Ranking Liga Indonesia di Dunia
Dalam dinamika sepak bola global, posisi sebuah liga nasional menjadi cerminan kesehatan dan daya saing sepak bola suatu negara. Score.co.id menyajikan analisis mendalam tentang posisi Liga Indonesia pada peta sepak bola dunia di tahun 2025. Berdasarkan data resmi dari badan-badan otoritatif, kita akan mengeksplorasi capaian, tantangan, dan langkah ke depan yang diperlukan.
Peta Kompetisi Global: Dua Pendekatan, Satu Realitas
Untuk memahami posisi Liga Indonesia, kita perlu melihat dua sistem pemeringkatan utama yang digunakan dunia sepak bola:

1. Peringkat Kompetisi Klub AFC
Peringkat ini, dikeluarkan oleh Konfederasi Sepak Bola Asia (AFC), bertujuan menentukan alokasi slot untuk kompetisi klub Asia, seperti:
- AFC Champions League Elite
- AFC Champions League Two
- AFC Challenge League
Metodologi AFC mengakumulasi poin dari performa klub-klub suatu negara selama delapan musim terakhir, dengan bobot lebih besar pada musim terbaru.
2. Peringkat Liga Nasional Terkuat IFFHS
Federasi Internasional Sejarah & Statistik Sepak Bola (IFFHS) menggunakan pendekatan statistik yang lebih luas. Peringkat ini menilai kekuatan kompetitif liga berdasarkan performa klub papan atas di kompetisi domestik, kontinental, dan interkontinental.
Kedua sistem ini saling melengkapi, memberikan gambaran menyeluruh tentang posisi Liga Indonesia di kancah Asia dan dunia.
Peringkat AFC: Realitas Pahit dan Keterbatasan Akses
Berdasarkan rilis resmi Peringkat Kompetisi Klub AFC 2024-2025, Indonesia berada di peringkat ke-25 Asia dan ke-11 di Zona Timur, dengan total 18.653 poin. Posisi ini memiliki konsekuensi nyata:
- Untuk musim 2026-2027, Indonesia hanya mendapatkan:
- 1 slot play-off untuk AFC Champions League Two
- 1 slot play-off untuk AFC Challenge League
- Tidak ada wakil Indonesia yang lolos langsung ke babak penyisihan grup, memaksa klub untuk melewati babak kualifikasi yang kompetitif.
Akar Masalah: Beban Sejarah
Peringkat rendah ini dipengaruhi oleh “beban sejarah”. Data menunjukkan bahwa Indonesia mencatatkan nol poin pada beberapa musim, seperti 2016, 2017, dan 2021, akibat absennya partisipasi atau performa buruk. Meski ada tren perbaikan dalam 2-3 musim terakhir, catatan buruk masa lalu masih menekan rata-rata poin.
Perbandingan dengan Negara Tetangga
Untuk memahami posisi Indonesia, berikut perbandingan dengan negara-negara Asia Tenggara:
| Peringkat Asia | Negara | Total Poin | Alokasi Slot ACL2 (2026-27) |
|---|---|---|---|
| 7 | Thailand | 54.873 | 1 slot langsung + 0 slot play-off |
| 11 | Malaysia | 40.039 | 1 slot langsung + 0 slot play-off |
| 14 | Vietnam | 35.038 | 1 slot langsung + 1 slot play-off |
| 15 | Singapura | 29.405 | 1 slot langsung + 1 slot play-off |
| 23 | Kamboja | 20.112 | 1 slot langsung + 1 slot play-off |
| 25 | Indonesia | 18.653 | 0 slot langsung + 1 slot play-off |
| 27 | Filipina | 16.706 | 0 slot langsung + 1 slot play-off |
Analisis Tabel
- Indonesia tertinggal jauh dari Thailand, Malaysia, dan Vietnam, yang masing-masing mendapatkan slot langsung untuk AFC Champions League Two.
- Bahkan Singapura dan Kamboja berada di atas Indonesia, dengan Kamboja secara mengejutkan mengamankan satu slot langsung.
- Posisi Indonesia hanya sedikit lebih baik dari Filipina, menunjukkan betapa kompetitifnya persaingan di Asia Tenggara.
Peringkat IFFHS: Perspektif Global
Pada Peringkat IFFHS 2024 (dirilis awal 2025), Liga 1 Indonesia berada di peringkat ke-97 dunia. Ini menempatkan Indonesia jauh di belakang liga-liga elite Asia seperti:
- J.League Jepang: Peringkat 20 dunia
- Saudi Pro League: Peringkat 21 dunia
- K League 1 Korea Selatan: Peringkat 32 dunia
Peringkat ini mengonfirmasi bahwa Liga Indonesia masih berada di lapis ketiga Asia dan eselon bawah secara global.
Menyikapi Realitas: Tantangan Struktural
Peringkat rendah adalah gejala, bukan penyakit utama. Berikut adalah beberapa masalah struktural yang mendasari:
- Tata Kelola yang Belum Profesional: Manajemen klub dan liga masih perlu banyak perbaikan.
- Infrastruktur Stadion: Banyak stadion tidak memenuhi standar internasional.
- Insiden Kekerasan Suporter: Kejadian berulang menodai reputasi dan keamanan liga.
- Pengembangan Pemain Muda: Kurangnya akademi dan scouting yang terstruktur menghambat regenerasi talenta.
Seperti yang dikatakan seorang analis sepak bola Asia:
“Peringkat liga adalah cerminan dari ekosistem sepak bola suatu negara secara keseluruhan. Untuk menaikkan peringkat, Anda harus membangun dari dasar.”
Jalan Menuju Perbaikan
Untuk mendongkrak posisi Liga Indonesia, diperlukan reformasi sistemik yang mencakup:
- Profesionalisasi Manajemen: Klub dan liga harus dikelola dengan standar internasional.
- Peningkatan Infrastruktur: Investasi pada stadion dan fasilitas pelatihan.
- Pengembangan Pemain Muda: Akademi sepak bola dan sistem scouting yang lebih baik.
- Sinergi Pemangku Kepentingan: Kolaborasi antara PSSI, PT LIB, dan pemerintah untuk memperbaiki ekosistem sepak bola.
Penutup: Perjalanan Panjang Menuju Pemulihan
Peringkat Liga Indonesia di tahun 2025 adalah cambuk sekaligus peta jalan. Meski posisinya masih jauh dari ideal, perbaikan sistemik yang konsisten dapat membawa Indonesia bersaing dengan Thailand, Vietnam, atau bahkan naik kelas di Asia. Dengan komitmen dan langkah strategis, mimpi untuk melihat Liga Indonesia berjaya bukanlah hal yang mustahil.
Nantikan berita dan analisis sepak bola terkini hanya di Score.co.id, sumber terpercaya untuk pecinta sepak bola tanah air.












