Rata-rata gaji pemain bola Eropa
score.co.id – Bayangkan satu musim sepak bola di Eropa menghasilkan uang lebih banyak dari seluruh anggaran kesehatan nasional beberapa negara. Tahun 2025, industri sepak bola di Benua Biru mencetak rekor baru: 20 klub dengan pendapatan tertinggi mengumpulkan Rp 191 triliun (€11,2 miliar) hanya dalam satu musim. Real Madrid menjadi pelopor pertama yang menembus Rp 17 triliun (€1 miliar) dalam satu musim tunggal.
Namun, di tengah euforia itu, paradigma gaji sedikit bergeser. Cristiano Ronaldo, Lionel Messi, dan Karim Benzema sudah tidak lagi berlaga di Eropa, tapi tetap mendominasi daftar gaji tertinggi dunia. Ini membuat kita bertanya: berapa sebenarnya gaji rata-rata pemain di liga-liga top Eropa kalau dirupiahkan? Dan bagaimana posisi Eropa di tengah persaingan gaji dari liga Arab Saudi dan MLS?
Puncak Piramida Gaji: Raja-Raja Bayaran di Luar Eropa
Cristiano Ronaldo masih tak tertandingi: total pendapatannya mencapai Rp 4,4 triliun per tahun, dengan gaji bersih sekitar Rp 3,6 triliun (€200 juta) dari Al-Nassr.
Lionel Messi menyusul dengan total Rp 2,1 triliun, di mana Rp 945 miliar berasal dari gaji di Inter Miami, sisanya dari royalti merek global.
Karim Benzema di Al-Ittihad menerima Rp 1,6 triliun per tahun, hampir 100%-nya dari gaji.
Perbandingan ini menunjukkan dua model pendapatan: model “gaji super” dari liga Timur Tengah yang mendanai langsung melalui kekayaan nasional, versus model “merek global” di mana daya tarik komersial memainkan peran lebih besar daripada gaji lapangan.

Analisis Komparatif ‘The Big Five’: Siapa Paling Hemat, Siapa Paling Royal?
Total gaji lima liga top Eropa: Rp 223 triliun (€13,1 miliar). Untuk memudahkan, mari kita konversikan semua angka ke rupiah berdasarkan kurs €1 = Rp 17.000.
Bundesliga Jerman
- Total gaji: Rp 37,4 triliun
- Jumlah pemain: 532
- Gaji rata-rata per pemain: Rp 70 miliar per tahun (€4,14 juta)
- Rasio gaji/pendapatan: 58% (paling hemat)
La Liga Spanyol
- Total gaji: Rp 57,3 triliun
- Jumlah pemain: 490
- Gaji rata-rata per pemain: Rp 117 miliar per tahun (€6,88 juta)
- Rasio gaji/pendapatan: 64%
Serie A Italia
- Total gaji: Rp 34 triliun
- Jumlah pemain: 616
- Gaji rata-rata per pemain: Rp 55 miliar per tahun (€3,25 juta)
- Rasio gaji/pendapatan: 68%
Ligue 1 Prancis
- Total gaji: Rp 36 triliun
- Jumlah pemain: 493
- Gaji rata-rata per pemain: Rp 73 miliar per tahun (€4,3 juta)
- Rasio gaji/pendapatan: 73% (di atas ambang aman UEFA)
Premier League Inggris
- Total gaji: diperkirakan lebih dari Rp 68 triliun
- Jumlah pemain: 604
- Gaji rata-rata per pemain: di atas Rp 119 miliar per tahun (€7 juta)
- Rasio gaji/pendapatan: tetap aman karena pendapatan sangat besar
Studi Kasus: Distribusi Gaji di Premier League-Kekayaan Tak Hanya di Puncak
Erling Haaland menempati posisi tertinggi dengan gaji Rp 539 miliar (€31,7 juta) per tahun.
Di bawahnya, Mohamed Salah (Rp 410 miliar) dan Casemiro (Rp 359 miliar).
Namun, yang mengejutkan adalah kedalaman finansial:
- Raheem Sterling di Chelsea: Rp 333 miliar
- Bruno Fernandes: Rp 308 miliar
- Declan Rice di Arsenal: Rp 247 miliar
Setidaknya 20 pemain Premier League lainnya mengantongi di atas Rp 236 miliar per tahun. Angka itu setara dengan gaji 50 pemain top Serie A digabung.
Perbandingan dengan Liga Indonesia: Jurang Ekonomi Sepak Bola
Untuk memberi konteks nyata:
- Gaji bintang Liga 1 Indonesia: Rp 5,4 miliar per tahun (€320.000)
- Gaji asing top Liga 1: Rp 6 miliar per tahun (€355.000)
Artinya:
- Gaji Haaland = 99 kali gaji pemain top Indonesia
- Gaji Declan Rice = 45 kali lipatnya
Perbedaan ini bukan hanya besar, tapi ekponensial. Bahkan pemain cadangan Premier League bisa menerima gaji lebih besar daripada kapten tim nasional Indonesia.
Kutipan Menarik dari Pelatih Premier League
“Di Inggris, gaji €10 juta (Rp 170 miliar) per tahun sekarang adalah standar untuk pemain inti klub papan atas. Di tempat lain, itu adalah gaji superstar,” ujar pelatih asal Skotlandia yang enggan disebutkan namanya.
Dampak Jangka Panjang: Apakah Eropa Bakal Kehilangan Daya Tarik?
Meski gaji tertinggi sudah berpindah benua, daya tarik Eropa tetap kuat karena dua hal: kontinuitas kompetisi elite dan pendapatan global yang stabil. Klub-klub kini makin agresif mengejar pendapatan di luar lapangan: tur pra-musim ke Asia, merchandise eksklusif, hingga restoran bertema klub.
Ringkasan dan Catatan Akhir
Jadi, seberapa fantastis? Gaji rata-rata di Bundesliga saja sudah Rp 70 miliar per tahun. Premier League bisa dua kali lipatnya. Dalam konteks Indonesia, itu adalah angka yang mustahil dijangkau bahkan oleh sponsor terbesar.
Namun, di balik angka-angka itu, ada siklus ekonomi yang terus berputar: pendapatan besar menarik talenta, talenta menaikkan nilai komersial, dan nilai komersial kembali membesarkan pendapatan. Itulah mesin yang membuat Eropa tetap berada di puncak, bahkan ketika raja-raga bayaran sudah bermigrasi ke padang pasir.
Ikuti terus laporan finansial sepak bola, update gaji keterkejutan, dan analisis mendalam lainnya hanya di Score.co.id. Jangan sampai ketinggalan angka-angka yang terus berputar di dunia sepak bola!












