Ranking Persib di Asia Tenggara
score.co.id – Persib Bandung, klub legendaris Indonesia yang kerap dijuluki “Maung Bandung”, kembali menjadi sorotan setelah meraih peringkat ke-45 di tingkat Asia dengan total 1.424 poin berdasarkan data terbaru Februari 2025. Prestasi ini tidak hanya membanggakan bagi para bobotoh (suporter Persib), tetapi juga menegaskan progres positif sepak bola Indonesia di kancah regional.
Namun, di Asia Tenggara, Indonesia masih berada di posisi keenam, di bawah Thailand, Malaysia, Vietnam, Singapura, dan Filipina. Lantas, bagaimana upaya Persib dan PSSI dalam mengejar ketertinggalan ini? Artikel ini akan mengupas tuntas perkembangan terkini, strategi, dan tantangan yang dihadapi Persib Bandung dalam peta sepak bola Asia Tenggara.
Prestasi Persib Bandung di Kancah Asia
Persib Bandung terus mencatatkan sejarah sebagai salah satu klub terbaik Indonesia. Peringkat ke-45 di Asia pada 2025 menjadi bukti nyata peningkatan performa tim yang bermarkas di Stadion Gelora Bandung Lautan Api (GBLA) ini. Angka 1.424 poin tersebut diraih melalui konsistensi di kompetisi domestik dan partisipasi aktif di turnamen regional seperti AFC Cup.
Kesuksesan ini tidak lepas dari manajemen tim yang mulai menerapkan sistem modern, mulai dari rekrutmen pemain berkualitas hingga kolaborasi dengan pelatih internasional. Selain itu, dukungan suporter yang masif juga menjadi motor penggerak semangat para pemain. Meski belum masuk jajaran 30 besar Asia, langkah Persib patut diapresiasi sebagai fondasi menuju level yang lebih tinggi.
Posisi Indonesia di Asia Tenggara: Keenam di Bawah Lima Negara
Di tingkat Asia Tenggara, peringkat klub-klub Indonesia masih berada di posisi keenam per November 2024. Thailand dan Malaysia memimpin dengan dominasi di berbagai kompetisi ASEAN, sementara Vietnam dan Singapura terus menunjukkan kemajuan pesat. Filipina, yang sebelumnya kerap dianggap underdog, bahkan berhasil menyalip Indonesia berkat investasi besar-besaran di akademi sepak bola.
Fakta ini mengundang pertanyaan: mengapa Indonesia tertinggal? Salah satu faktor utamanya adalah ketimpangan kualitas liga domestik. Liga 1 Indonesia masih dihadapkan pada masalah seperti manajemen klub yang kurang profesional dan jadwal kompetisi yang tidak stabil. Padahal, liga yang kompetitif menjadi kunci utama dalam meningkatkan peringkat klub di level regional.
Faktor Pendongkrak Peringkat Persib dan Klub Indonesia
PSSI, bersama FIFA, telah meluncurkan program FIFA Club Management untuk memperbaiki tata kelola klub. Program ini fokus pada peningkatan kapasitas manajerial, pengelolaan keuangan, dan pengembangan pemain muda. Persib Bandung menjadi salah satu klub pertama yang mengadopsi sistem ini, yang terlihat dari transparansi dalam transfer pemain dan pembangunan fasilitas pelatihan berstandar internasional.
Selain itu, pelibatan pemain asing berkualitas juga memberi dampak signifikan. Pemain seperti David da Silva (Brasil) dan Ezra Walian (Belanda-Indonesia) telah membawa pengalaman bertanding di liga top Eropa, yang turut meningkatkan mentalitas tim dalam menghadapi tekanan laga penting.
Tak kalah penting, kompetisi persahabatan dengan klub Asia Tenggara lainnya digalakkan untuk mengasah kemampuan tim. Pada 2024, Persib tercatat menggelar lima laga uji coba melawan klub dari Thailand dan Vietnam, dengan hasil tiga kemenangan dan dua kekalahan.
Tantangan yang Harus Diatasi untuk Bersaing di Tingkat Regional
Meski menunjukkan kemajuan, Persib dan klub Indonesia masih menghadapi sejumlah tantangan krusial. Pertama, ketergantungan pada pemain asing yang kadang menghambat perkembangan pemain lokal. Padahal, negara seperti Thailand dan Vietnam sukses mencetak pemain muda berbakat tanpa mengandalkan ekspatriat secara berlebihan.
Kedua, infrastruktur yang belum merata. Hanya beberapa klub seperti Persib yang memiliki stadion berstandar AFC. Sebagian besar klub lain masih menggunakan lapangan dengan fasilitas terbatas, yang berdampak pada kualitas pertandingan.
Ketiga, dukungan finansial. Sponsor besar lebih tertarik investasi di liga luar negeri, sementara klub lokal kerap kesulitan mengelola anggaran. Akibatnya, proses regenerasi pemain dan pembinaan pelatih muda sering terbengkalai.
Proyeksi Masa Depan: Bisakah Persib Masuk 30 Besar Asia?
Berdasarkan tren saat ini, peluang Persib Bandung masuk 30 besar Asia dalam 3-5 tahun ke depan cukup terbukti. Langkah strategis seperti kolaborasi dengan FIFA dan peningkatan kualitas liga domestik menjadi modal utama. Jika konsistensi ini terjaga, bukan tidak mungkin Persib akan menyusul rival sekawasan seperti Buriram United (Thailand) atau Johor Darul Ta’zim (Malaysia).
Untuk menembus lima besar Asia Tenggara, PSSI perlu memperkuat kerja sama antar klub. Misalnya, dengan menginisiasi turnamen eksklusif antar negara ASEAN atau meningkatkan kuota pemain muda di liga profesional. Sinergi antara pemerintah, swasta, dan komunitas suporter juga krusial dalam menciptakan ekosistem sepak bola yang sehat.
Penutup
Peringkat Persib Bandung di Asia Tenggara adalah cerminan dinamika sepak bola Indonesia yang sedang bertransformasi. Di satu sisi, ada kemajuan yang patut dibanggakan; di sisi lain, tantangan klasik masih menghadang. Dengan komitmen semua pihak, bukan hal mustahil bagi Maung Bandung untuk keluar dari bayang-bayang rival ASEAN dan bersaing di level Asia.
Bagi bobotoh dan pecinta sepak bola tanah air, momentum ini harus menjadi cambuk untuk terus mendukung klub-klub lokal. Karena di balik angka peringkat, ada semangat jutaan orang yang berharap melihat Indonesia kembali jaya di kancah sepak bola Asia Tenggara.
(Artikel ini ditulis secara eksklusif oleh tim idngaming.com untuk score.co.id. Dilarang menyalin atau menggunakan konten tanpa izin.)












