran AC Milan adalah kisah kerja keras, adaptasi cerdas, dan mental pantang menyerah. Di balik statistik duel dan intersepsi, ada pelajaran dalam: kematangan pemain diukur bukan saat tim menang besar, tapi saat ia tetap tegar dan beri performa terbaik di saat tim terjepit. Idzes lewati itu dengan gemilang. Selanjutnya, ubah konsistensi jadi kecemerlangan, dan potensi jadi prestasi yang angkat namanya—dan sepak bola Indonesia—ke level lebih tinggi.
Tetap dapatkan analisis mendalam dan berita terbaru seputar kiprah pemain Indonesia di liga Eropa serta dinamika sepak bola terkini hanya di Score.co.id.













