SCORE.CO.ID – Rankireddy/Chirag Setty berikan janji pada BAI (Asosiasi Bulu Tangkis India) untuk tampil lebih konsisten setelah kegagalan mereka di Olimpiade Paris lalu.
Mengingat ketika mereka berhasil membuat dunia berada di bawah kaki mereka. Mereka menduduki peringkat No. 1 dunia dalam ganda putra pada bulan Oktober, menjadi pasangan ganda India pertama yang melakukannya.
Menjadi pasangan ganda putra India pertama yang memenangkan gelar BWF World Super 1000 ketika mereka merebut Indonesia Open 2023.
Emas Asian Games serta emas Kejuaraan Asia 2023 juga merupakan yang pertama dalam sejarah.
Ketika pasangan ini memasuki tahun 2024 yang mana tahun Olimpiade Satwik dan Chirag adalah harapan paling cemerlang India untuk mendapatkan medali di Olimpiade Paris .
Namun, duo ini tersingkir di perempat final di Paris. Kekalahan mereka tidak hanya membuat mereka tercengang, tetapi juga seluruh bangsa.
Pelatih Denmark mereka Mathias Boe mengundurkan diri dari jabatannya setelah kekalahan itu.
Kemudian BAI mendatangkan kembali spesialis ganda Malaysia Tan Kim Her , yang sedang menjalani masa yang sangat sukses bersama tim nasional Jepang, pada bulan Desember tahun lalu.
Selama masa pertamanya di bulutangkis India antara tahun 2015-19, Tan berperan penting dalam mempertemukan Satwik dan Chirag, menyadari potensi mereka sebagai pasangan ganda yang tangguh.
Kepelatihannya membantu membentuk karir mereka, membawa mereka meraih prestasi signifikan termasuk finis podium di berbagai turnamen.
Kemitraan mereka berkembang pesat karena pendekatan strategis Tan dan penekanannya pada membangun keakraban pribadi di antara para pemain. Kembali memimpin, Tan mulai memberikan hasil langsung.
Di Malaysia Open yang baru saja berakhir dan China Masters sebelumnya pada tahun 2024, Satwik dan Chirag berhasil mencapai semifinal.
“Kami telah menunjukkan konsistensi. Dalam dua turnamen terakhir, terutama China Open, kami bangkit setelah jeda yang lama, dan bahkan mencapai semifinal sungguh tidak terduga. Di Malaysia, kami meraih beberapa kemenangan bagus tetapi kalah di semifinal. Memenangkan turnamen selalu menjadi tujuan kami saat masuk, dan saya tidak akan mengatakan kami puas hanya dengan finis di semifinal. Kami ingin melaju sedalam mungkin di India Open,” kata Satwik dilansir dari laman TOI.
Berbicara tentang hubungan mereka dengan Tan, Chirag berkata, “Kembalikan Tan sebagai pelatih kami setelah 5-6 tahun adalah hal yang luar biasa.
Banyak pujian yang harus diberikan kepadanya atas pencapaian kami. Kami masih muda ketika ia memasangkan kami, dan saat itu pendekatannya jauh lebih terarah. Namun pendekatannya sekarang sangat berbeda; jauh lebih komunikatif.”
Ia menambahkan: “Kami sudah mapan sekarang, jadi kami mendiskusikan apa yang perlu kami lakukan dan sebagai pelatih, ia menyampaikan pendapatnya. Kami sangat percaya padanya.”
Chirag mengungkapkan bahwa sejak kembalinya Tan, keduanya telah berupaya meningkatkan pertahanan dan permainan net.
“Perubahan kecil lah yang benar-benar penting. Semua orang tahu cara menyerang, tetapi detail taktis dan peningkatan kecillah yang perlu kami fokuskan. Kami berupaya untuk itu bersama Tan, terutama meningkatkan pertahanan kami, yang bagus tetapi belum yang terbaik di dunia,” kata Chirag menambahkan.
Bersama Tan di sisi mereka, keduanya juga merenungkan kekalahan mengejutkan mereka di perempat final Olimpiade Paris.
“Ia berbagi pemikirannya tentang kekalahan kami di perempat final, di mana ia merasa kami kurang beruntung. Itu mirip dengan penilaian kami sendiri. Kami seharusnya bermain lebih baik di net, terutama selama tahap-tahap krusial. Mereka menantang kami dengan baik di net, dan itu adalah satu area yang kami harap dapat ditingkatkan dengan pelatih Tan di sisi kami,” tutup keterangan juara Asian Games itu.












